Chapter 5

5.9K 604 15
                                    

Junghyun POV

"Heh menarik"

Dua kata itu menarik perhatianku tapi meski begitu aku bersikap tak peduli pada perkataan orang didekatku ini ya lebih tepatnya dia temanku.

"Hei Junghyun si homo itu berulah lagi kau tidak mau melihatnya?" Tanya pria itu menoleh padaku.

Homo? Siapa?

Mendapati raut bertanyaku pria itu segera berseru dengan manik membola. "Hei! yang benar saja jangan bilang kau tidak tahu? Itu Kim Saehyun si homo yang gencar-gencarnya mengejarmu masa kau lupa" ujarnya sembari mengguncang bahuku beberapa kali.

"Tsk aku tidak peduli singkirkan tanganmu dariku" sahutku menatap pria itu jengkel.

"Ck tidak seru,tapi kalau dilihat-lihat dia manis juga kau sama sekali tidak mau menerimanya?" Sahut pria itu kembali mengoceh.

Aku bersikap masa bodoh terkadang baca (hampir semua) yang dikatakan pria satu ini hanya omong kosong aku segera mengambil earphone dan langsung menyumpalnya ke telinga tidak berniat mendengar bualan pria itu lebih lanjut.

"Wah bajingan ini benar-benar" ucap pria itu melihatku sebentar lalu menyapa seseorang. "Oi Hansol kemari" panggilnya.

Fokus pada makanan aku melirik mereka sebentar tak memutar playlist di ponsel sengaja sebab aku tidak ingin diganggu namun aku tetap memasang telinga ketika percakapan mereka mengambil alih fokusku.

"Sol menurutmu bagaimana Kim Saehyun?" Tanyanya memulai.

"Apanya yang bagaimana?" Bertanya balik dengan gerakan santai Hansol duduk di hadapanku sambil mengunyah makan siangnya.

"Maksudku itu loh si homo bukankah dia kelihatan berbeda? Dan belakangan ini ia sama sekali tidak mendekati Lee Junghyun itu bukannya aneh?" Ujar pria itu mencomot makananku.

Ah benar kenapa aku tidak sadar? Batinku mengerutkan alis.

"Apanya yang aneh bukannya bagus kalau pria menjijikkan itu tidak mendekati Junghyun" jeda Hansol sinis menyesap colanya sejenak.

"Lagipula apasih tingkah pria itu? Jelas-jelas Junghyun sudah dengan tegas menolaknya tapi masih saja mendekat seperti pelacur memangnya penis pria² tua itu tidak bisa memuaskannya sampai mengincar yang lain" ucap Hansol merengut dengan ekspresi jijik.

"Ya kau benar tapi dia'kan memang pelacur kau tidak kreatif sekali mengumpati orang bagaimana sebut saja parasit? Jalang atau lubang bekas? Haha" tawa pria itu memukul meja.

Mendengar itu aku tanpa sadar mengeratkan genggaman tanganku aku tahu kata-kata itu tidak ditujukan padaku tapi tetap saja siapapun yang mendengarnya akan marah dan itu membuatku tidak nyaman.

"Pfft haha bung kau terlalu kasar bagaimana jika si homo itu dengar?" Sahut Hansol menyikut pria itu main-main.

"Peduli setan! tapi serius dia terlihat berbeda dan kalau saja ia terlahir sebagai wanita aku akan mengencaninya" ungkap pria itu.

"Heh ngomong apa kau kalau begitu kenapa tidak kau tembak saja sekarang?" Tantang Hansol.

"Wah kau gila ya? Aku 'kan bilang kalau wanita jika pria ih amit-amit aku masih lurus" balas pria itu merinding.

Tidak menyimak obrolan mereka aku hanya terdiam melanjutkan makan sembari pikiranku terpusat pada ucapan temanku tadi.

Benar ada yang berbeda kenapa ia tidak bersikap seperti biasanya? Pikirku tapi sekon kemudian aku segera tersadar.

Tunggu,kenapa juga aku mengurusi itu

Lagipula apa peduliku? seperti perkataan temanku bukannya bagus si homo itu tidak mendekatiku lagi namun walau begitu kenapa aku merasa tidak nyaman seolah ada yang kurang.

I Became The Lousy Side AntagonistΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα