Diagon Alley : Edisi Hogwarts House

2.3K 503 26
                                    


(Name) dan Alisa keluar dari toko jubah madam Malkin setelah membeli jubah dan juga mantel. Dan sekarang mereka akan lanjut ke toko Ollivanders untuk membeli tongkat sihir.

"Ehmm Alisa, aku baru ingat tadi Daichi mengatakan sesuatu tentang asrama. Aku baru tahu kalau Hogwarts memakai sistem asrama." tanya (name) mengingat soal ucapan Daichi tadi.

(Name) memandang Alisa yang sedang menatap lurus ke depan."Itu terbagi menjadi asrama putra dan putri kan?" tanyanya.

"Tidak." sahut Alisa.

"Eh?" (Name) menaikkan sebelah alisnya bingung. Kalau bukan putra dan putri, terus apa? Masa iya di gabung?

"Hogwarts mempunyai empat asrama. Masing-masing asrama dinamai sesuai dengan pendiri mereka." kata Alisa memberitahu.

"Empat? Apaan aja?" tanya (name) penasaran. Ia tidak pernah mendengar ada sekolah yang memiliki sistem asrama yang terbagi menjadi empat.

"Biar ku sebutkan. Yang pertama ada Asrama Gryffindor. Pendirinya adalah Godric Gryffindor. Lambang asrama ini adalah singa dengan warna merah dan emas sebagai warna asramanya. Nilai dari asrama ini adalah orang yang mempunyai keberanian, sifat kepemimpinan, kejujuran, dan setia. Gryffindor ini termasuk asrama yang paling umum sih." kata Alisa memberitahu. (Name) mengangguk sambil menyimak.

"Jadi masing-masing asrama ada namanya dan karakternya begitu? Ini menarik!" batin (name) girang.

Alisa melanjutkan penjelasannya. "Lalu yang kedua ada Asrama Hufflepuf. Pendirinya adalah Helga Hufflepuf. Lambang asrama ini adalah luwak dengan warna kuning dan hitam sebagai warna asramanya. Hufflepuf melambangkan dedikasi, sopan, kesabaran, kerja keras dan kesetiaan. Kebanyakan yang masuk Hufflepuf ini orang nya baik dan ramah, contohnya kayak Daichi."

"Oh iya tadi dia bilang kalau asramanya Hufflepuf. Pantas sih Daichi masuk Hufflepuf, dia kelihatan nya baik sekali." komentar (name), Alisa mengangguk mengiyakan.

"Benar. Kau saja orang asing yang baru mengenalnya sudah berkata begitu. Daichi memang sangat baik dan ramah. Tapi kau tahu, ketika dia sudah marah..." Alisa memandang (name) dengan mata melotot. "Kau tau lah ya." lanjutnya sambil meringis kecil.

Alisa ingat betul waktu Tanaka dan Nishinoya–teman asrama nya–dan juga Terushima–teman asrama Daichi– bikin ulah dengan memasang Dungs bomb di koridor saat istirahat yang menyebabkan beberapa anak mual-mual dan muntah pada saat bersamaan. Pokoknya kacau sekali deh.

Alisa masih ingat betul wajah Daichi yang biasanya tersenyum hangat berubah menjadi menyeramkan. Bahkan dia sampai bergidik ngeri.  Mungkin kesabaran nya sudah benar-benar habis menghadapi pembuat onar seperti mereka bertiga.

"Lanjut, yang ketiga ada Ravenclaw. Pendirinya adalah Rowena Ravenclaw. Lambang asrama ini adalah burung elang dengan warna biru dan perunggu. Ravenclaw melambangkan kreativitas, kecerdasan, kebijaksanaan, kecantikan/ketampanan. Intinya yang masuk Ravenclaw anak-anak yang cerdas dan pintar atau yang sedari lahir udah punya bakat alami. Rata-rata anak Ravenclaw cakep-cakep cuma mereka lebih suka menyendiri gitu deh. Kiyoko masuk asrama ini."

"Gak heran sih, Kiyoko kan cantik." (Name) mengangguk memaklumi. "Kayaknya juga pinter, iyakan?" tanya (name) meminta persetujuan Alisa.

Alisa mengangguk setuju. "Jangan ditanya." katanya, lalu mereka tekekeh kecil.

"Nah, yang terakhir ada Slytherin. Pendirinya adalah Salazar Slytherin. Lambang asramanya adalah ular dengan hijau dan perak sebagai warna asramanya. Slytherin ini melambangkan kelicikan, kecerdasan, ambisi, pokoknya mereka bakalan lakuin apapun buat dapetin yang mereka mau." jelas Alisa. Ia beralih menatap (name), muka ha keliatan jengkel waktu ngomongin tentang Slytherin. "Kebanyakan anak Slytherin tuh licik banget, meresahkan deh pokoknya." lanjut Alisa sebal.

"Kok Slytherin kayak terkesan jahat ya." komen (name)

"Ya gitu deh, tapi gak semuanya kok. Cuman anak laki-laki nya yang cenderung meresahkan, hati-hati aja kau kalau deket sama anak Slytherin nanti, jangan sampai terjebak sama akan licik mereka." Alisa mengingatkan.

(Name) tidak tahu apa yang membuat gadis di sebelahnya sangat kesal dengan Slytherin. Tapi yang pasti, (name) akan mendengarkan nasihat Alisa untuk hati-hati dengan anak Slytherin. Kalau Alisa sudah kesal begitu, sudah pasti anak Slytherin melakukan sesuatu yang membuatnya kesal.

"Semoga saja aku dijauhkan oleh ular-ular itu." kata (name).

Alisa mengangguk mengamini. "Mudah-mudahan. Aku juga ingin sekali dijauhkan dari ular itu. Mereka meresahkan soalnya." katanya.

"Kalau mau tahu akan masuk asrama itu bagaimana?" tanya (name).

"Oh itu dilakukan melalui Shorting Hat. Anak tahun pertama akan dikumpulkan di Great Hall atau aula utama untuk upacara penyambutan. Lalu mereka akan melakukan penyortiran yang akan menentukan mereka akan ditempatkan di asrama mana." sahut Alisa.

(Name) memandang Alisa dengan bingung. "Make topi? Gimana milihnya?" batin (name) penasaran.

Menyadari raut wajah (name) yang terlihat bingung, Alisa kembali bersuara. "Sesuai namanya, penyortiran dilakukan dengan menggunakan sebuah topi tua yang sudah diberi kekuatan oleh para pendiri terdahulu untuk menyeleksi anak tahun pertama, yang sekiranya sesuai dengan kriteria mereka untuk masuk ke asrama mereka. Anak tahun pertama akan di panggil namanya dan mereka akan meletakkan topi itu di atas kepalanya untuk membaca isi kepalanya beserta sifatnya. Setelah itu sorting hat akan menentukan di asrama mana ia harus meletakkan anak tersebut." jelas Alisa.

(Name) manggut-manggut mengerti. "Ohh begitu. Lah terus aku?"

"Kupikir kau akan melakukan penyortiran juga. Mengingat kau baru."

"Yaa aku berdoa saja semoga tidak masuk Slytherin." kata (name) penuh harap.

Ogah banget (name) masuk Slytherin yang penghuninya kata Alisa meresahkan.

"Kau tidak akan bisa. Slytherin khusus penyihir berdarah murni, Muggleborn tidak diizinkan menempati asrama itu. Paling-paling hanya Halfblood, kebanyakan Pureblood. karena pendiri Slytherin sangat tidak menyukai Muggleborn. Bahkan katanya dia membuat ruangan yang diisi sebuah monster untuk membunuh penyihir kelahiran Muggleborn."

Penjelasan Alisa membuat (name) menganga, syok.

"Hiii kok serem sih?" kata (name) bergidik ngeri.

"Tenang saja itu sudah terjadi bertahun-tahun lalu, sekarang sudah tidak kurasa." Kata Alisa berusaha meyakinkan, tapi entah mengapa (name) terdengar ragu.

"Kurasa? Kalau aku dikirim kesini untuk mati bagaimana?" kata (name) nethink.

"Jangan nethink dulu dong, kau tidak akan mati." balas Alisa sebal, lalu dia tersenyum kecil. Di depan sana toko Ollivanders sudah terlihat.

"Tenang saja, Hogwarts adalah tempat yang aman. Kau bisa menyebutnya rumah." kata Alisa meyakinkan sambil berjalan duluan menghampiri toko itu.

"Rumah ya?" gumam (name).

*****

Thanks for reading and voting🥰

Sorry for typo

Note :

Dungs bomb : bom kotoran

Haikyuu Hogwarts x (Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang