5

5 0 0
                                    

Sore telah berganti menjadi malam, Ezra yang tadi belum datang pun sudah bergabung dengan Gavin dan Carel di ruang bermain rumah Ehan. Sedangkan Ehan sudah fokus dengan buku-buku nya di kamar karena minggu depan dia akan ada olimpiade kimia. Ehan bilang dia akan belajar bentar sebelum Varo datang, dan dia benar-benar melakukan itu. Ehan bahkan tidak terpengaruh oleh kebisingan ruang sebelah yang di buat temannya.

Suara motor terdengar dibawah, Ehan pikir itu Varo jadi dia memutuskan mengakhiri belajarnya untuk turun membukakan pintu.

Cklek...

"Woiii bro" sambut Ehan tepat saat Varo hendak menekan bel pintu, membuat Varo sedikit terkejut.

"Sembarangan lo, kalo gue jantungan gimana?" kesal Varo sembari memegang dadanya.

"Elo punya sakit jantung?" tanya Ehan dengan polosnya.

"Bodo amat lah Han, ni rumah lo kayak rumah hantu tau ga" komentar Varo karena memang Ehan belum menyalakan lampu-lampu nya, hanya lampu kamar dan ruang bermain saja yang menyala.

"Wkwkwk Males banget gue turun, ini baru mau gue nyalain sama jemput lo"

"Rumah gedung gini gaada satpam atau apa gitu" tanya Varo dengan melihat sekitar dan mengikuti Ehan yang sudah berjalan masuk sembari menyalakan lampu.

"Kalau pembantu cuma sampe siang, biasanya ada satpam sihh tapi hari ini lagi diminta papa kemana gitu jadi cuma ada gue"

"Ini pada dimana" tanya Varo mencari yang lain.

"Pada diatas di ruang main, lo duluan aja tinggal naik ntar ruangannya sebelah kamar gue ada tulisan Ehan nya" pinta Ehan yang dibalas anggukan oleh Varo.

Melihat Varo menyusul yang lain, Ehan kembali menyalakan sisa-sisa lampu yang ada. Ehan menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tengah setelah selesai menyalakan lampu.

"Gede juga rumah gua, gua kayaknya harus minta ke papa buat beli alat yang bisa nyalain semua lampu sekaligus, kasian juga Pak Edi nyalain lampu sebanyak ini" gumamnya dengan kekehan kecil.

Ehan berjalan menuju kamarnya, mencari dimana hp nya berada dan memutuskan memesan makanan untuk yang lain, buat dirinya juga sih, perutnya sudah keroncongan sedari tadi. Ehan tuh terkenal dengan keroyalannya, setiap main bersama temannya atau pun bertemu siapa pun dijalan kalau memang dia mau belikan sesuatu dia pasti langsung belikan. Ehan berakhir memesan nasi goreng, pizza juga minuman sekaligus lalu keluar menyusul yang lain.

"Woiii lo pada ngrampok rumah gue" teriak Ehan saat membuka pintu dan melihat banyak sekali makanan-makanan ringan juga minuman kaleng berserakan. Ehan bahkan tidak tahu kapan mereka mengambilnya. Sebenarnya saat Carel, Gavin dan Ezra main kesini hal itu sudah biasa terjadi, tapi Ehan masih saja kesal karena stok makanannya habis gitu saja.

"Makanya jangan belajar mulu, kita daritadi berisik juga kayaknya lo ga denger" sahut Carel.

"Rumahnya kebakar juga kayaknya gabakal tahu" tambah Gavin.

"Perasaan gue kalo belajar cuma setengah jam, itupun jarang" ucap Ehan tidak terima dengan pernyataan Carel yang bilang kalau dia belajar terus, kalau soal fokus Ehan tidak akan menyangkal hal itu. Ehan memang benar-benar fokus saat mempelajari sesuatu.

"Alahh kemarin sore gue kesini juga lo lagi belajar" ucap Carel yang senang sekalai melihat Ehan kesal.

"Ya itu karena minggu besok gue ada olim, kalau engga juga gue gasudi belajar"

"Yaelahh lo mah emang selalu sibuk sendiri, temennya kenapa-napa juga pasti gatau apa... " perkataan Carel terpotong oleh Ehan yang mulai kesal dengan Carel.

NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang