36 • Salah

655 72 14
                                    

Happy Reading

Hari kembali berganti seperti biasa.

James yang baru saja tiba dikampus berlari kecil dari parkiran difakultas-nya menuju koridor.

Saat ini waktu baru saja menunjukkan pukul sebelas siang, karena memang James adanya kelas siang dihari ini, sedangkan Net pagi.

Maka dari itu ia pergi sendiri kekampus dengan mengendarai mobilnya, yang sudah lama tidak ia pakai sejak dirinya dan Net berbaikan.

James rindu mengemudi sendiri.

Pernah beberapa kali ia meminta izin pada Net untuk membawa mobilnya sendiri, tapi lelaki itu justru menolak permintaannya, dengan balasan, lebih baik James diam dan duduk manis, sementara lelaki itu siap mengemudikan mobil untuk-nya, atau bahkan kemana-pun dirinya pergi.

James kesal, namun juga senang mendengarnya, maka dari itu ia pasrah, dan tidak lagi meminta untuk mengemudi sendiri, karena tanpa diminta-pun terbukti, jika saat ini akhirnya kembali mengemudikan mobilnya sendiri.

“Untung saja Net ada kelas pagi, dan aku siang, hehehee..”kekehnya lucu.

Wajahnya berseri-seri.

Tangan kanannya terangkat keatas, melambai diudara, yang tertuju pada Yim.

Temannya itu tengah menunggu-nya didepan kelas mereka siang ini.

James mempercepat lariannya, hinggs beberapa saat kemudian ia berhenti berlari kala dirinya sudah berdiri tepat didepan Yim yang menyambutnya dengan kedua tangan terentang lebar, agar mereka bisa berpelukan.

“Aku rindu kau James!”kata Yim, yang berhasil menimbulkan tawa geli dari James.

“Kita tidak bertemu hanya satu hari saja Yim, bukan satu tahun,”sahut James heran.

Setelah pelukan mereka terlepas.

Yim merengut mendengarnya, padahal ia sudah berkata seperti itu dengan nada manisnya.

Namun balasan James justru diluar ekspetasi-nya.

Ingin marah, tapi James temannya.

Jadi Yim kudu Eotteokhe? Eh, maksudnya jadi Yim kudu Yaang Rai?

(Bagaimana)

*Maksud-ku bukan seperti itu, aku merindukan-mu karena sejak kau sudah berbaikan dengan Net, kau jadi lebih sering bersama-nya, berbeda saat kalian belum berbaikan, kita lebih sering bersama James,”tutur Yim kemudian, agar James memahami maksud dari perkataannya tadi.

James mengangguk, ia menarik dua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman yang ia berikan pada Yim.

Tangannya bergerak membalikkan tubuh Yim agar menghadap kedepan, lalu beralih merangkul bahu sang teman.

Sesekali menepuk-nepuknya pelan.

“Aku mengerti Yim, maaf-kan aku ya? Aku baru sadar kalau ternyata kita tidak lagi seperti perangko dan map,”aju James, yang ternyata memang telah mengerti maksud dari perkataan Yim.

Yim merengut lagi.
“Iya! Tidak apa-apa James, kenapa meminta maaf? Kau tidak salah, karena yang salah disini itu Net, kenapa dia selalu menahan-mu?”oceh Yim, yang menyalahkan Net.

Yang ternyata sudah berdiri dibelakang keduanya, entah sejak kapan.

“Menahan James bagaimana maksud kau Yim?”celetuk Net, hingga berhasil mengejutkan James dan juga Yim.

Dua lelaki itu kompak menoleh, kemudian berbalik menghadap kearah Net dengan bersamaan.

Saling melirik satu sama lain, dengan James yanh berseru heran, begitu-pula dengan tatapannya.

𝘾𝘼𝙎𝙎𝘼𝙉𝙊𝙑𝘼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang