Chapter 14

2.9K 365 12
                                    

"Ada apa dengan pakaian bocah itu?"

"Hei jangan dekat-dekat dengannya"

"Dengar-dengar ibunya kabur dari rumah meninggalkan suami beserta anaknya"

"Serius? Kenapa?"

"Biasalah cekcok belum lagi suaminya main tangan"

"Terus bagaimana kabar ibunya sekarang?"

"Entahlah coba kau lihat bocah itu" tunjuk seseorang itu ke arah bocah laki-laki tengah menunduk terduduk di ayunan dengan pakaian kumal.

"Ada luka di kakinya juga memar bukannya ia seperti habis dipukuli?" Tanya seseorang itu menatap sang teman disebelahnya.

"Ya terus?" Tanya balik sang teman.

"Bagaimana jika kita tolong dia?" Sahut seseorang itu pelan namun niatan itu langsung ditolak mentah-mentah.

"Kau bercanda ya! Memangnya apa yang kau lakukan? Bisa-bisa kita yang diamuk ayahnya nanti" seru temannya itu menolak.

"Tapi tetap saja—"

"Dengar aku tahu niatmu itu baik tapi setelah kau membantu bocah itu memang balasan apa yang kau dapatkan? Baik atau buruk? Jangan bertingkah sebagai pahlawan kesiangan deh" sela temannya itu dengan nada mencibir.

"Lagipula dia masih punya ayahnya 'kan? biar saja mereka mengurus masalah mereka sendiri dan kau urus juga masalahmu daripada mengurus orang lain" ujar seseorang itu sebelum berbalik ia berteriak.

"Anak-anak ayo pulang ibu sudah menyiapkan makan siang"

"Ya ibu~"

"Tapi dia.."

"Ah sudahlah abaikan saja dia kau ini benar-benar"dumal wanita itu menyeret anak-anaknya pergi.

Usai percakapan dua orang itu sang bocah yang berada diayunan masih terdiam bisu tanpa kalimat rambut hitamnya yang lepek,kaos biru langitnya yang kotor dengan warna merah menghitam dibagian kerah serta celana pendek yang sobek di bagian paha membuat penampilan bocah itu tampak menyedihkan.

Sementara disisi yang sama Saehyun yang menyaksikkan itu semua di depan matanya tengah berdiri beberapa meter dari bocah itu.

Namun kendati begitu ketika ia mendengar obrolan dua wanita tadi sampai mereka pergi sekalipun ia sama sekali tak bisa bergerak tanpa bisa melakukan apa-apa menatap sang bocah yang masih terdiam disana.

Ia seperti seorang penonton hanya bisa melihat dan mengamati bahkan ketika ia mencoba bersuara sekeras mungkin tidak ada yang mendengarnya.

Satu yang ada dipikiran Saehyun bocah laki-laki itu begitu kesepian tak ada seorang pun yang mendekatinya bahkan saat taman ini banyak dikunjungi oleh anak-anak seumurannya tadi tak ada yang mencoba bicara dengannya—tak ada yang mengajaknya untuk bermain layaknya hantu bocah itu diabaikan seakan tak terlihat.

Ia jelas dikucilkan.

Bullying tidak memandang usia ya? Batin Saehyun miris.

Melihat bocah itu Kim Saehyun mendapati bahu sang bocah bergetar tak lupa dengan ringisan kecil dari bibir itu.

Apa dia menangis? Duga Saehyun tepat saat itu sang bocah mengangkat kepalanya seraya mengusap-usap air matanya yang mengalir deras terisak pilu bocah itu berujar.

"Ugh i-ibu..ibu dimana? Aku rindu ibu" sahut bocah itu sedih.

Saehyun yang masih berada diposisinya spontan melebarkan mata.

"Kau—"

Gasp!

"Hah..hah..."membuka mata dengan nafas tersengal-sengal Saehyun bangun dari tidurnya dengan keringat bercucuran.

I Became The Lousy Side AntagonistWhere stories live. Discover now