01| IPA-4

166 41 24
                                    

"Kia Kia, seberapa banyak cinta lo ke gue?" Gamaliel yang kerap di sapa Ali itu menusuk-nusuk tangan cewek yang sedari tadi menatap jendela dengan tenang.

"Sebanyak bintang di langit!" Ucap cewek cuek itu asal.

Ali menyerngit lalu menatap langit di pagi itu yang masih cerah, "Tapi ini pagi?"

"Exactly!"

"Hahahaha!"

Ali menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil berjalan menuju mejanya. Kinan kembali menatap luar jendela setelah cowok tengil itu enyah dari sana, membiarkan suara anak-anak di kelasnya menjadi angin lewat.

Leo meletakkan hapenya diatas meja dengan wajah bosan, jam kosong membuatnya suntuk tapi ketua kelas melarang keras mereka untuk meninggalkan ruangan. Menoleh kesebelah, ada Lyora yang sedang asik menikmati alunan musik sambil memejamkan matanya.

"Ly" cewek itu menoleh sambil mengangkat alisnya, "Lo pilih otak apa uang?"

"Uang lah!"

"Dih tolol! Kalo gue sih milih otak yah"

Lyora menoleh dengan sebal, "Ya semua orang juga bakal milih yang nggak dia punya, goblok!"

"Dih!!" Leo memaki sebal, sementara Lyora tertawa dengan puas.

"Cewek di kelas gue kenapa nggak ada yang waras yah?" Kata Ali yang sedang memperhatikan Lyora dan Leo berselisih. Menatap sebelahnya sambil mendesah, "Ini juga rebahan Mulu, besar nanti mau jadi apa?"

"Bayar uang kas!!!"

Suara nyaring langsung terdengar saat pintu kelas IPA4 terbuka. Cewek pendek dengan wajah imut tapi punya suara toa langsung memenuhi ruangan. Anak-anak memilih menyibukkan diri membuat cewek pendek itu naik darah.

"Bayar bayar cepet!"

Ali mendengus, "Utang gue berapa, sih? Bayar sampe lulus, sini."

Arumi langsung menoleh sambil membawa buku besarnya, "Sok banget! Disini utang lo yang paling banyak, iuran beli sapu pel aja belum lo bayar."

Ali tersenyum malu lalu merogoh saku kemejanya, "Eh eh, uang nya nggak mau keluar gimana dong?"

"Nggak usah alesan, cepet!"

Ali mengeluarkan jarinya dari saku kemudian mengarahkannya membentuk hati kepada Rumi. Cewek pendek itu langsung melempar Ali dengan buku kas kelas, "Sialan!"

Leo terkekeh, "Rumi, punya gue berapa?"

Arumi membuka bukunya kemudian tersenyum manis, "Udah lunas sampe lulus ganteng, manis, manjah. Mau bayarin utang temen lo juga boleh."

"Utang dia dari tahun lalu juga belum di bayar, enggak dulu deh" kata Leo sambil menatap prihatin Gamaliel.

Di kelas 11 IPA 4 ini Leo termasuk jajaran anak orang kaya. Anaknya tidak pelit, royal ke anak kelas makanya Arumi betah lama di sampingnya. Libur semester kemarin Leo sempat membayar trip ke Bali, mengajak sekelas nonton, dan banyak lagi keroyalannya untuk kelas ini.

Lyora meraih dompetnya lalu membawa keluar uang lembar seratus, dia menoleh kebelakang melihat Kinan yang sedang menatap luar jendela dengan tenang tanpa terusik sama sekali, "Mau bayar uang kas nggak? Biar sekalian gue kasiin."

"Lo aja, gue udah" balas Kinan kemudian kembali menatap luar.

"Rumi" panggilnya, "Bayar sampe bulan depan, jadi berapa?"

"40 ribu di kali dua, kan? Jadi 80 ribu"

Arumi berjalan kebelakang lalu menghela nafas panjang. Dua orang di meja paling sudut ini sama-sama terlelap, padahal suaranya sudah sangat kuat tapi bisa-bisanya mereka tidak terusik. Rumi menarik kursi di paling sudut kemudian menatap wajah cowok itu dari samping.

Arumi | Hanni New Jeans Where stories live. Discover now