Part 25

260 42 20
                                    

We were born to be alone
But why we still looking for love?

BLACKPINK – Lovesick Girls

- 18 -

Badai pasti berlalu, begitu pula minggu UTS. Hari itu hari Sabtu. Mayoritas penghuni kosan Newtown Suites tengah bepergian. Tak terkecuali Ria yang juga sudah memiliki rencananya sendiri untuk menghabiskan akhir pekan.

Akhir-akhir ini, Ria jadi gemar menghabiskan waktunya sendiri. Dia menjelajahi berbagai kegiatan baru, salah satunya seni pottery. Ini sudah kali ketiga Ria mendaftarkan diri ke kelas pottery yang studionya kebetulan berlokasi di area BSD. Tidak disangka hobi barunya itu mampu menyembuhkan penyakit homesick-nya. Sebenarnya, memalukan juga sih menyebut itu penyakit homesick padahal jarak Jakarta-BSD gak seberapa. Tapi mau bagaimana lagi? Namanya rumah, pasti bakal lebih nyaman dari hotel bintang lima manapun.

Ketika Ria hendak mengisi ulang jug water-nya di pantry sebelum berangkat, dia bertemu dengan wajah familiar.

"Winna, kan?" Ria menyapa gadis berambut bob panjang sebahu yang berdiri di depan dispenser.

Sang empunya nama menoleh, matanya membulat. "Kak Ria? Gak pulang ke Jakarta?"

"Enggak, nih. Udah buat appointment," balas Ria sepotong. Tujuannya untuk membuat Winna penasaran.

"Oh..." Balas Winna singkat dan canggung. Diluar harapan Ria.

Well, hubungan Ria dan Winna mendadak jadi canggung sejak kejadian tempo hari. And it's all thanks to Juan.

"Gimana UTS?" Tanya Ria lanjut basa-basi.

"Aman," Winna tersenyum. "Kak Ria gimana?"

"Udah berserah."

Winna terkekeh. Begitu Ria sudah menyerah dengan percakapannya yang buntu, Winna baru bersuara. "Appointment Kak Ria jam berapa?"

"Jam 1 siang. Kenapa, Win?"

"Oh, bentar lagi, ya. Kira-kira selesai jam berapa, Kak?"

"Hmm, paling lama dua jam, sih. Kenapa, nih? Jadi kepo."

"Pengen ajak makan bareng aja. Or maybe next time, pas Kak Ria lagi free–"

"Hari ini kamu free gak, Win? Gimana kalau kamu ikut aku ke pottery class, terus habis itu kita makan bareng?"

"Aku kosong sih hari ini... Pottery, ya...? Hmm, aku gak ada pengalaman, sih. Emang gapapa?"

"Aku juga ikutnya kelas untuk beginner, kok. Cobain aja, Win. Iseng-iseng! Hehe."

"Beneran nih gapapa? Emang slot-nya masih ada?"

"Langsung dateng juga gapapa, kok! Aku kenal sama gurunya." Dengan semangat, Ria hendak bergegas kembali ke kamarnya. "Aku ganti baju dulu, ya! Habis itu kita berangkat. Kamu udah ready?"

"Oke kalau gitu. Aku siap-siap dulu juga, Kak."

Aster Winona... Adik tingkat yang Ria kira kikuk dan lemah lembut itu rupanya penuh kejutan juga.

- 18 -

Setibanya di studio pottery, ternyata kelas sudah penuh dan Winna hanya bisa ikut sebagai pendamping Ria. Karena ini pertama kali Winna menghadiri kelas pottery, Ria menawarkan Winna untuk mengambil slot-nya mempraktikkan langsung, sementara Ria hanya mendampingi. Awalnya tentu Winna menolak karena tahu diri, tapi setelah melihat Ria membanting-banting tanah liat, dia jadi ingin coba untuk melampiaskan emosinya. Dan ternyata melegakan juga.

eighteen [END]Where stories live. Discover now