Bab 6 Curiga

8 0 0
                                    

"Terima kasih atas kedatangannya." Marcel menjabat tangan setiap orang yang hendak keluar setelah meeting selesai.

"Terimalah ini sebagai tanda terimakasih dari saya. Hanya kopi, tapi semoga bermanfaat, ya." Marcel dan Karina membagikan kopi kepada seluruh partner meeting. 

"Pak Marcel baik banget, padahal yang hadir lumayan banyak loh, Pak." 

"Eh tidak apa-apa, ini saya bawakan lagi takutnya ada yang tidak kebagian," ucap Kayla sembari membawa beberapa kopi lagi. 

"Tapi bukankah terlalu berlebihan jika uang perusahaan dipakai untuk barang yang tidak terlalu penting?"

"Tenang saja, ini pakai kartu kredit pribadi Pak Marcel!" ujar Kayla kegirangan. 

Setelah beberapa yang hadir meninggalkan ruangan, kini tinggal Marcel dan Karina juga tamu lainnya yang masih bersiap-siap atau hanya sekedar mengobrol dengan sesama. 

"Pak Marcel baik-baik saja kan?" tanya salah seorang di sana. 

Marcel tersentak. "Saya baik, tenang saja. Sepertinya akhir-akhir ini saya hanya kurang tidur saja," ucap Marcel. 

Selama meeting berlangsung, Karina bisa perhatikan raut gelisah Marcel yang sepertinya menyimpan banyak masalah. "Pak Marcel." 

Marcel menoleh ke arah Karina, ia melempar tatapan penuh tanda tanya padanya. "Kerjaan numpuk," ucap Karina sambil terus berjalan melewati Marcel. 

Marcel menghela nafas frustasi. Ia mengusap wajahnya kasar kemudian ikut berjalan menuju ruangannya. Saat masuk, bisa ia lihat tumpukkan dokumen di meja kerjanya. 

"Dokumen apa itu?" tanya Marcel, karena sebelumnya ia tidak merasa punya tugas tambahan. 

Karina menjawab, "Kayla mengajukan beberapa idenya untuk produk baru perusahaan kita, dia juga mengirimkan beberapa idenya yang lain. Dia hanya menunggu persetujuan dari kamu." 

"Kamu sudah baca idenya?" 

"Udah. Kalo belum, ngapain juga aku minta persetujuan kamu!" ketus Karina. Walau begitu, ia tetap selalu berhati-hati. Takutnya tiba-tiba Marcel memotong gajinya. 

Marcel meraih salah satu dokumen ide Kayla yang Karina katakan. Ia baca sedikit demi sedikit takut ada yang tidak ia mengerti. "Kamu setuju sama proyek produk baru ini?" tanya Marcel. 

Karina mengangguk. "Setuju. Ide Kayla gak seburuk itu kan buat kamu setujui? Produk kali ini juga pasti menarik minat konsumen luar negeri," ucap Karina penuh semangat. 

Marcel terdiam sambil memandangi kertas itu. Ide Kayla di produk baru ini memang bagus dan bisa lebih membuat perusahaan jadi lebih terkenal lagi. 

"Baiklah, kita kerja lembur untuk beberapa persiapan." Marcel kembali membaca dan memeriksa dokumen lainnya. 

"Siap, Bos!" 

"Gue harus bisa kerja keras biar gajinya juga gede. Gue harus punya banyak uang dan tabungan!" gumam Karina dalam hati. Ia menjadi lebih bersemangat dengan tujuannya kali ini. 

¤¤¤

Marcel masuk ke dalam ruangan dengan dua kopi hangat juga sandwich daging di tangannya. Ia berjalan menuju meja Karina yang sama sibuknya dengan dirinya. 

"Buat kamu. Malam ini harus selesai," ucap Marcel seraya memberikan kopi juga sandwich tadi. 

Karina menatap Marcel. "Pantes ngasih sesuatu, ada maunya." 

"Makasih," lanjut Karina. 

Marcel mengangguk dan kembali ke meja nya. Sedangkan Karina, ia beristirahat sejenak dan mulai melahap sandwich pemberian Marcel. "Ini beli dimana? Kok enak?" tanyanya. 

TAWANAN CINTA TUAN CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang