Hampir

2K 418 58
                                    


"Sialan. Kenapa coretan ini tidak mau hilang juga?" (Name) mendesis kesal sembari terus menggosokkan tangannya pada pipinya yang terdapat coretan tinta dari sang profesor gila.

"Hihihi..."

Terdengar suara cekikikan lalu tiba-tiba seorang hantu perempuan keluar dari kloset. Ia melayang-layang dengan tubuh transparan, masih dengan suara cekikikan nya yang khas.

(Name) mengernyit heran kala melihat sang hantu berdiri tak jauh darinya.

"Kau tidak bisa terus menggosokkan pipi mu seperti itu. Nanti akan menimbulkan bekas kemerahan dan itu akan sangat menganggu di wajah cantik mu ..." Moaning Myrtle berujar memberitahu. Ia melayang-layang di atas langit-langit kamar mandi.

(Name) menatap sang hantu lewat cermin, ia masih berusaha menggosokkan pipi yang terdapat berkas coretan tersebut agar menghilang, "Aku tahu. Tapi coretan sialan ini tidak mau hilang!"

"Kalau begitu tambahkan saja sabun lagi." Myrtle menyarankan. Kini ia melayang terbalik di udara. (Name) baru tahu kalau hantu bisa akrobat.

"Oh iya kau benar." ucap (name) tersadar. Lalu mengikuti saran Myrtle dengan menambahkan sabun dan mulai menggosokkan kembali bekas coretan tersebut agar hilang.

"Ngomong-ngomong apakah kau si Moaning Myrtle?" tanya (name) melirik sekilas hantu yang sekarang tengah duduk di dekat jendela kamar mandi.

Ia sudah banyak mendengar dari anak-anak lain tentang desas-desus si hantu merana yang tinggal di toilet perempuan lantai dua. Kabarnya, hantu itu ialah korban dari monster Basilisk beberapa tahun silam.

"Aku akan lebih senang jika kau memanggilku dengan sebutan Myrtle." ucap Myrtle.

"Baiklah Myrtle. Terima kasih atas sarannya." kata (name).

Sejenak, (name) bisa melihat kalau Myrtle tengah memandangi dirinya.

"Pasti enak ya, menjadi dirimu ..." Myrtle berujar tertahan sembari memandangi wajah (name) yang memantul di cermin yang ada dihadapannya.

"Maksudnya?" tanya (name) tak mengerti.

Myrtle memasang wajah sendu, matanya menerawang jauh, "Kau begitu di sukai, dengan sifatmu, wajah mu. Siapa yang tidak akan menyukai mu? Para Slytherin itu, dan Gryffindor, mereka selalu berada di dekatmu. Pasti kau senang karena dikelilingi mereka bukan?"

Perkataan Myrtle membuat (name) mengernyit heran. Ia bahkan menaikkan sebelah alisnya sebagai respon. Dekat dengan Slytherin? Jangan bercanda! Kalau Gryffindor kan sudah pasti. Mereka semua adalah teman satu asramanya. Sudah pasti (name) dekat dengan para Gryffindor. Tapi Slytherin? Hell, yang benar saja!

"Kalau boleh jujur, aku merasa sangat jengkel jika berada di kerumunan ular itu." gumam (name) sebal.

"Aku tidak seperti kau. Jujur, aku sedikit iri dengan kau. Meskipun wajahmu terdapat coretan, kau masih terlihat begitu cantik." Myrtle berujar sendu, ia menunduk dalam,
"Tapi aku? Lihatlah aku ... mereka selalu membully ku dan berkata kalau aku jelek dengan kacamata bulatku." Si hantu itu perlahan mulai terisak, "Hiks... hiks ... kenapa mereka selalu menghinaku? Bukankah itu tidak adil?"

(Name) yang melihatnya sedikit bingung. Ia memberhentikan sejenak aktivitas nya, "Errr ... Sejujurnya, kau terlihat manis dengan kacamata mu itu."

"Kau pasti berbohong hanya untuk membuatku senang!" seru Myrtle. Matanya melotot marah pada (name).

"Aku berkata jujur. Asramamu Ravenclaw bukan? Bukankah anak-anak dari asrama itu dominan cantik dan cerdas? Well, kau salah satunya. Jangan pedulikan apa kata orang lain." (Name) berujar dengan enteng.

Haikyuu Hogwarts x (Reader)Where stories live. Discover now