Chapter 24 ; drowned in the lake

33 5 3
                                    

——————✧◦♚◦✧——————⋆


Killian mengetahui jiwa serigalanya mengatakan bahwa mereka telah menemukan sosok mate pengganti mate mereka sebelumnya sejak kejadian malam purnama beberapa waktu yang lalu. Namun yang terasa aneh bagi Killian maupun Zion adalah kenapa mereka tidak bisa merasakan aroma yang keluar dari tubuh mate mereka.

Tidak mungkin jika mate mereka berada diluar pack house, karena aroma mate mereka hanya bisa dirasakan dengan radius kurang lebih 3 sampai 5 kilometer dan ia tidak akan merasakan keadaan seperti waktu itu jika ia belum menemukan mate-nya. Sedangkan luasnya pack house tidak lebih dari itu. Maka Killian meyakini bahwa mate-nya ada di sekitar pack house, tapi kenapa ia tidak bisa menemukannya?

Killian meringis merasakan sebuah pukulan tepat di perutnya, beberapa langkah mundur. Kemudian ia menegakkan kembali tubuhnya, ia menatap sang Beta yang memberikan pukulan itu padanya.

"Kau tidak fokus pada latihan ini, Alpha." Sang Beta berkata sembari mengelap peluh menggunakan handuk yang diberikan oleh salah satu omega yang menemani latihan mereka.

Killian meregangkan otot-ototnya, ia hanya diam membenarkan perkataan Allerick. Ia pun menerima botol minum dan meneguknya hingga tandas.

"Apa yang menganggu isi kepalamu, Killian?"

Ada saat tertentu Allerick akan memanggil Killian tanpa embel-embel Alpha karena mereka yang memang sudah bersahabat sedari kecil. Killian pun tidak mempermasalahkan hal itu.

"Dimana Reina?" Enggan menjawab pertanyaan Allerick, Killian justru memberikan pertanyaan lain.

Allerick mengangkat bahunya acuh, karena ia memang tidak mengetahui keberadaan omega yang menjadi omega pribadi sahabatnya itu. Ia pun melirik omega yang sedari tadi bersama dengan mereka. Begitu juga dengan Killian.

Merasakan tatapan tajam mengarah kepadanya, omega itu pun menjawab dengan menundukkan kepalanya. "Saya tidak mengetahui dimana keberadaan Reina, Alpha. Karena sedari pagi pun ia memang belum terlihat. Biasanya justru Reina lah yang selalu bangun lebih awal."

Killian mengangguk mengerti. Ia pun merasa aneh dengan absennya wanita bernama Reina itu di hari ini. Selama beberapa minggu Reina telah menjadi omega pribadinya, biasanya setiap pagi ia akan mendengarkan ocehan wanita itu karena kesal dengan perintahnya. Namun, pagi ini terasa lebih tenang dari pagi biasanya. Maka dari itu ia pun berinisiatif untuk bertanya.

"Alpha, sepertinya kita harus ke danau sekarang." Allerick mendapatkan perhatian Killian.

"Untuk apa kita kesana?"

"Aku mendapatkan mindlink dari salah satu pekerja bahwa ada sesuatu disana."

Killian mengerutkan dahinya tidak mengerti dengan perkataan Allerick yang menurutnya tidak lengkap. Ia pun segera memakai bajunya dan pergi ke danau sesuai dengan permintaan sang Beta tersebut.

***

"Sial, kenapa kau hanya menatapnya?!"

Tanpa berpikir lebih jauh, Killian segera berlari dan menjatuhkan dirinya ke air danau yang dingin. Ia berenang semakin ke tengah berusaha secepat mungkin untuk menjangkau tubuh yang telah mengambang di permukaan danau.

Ia segera membawa tubuh itu kedalam pelukannya, dan segera membawa dirinya dan tubuh wanita itu ke daratan.

Dengan segera Killian berusaha menyadarkan wanita yang kulitnya sudah nampak sangat pucat akibat terendam air terlalu lama. Ia berusaha melakukan tindakan CPR dalam beberapa menit namun masih juga tidak berfungsi, ia pun memilih untuk memberikan napas buatan secara implusif tanpa ia sendiri sadari.

Gelanyar aneh dapat ia rasakan kala bibirnya dengan bibir wanita tersebut bersentuhan, sensasi yang telah lama ia lupakan itu kembali dalam dirinya.

