Peron 9 ¾?

2.2K 492 25
                                    

Aku up sekarang aja deh, takut nanti siang gak keburu. Ada zoom soalnya.

Happy Reading-!!🥰🙏🏻

*****

"Sudah selesai?" Alisa bertanya saat melihat (name) keluar dari toko Ollivanders. Alisa tidak masuk ke dalam dan memilih menunggu di luar.

(Name) mengangguk sambil mengangkat sebuah kotak yang di dalam nya terdapat tongkat sihir miliknya.

"Sudah. Kacau sekali, aku beberapa kali memecahkan vas dan memberantakkan tempat itu. Tapi pemilik nya tidak marah." kata (name) sambil geleng-geleng sekaligus heran.

Alisa tertawa. "Hahaha itu sudah biasa. Tapi kau sudah menemukan tongkat yang cocok kan?" tanyanya.

"Sudah." jawab (name).

Mereka berjalan menjauhi toko Ollivanders untuk mencari barang yang akan mereka beli selanjutnya.

"Kalau begitu beli apa lagi?" Alisa menoleh pada (name) yang tengah membaca daftar perlengkapan nya seraya bergumam.

"Disini wajib membeli burung hantu." sahut (name) sambil mendongak menatap Alisa.  "Sebenarnya Burhan ini untuk apa sih?" tanya (name) penasaran sambil memasukkan kembali daftar itu ke saku nya.

"Burung hantu diperlukan untuk mengantar surat. Kau bisa mengirimkan surat ke orang tuamu melalui burung hantu ini." jawab Alisa memberitahu.

(Name) mengerutkan keningnya, bingung. "Masih jaman make beginian? Bukannya udah bisa lewat hp ya?" tanyanya heran.

"Kau tidak diizinkan membawa atau memakai alat muggle di Hogwarts. Kalaupun kau membawa nya, belum tentu kau bisa menggunakan nya." jawaban Alisa membuat (name) melebarkan matanya tak percaya.

"Sebenarnya Hogwarts ini di negeri antah-berantah mana sih?! Masa hp aja gak bisa di bawa?! Terus, kalo gak ada hp, gue ngapain anjrit?! Kalo mau begadang nonton anime gimana?!" (Name) mengungkap kekesalannya dalam hati.

"Kenapa begitu?" tanya (name) sebal.

Alisa menggidikkan bahunya. "Ya mana kutahu, memang begitu peraturan nya." katanya minta ditampol.

"Menyebalkan sangat menyebalkan." gerutu (name).

Mereka sudah sampai ke toko hewan dimana (name) akan memilih hewan yang akan menjadi peliharaan nya. Lalu mereka masuk ke dalam.

Ada banyak jenis hewan, tapi yang paling dominan burung hantu dan kucing. Mengedarkan pandangannya, (name) menatap jijik ke sekumpulan katak yang berada di sudut ruangan. Tak terbesit keinginan sekalipun untuk membeli makhluk menjijikkan itu.

"Silahkan kau pilih burung hantu yang mana." kata Alisa membuyarkan lamunan (name).

"Yang tidak galak dan penurut. Aku tidak mau sampai di patok nanti." sahut (name) agak ketus.

Sudah cukup ya (name) dipatok ayam tetangga waktu dia di Indonesia dulu karena suka mengambil telurnya. Ah jangankan mengambil telur, (name) tidak melakukan apa-apa ayam itu bahkan mengejarnya. Ayam sialan emang, di goreng baru tahu rasa.

"Kupikir yang satu itu lucu." tunjuk Alisa pada burung hantu yang sedang memiringkan kepalanya dengan lucu.

Mata (name) berbinar senang. "Wah, iya kau benar, aku mau beli yang itu." tunjuk nya dengan semangat.

Mereka menghampiri burung hantu itu. Dengan (name) yang langsung semangat mengelus kepala burung hantu itu, ia hanya penasaran bagaimana bulunya, yang ternyata sangat lembut.

"Wah dia benar-benar sangat lucu. Bulunya juga benar-benar lembut!" seru (name) terkagum-kagum.

Alisa hanya mengangguk mengiyakan. Entah kenapa tingkah (name) mirip seperti bocah yang baru mendapatkan balon. Alisa senang sih gadis itu kelihatan riang, tapi agak aneh melihat orang seumur (name) bertingkah seperti itu.

Haikyuu Hogwarts x (Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang