🍂Chapter 13🍂

5.3K 884 139
                                    

"Mau nyoba?," ujar Bang Liam ke gue yang entah apa yang dia maksud

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau nyoba?," ujar Bang Liam ke gue yang entah apa yang dia maksud.

Hah?

Di tengah-tengah gue yang bertanya-tanya, Bang Liam nyamperin gue, dan setelah itu dia tiba-tiba berbisik,

"Habisin mereka semua," bisiknya, dan bisikannya bikin bulu kuduk gue merinding.

Belum sempat gue memberikan reaksi, dalam waktu yang singkat, dengan kejadian yang singkat pula, Bang Liam tiba-tiba dipukul sama Oni. Dan di waktu yang sama juga, pihak musuh mengambil kesempatan disaat kami tengah lengah dengan membuat perlawanan, hingga keadaan gak bisa terkendali lagi.

Gue yang gak tau apa-apa, dan gak punya pengalaman apapun, cuman bisa waspada dengan perlawanan yang ada, namun siapa sangka di tengah-tengah kericuhan Bang Liam tiba-tiba ngiket ujung gagang celurit pake slayer merah yang sama kayak di mimpi, dan itu juga slayer yang jadi pajangan di Beskem.

Disaat Bang Liam lagi ngiket dengan jarak kita yang deket, selain bau amis darah yang tecium menyengat, secara samar gue denger Bang Liam ngomong seorang diri,

"Jaga dia," dan habis itu, dia ngusap kepala gue singkat,byang terbungkus kain masker, tapi gue masih bisa merasakan tangan Bang Liam yang hangat. Setelah itu, dia pergi ninggalin gue seorang diri.

Ngeliat Bang Liam pergi buat ngelawan para musuh, tiba-tiba muncul emosi yang tak terkendali,

"Ini, gue ditinggal sendirian aja? Gak mau dibantu, gitu?," batin gue menggerutu.

Gue yang baru kali ini ikutan kayak gini dengan kondisi lapangan yang gaj pernah biarin kita lengah, apalagi nyantai dulu, nafas dikit aja, golok lewat depan mata. Untung aja ada Oni yang tarik gue, kalo enggak, tu golok nyenggol muka gue.

Gue hampir aja jantungan pas kejadian itu..

Setelah itu kejadian itu Oni gak pernah sedikitpun jauh dari gue, dia selalu ada di deket gue, dan bantuin gue.

"Sini, jangan jauh-jauh!"

Dengan perasaan yang campur aduk serta merta, pikiran bingung, gue mencoba ngelawan mereka lagi, walaupun kadang kena, kadang enggak.

Dan gak lama setelah kemudian, anak-anak geng Coni lainnya dateng, bantuin kami.

"Kemana aja, lama bet lu, anjirr!," celetuk Bang Bono dari jauh sana.

"Anjing, kerja dulu!!"

"Lu, lagi kemana aja!!"

"Lupa ya lu... gue kan punya anak...!

"Oh iya, lu kan nge-DP..."

"....."

Seperti itulah yang terdengar dari gue, dan gue bisa menyimpulkan kalo mereka ini, emang udah tua. Buktinya, ada yang udah kerja, ada yang udah punya anak juga.

DUA DIMENSI |BL|TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang