08. Gadis Teater.

169 146 16
                                    

Saat pertama kali mengenal Aerin, Fasha tak pernah menyangka bahwa ia akan benar-benar menyukai gadis berambut pendek itu.

Aerin berkulit putih, bersih. Dan dia wangi, Fasha dengan mudah mengenali aroma parfum Aerin dan dia sudah hafal dengan itu. Tak sulit bagi Fasha untuk menemukan keberadaan Aerin dari baunya saja.

Terdengar aneh memang, tapi Fasha tidak bohong, laki-laki itu sudah terbiasa dengan aroma parfum Aerin yang kebetulan memang tak pernah gadis itu ganti sejak pertama kali Fasha mengenalnya.

Tak berbeda dari yang remaja lainnnya lakukan saat jatuh hati, Fasha mulai memenuhi kamarnya dengan semua hal yang mengingatkan ia pada sang pujaan hati.

Ada beberapa foto yang Fasha pajang di sana, foto Aerin yang ia ambil atas izin gadis tersebut dan foto mereka berdua, dari beberapa momen selama sepasang insan itu saling kenal.

Aerin itu pemalu, ia juga sepertinya tak terlalu suka masuk kamera, jadi tak banyak momen antara ia dan Aerin, yang bisa Fasha abadikan dalam bentuk gambar, itu saja Aerin terlihat masih ogah-ogahan difoto, ia selalu menolak dengan alasan Aerin tak pandai berfoto dan wajahnya terlihat buruk dalam kamera.

Favorit Fasha adalah potret gugus-nya saat masa orientasi dulu, rupanya ia dan Aerin satu kelompok, Fasha juga baru tau, padahal mereka berdiri bersebelahan. Sayang Fasha belum mengenal Aerin saat foto itu di ambil.

Padahal Aerin di sana terlihat sangat lucu, terlebih dengan tulisan 'MARRY ME CHOCOLATE' yang tertempel di dahinya. Gara-gara itu Fasha ikut-ikutan jadi suka coklat, padahal dulunya laki-laki itu tak doyan makanan yang digilai banyak orang tersebut.

Siapa sangka, Fasha yang selalu konsisten dengan dirinya, bertransformasi menjadi penggila Aerin, yang sadar tak sadar selalu berusaha menyesuaikan diri dengan gadis tersebut.

Fasha lebih suka Iron Man, tapi saat ia tau Aerin lebih suka Loki, Fasha mulai mengoleksi semua hal berbau adik dari Thor tersebut, bahkan lebih banyak dari koleksinya tetang Iron Man.

Banyak hal tentang Fasha, seperti selera musiknya, tontonan, warna favorit, makanan, bahkan hobi dan beberapa hal lain yang berganti sejak ia mengenal Aerin.

Bukan ia rela berubah demi Aerin, tapi ada sejumlah hal menyenangkan yang baru Fasha ketahui dari Aerin. Meski beberapa diantaranya perlu penyesuaian cukup lama bagi Fasha karena cukup kontra dengan dirinya selama ini.

Fasha punya banyak ketakutan dan rasa sakit yang tak bisa keluarganya obati, tapi Aerin justru mengajarkan ia cara menyembuhkannya.

Sejak sadar bahwa ia menyukai gadis itu, Fasha mulai terobsesi ingin menjadikan Aerin miliknya, ia ingin mereka akrab, Fasha ingin tau banyak hal tentang gadis itu, hal-hal yang tak Aerin bagi dengan orang lain selain dirinya.

Namun ia tak seberani itu, rasa takut selalu menghantuinya, hingga lama-kelamaan Fasha tak lagi berani menampakkan rasa sukanya terang-terangan pada Aerin.

Penantiannya tak membuahkan apapun, Fasha mulai menyerah dan ia berhenti.

Semua hal yang mengingatkan ia pada Aerin, Fasha singkirkan jauh-jauh dari kamarnya. Ruangan luas bernuansa coklat susu itu mulai sepi, seperti kamar yang baru hendak ditempati. Jam pasir yang entah kenapa ikut ia koleksi juga Fasha singkirkan jauh-jauh.

PrumessaWhere stories live. Discover now