"Reina, bernapaslah."

Ia memberikan tamparan kecil pada wajah Reina. Dan kembali memberikan nafas buatan itu, ia harus melupakan sejenak perasaan yang baru saja ia rasanya. Yang lebih dominan saat ini adalah perasaan khawatir dirinya terhadap wanita yang tengah terbaring kaku itu.

"Reina." Panggil Killian dengan panik.

Ia masih memberikan tamparan kecil kala Reina berhasil memuntahkan sedikit air dalam tubuhnya.

Allerick datang membawa selimut dan handuk. Dengan cepat Killian menyambar selimut itu dan segera memakaikannya kepada Reina. Ia pun segera membawa tubuh Reina itu ke dalam Pack House.

Killian segera meletakkan tubuh Reina di ranjangnya.

Benar di ranjangnya. Secara tidak sadar dan karena panik ia membawa Reina menuju kamarnya. Kamar yang terkhusus untuk sang Alpha. Ia pun melarang siapapun untuk masuk termasuk healer yang mencoba untuk mengobati Reina. Entah apa yang ada dalam kepalanya.

Ia melakukan segalanya untuk Reina termasuk untuk mengganti pakaian wanita itu yang basah dengan pakaian kering miliknya. Ia pun mengeluarkan beberapa selimut tebal yang ia miliki untuk menyelimuti tubuh menggigil Reina. Menggosok kaki wanita tersebut, namun sepertinya itu semua tidak berguna. Karena Reina semakin menggigil dalam matanya yang masih terpejam.

Killian pun memutuskan untuk ikut masuk kedalam selimut Reina, ia melepaskan pakaian atasnya dan juga pakaian yang tadi ia kenakan kepada Reina. Ia membekap tubuh Reina dengan pelukan erat, menjepit kedua kaki Reina dengan kakinya.

Sentuhan kulitnya yang panas dengan kulit dingin Reina berhasil membuat wanita itu mengurangi rasa menggigilnya. Ia pun terus membekap Reina sembari memberikan elusan lembut di rambut wanita itu agar membuat tidur wanita itu tenang.

"Apa yang terjadi padamu?" Killian berbisik pada dirinya sendiri. "Dan apa yang telah kau lakukan padaku saat ini, Reina?" Ia memberikan kecupan singkat di dahi wanita tersebut.

***

Killian menerima nampan berisi sup dengan segelas susu jahe hangat. Setelah mengucapkan terimakasih kepada omega tersebut, ia lalu menutup pintu kembali.

Menatap sejenak, Reina yang masih mengigil kedingingan di dalam selimut. Tengah malam ia terbangun karena mendengar suara perut Reina, ia pikir wanita itu sudah terbangun namun nampaknya belum ada tanda-tanda wanita itu akan terbangun.

Dengan inisiatifnya, Killian segera meminta kepada salah satu omega untuk membawakan makanan yang ia pinta.

"Reina." Killian menepuk perlahan kedua pipi wanita itu.

"Hm."

Ia segera membantu Reina untuk menyandarkan punggungnya dikepala ranjang. "Buka mulutmu, Reina."

Sementara Reina yang belum mendapatkan kesadaran sepenuhnya hanya mampu mengikuti apa kata Killian tanpa ia mengerti sama sekali.

"Kunyah, Reina."

Killian menggerakkan dagu wanita itu guna membantunya untuk mengunyah. Dengan telaten pria tersebut membantu Reina untuk memasukkan makanan ke dalam tubuhnya, memberikan suapan demi suapan sup tersebut dengan kondisi Reina yang masih tertutup. Mengelap makanan yang tumpah di dagu Reina.

Dan yang terakhir adalah membantu Reina untuk meminum susunya itu.

"Tidurlah kembali, Reina. Malam masih panjang." Killian menyelimuti kembali tubuh yang masih sedingin es tersebut.

Merasakan Killian yang akan meninggalkannya, Reina sontak menahan pergelangan pria itu."Tetaplah disini." Pintanya.

Dan Killian menurut.

Memasukkan kembali tubuhnya dalam selimut, kembali memeluk Reina. Reina yang merasakan pelukan hangat di kulitnya, segera mencari tempat yang nyaman.



——————✧◦♚◦✧——————⋆

RETROUVAILLES [werewolf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang