Kembali

1.3K 276 29
                                    

"Aku harus cari kemana lagi?"

(Name) bertolak pinggang sembari mendengus. Sudah lelah mencari ke setiap kelas dan lorong-lorong tapi tak menemukan dimana keberadaan cermin tersebut.

Tak terasa sudah hampir seharian (Name) tidak memasuki kelas dan sekarang hari sudah malam. Harusnya abis ini (Name) masih ada jam terakhir untuk kelasnya.

Sebenarnya bisa saja (Name) menunggu sebentar lagi untuk besok, hanya saja ia tidak tenang. Sebelum memastikan tubuhnya kembali seperti semula, (Name) tidak akan menyerah untuk mencari cerminnya.

"Masa aku coba cari di asrama lain sih?" (Name) bermonolog.

Tidak mungkin dia nekat cari di asrama lain apalagi dengan penampilan cowoknya.

"Gimana, (Name)? Ketemu gak?"

Noya datang dari arah lapangan. (Name) menggeleng lemah.

"Kau nemu gak?" tanya (Name) balik.

"Enggak. Aku lagi inget-inget taro dimana. Bahkan aku udah nyari ditempat-tempat yang aku gak datangi, tapi tetap aja gak ada." Noya menjelaskan.

"Terus gimana? Tanaka mana?" (Name) bertanya ketika menyadari kalau si biksu satu itu tidak nampak, "Dia ke dapur kan?"

"Iya katanya tadi dia mau coba cari disana." Noya menjawab.

"Beneran cari atau numpang makan? Nanti bukannya mencari tapi dia malah makan lagi." (Name) berujar skeptis.

"Mencari sekalian makan. Sekali nyelam dua pulau terlampaui." kata Noya dengan cengiran khasnya.

(Name) mendengus melihat pemuda cebol yang mencoba terlihat pintar dengan mengatakan kalimat itu. (Name) juga takjub dengan pemikiran Noya yang entah mengapa menyambung dengan si teman botaknya—Tanaka. Tak heran kalau mereka berteman.

"Hoi!!! Noya, (Name)!!"

Noya dan (Name) menoleh ke arah Tanaka yang lagi melambai-lambaikan tangannya dengan semangat. Dibanding dengan Tanaka, (Name) lebih tertarik dengan apa yang ada di tangan si botak itu.

Gadis jadi-jadian itu memicingkan matanya guna mempertajam penglihatan. Keningnya mengerut dengan heran.

"Kok bawa itu?! Cerminnya mana?" (Name) menodong Tanaka dengan kesal.

Tanaka mendengus, "Sabar dulu dong. Aku nyari tadi masih banyak orang di dapur. Terus aku nyari wig buat kau pake. Jadi, kalau semisal cerminnya gak ketemu, kau bisa pake wig ini dulu biar kayak cewek lagi sambil nunggu sampe besok pagi." jelas Tanaka.

"Wah boleh juga tuh!" Noya tampak setuju.

Walaupun ide Tanaka masih masuk akal tapi (Name) agak tidak setuju. Soalnya, (Name) pengen balik secepatnya ke bentuk awalnya daripada menunggu sampai esok hari.

"Aku maunya cari cermin itu dulu sampe dapat! Gak mau nunggu sampe besok pagi!" (Name) mengutarakan ketidaksetujuan nya, "Kan aku udah bilang kalo aku gak akan tenang sampe itu cermin ketemu!"

"Iya, iya, aku tau. Cuma ini buat jaga-jaga aja. Daripada kau dicurigai gak masuk ke kelas, lebih baik nyamar jadi cewek dulu kan?"

(Name) terdiam mendengar penjelasan Tanaka yang masuk akal. Tumben juga ini botak bisa ngomong hal yang benar.

"Tapi aku bukan nyamar jadi cewek! Aku memang cewek!" ucap (Name) tampak tidak terima dengan kalimat terakhir Tanaka.

"Ya ya terserah kau saja. Yang penting pakai ini dulu!" Tanaka menyodorkan sebuah wig dengan panjang sebahu yang entah dia dapat darimana.

(Name) menerima dengan setengah hati. "Ini gak ada yang bagusan dikit apa warnanya? Kayak janda pirang."

Tanaka mendengus, "Komen mulu."

Haikyuu Hogwarts x (Reader)Where stories live. Discover now