10 • Butuh Waktu Sendiri

926 85 6
                                    

Happy Reading

Pukul 19:30GMT

James tercenung seorang diri dibalkon kamarnya, yang menjadi saksi seberapa brutal-nya ia memukuli Net, menyalurkan segala yang ia rasa selama ini, pada seseorang yang menjadi penyebabnya.

Menatap hamparan bintang dilangit malam, menemani sang rembulan.

James tersenyum tipis, lalu tersenyum kecut menatap bintang-bintang itu.

Ia tidak bernasib sama dengan bintang-bintang dilangit, yang bersinar terang menerangi bumi.

Sedangkan dirinya saja merasa begitu abu-abu tanpa cahaya.

“Harusnya kau merasa puas karena telah memukulnya James,”monolognya.

Meremat halus pinggiran balkon, James kembali bersuara.

“Tapi kenapa aku merasa sakit?”lanjutnya pelan.

Tatapannya redup, sekelebat bayangan wajah Net saat ia pukuli disini tadi siang.

Wajah tampan itu nampak pasrah saja ia pukuli, walau-pun cenderung menahan rasa sakitnya.

“Apa dia baik-baik saja?”tanyanya pada angin malam yang berhembus pelan, membelai wajahnya.

“Ah, dia pasti baik-baik saja, dia memiliki banyak teman yang bisa mengurusnya, untuk apa aku sibuk memikirkan keadaannya!”celoteh James, yang akhirnya merasa kesal sendiri kala ia mengingat Net.

“Dan aku memang belum bisa memaafkannya semudah itu.. Hanya saja, saat melihat bagaimana caranya meminta maaf pada-ku, rasanya hati-ku mulai meragu,”

“Aku hanya perlu berdamai dengan semua yang telah terjadi, tapi memaafkannya juga membutuhkan proses, karena aku tidak bisa melupakan semuanya begitu saja,”

James menunduk, menatap kebawah sana.

“Aku harus apa sekarang?”

•••

Sudah pukul sebelas malam, namun James masih terjaga, ia sama sekali tidak bisa tidur, perasaannya tidak tenang.

Ini semua karena Net, yang selalu menghantui pikirannya.

“Kenapa aku merasa bersalah karena telah memukulnya seperti itu?”

Matanya menatap lurus langit-langit kamarnya, James berdecih pelan.

“Tapi seharusnya dia yang merasa bersalah pada-ku!”jeritnya kesal.

Menendang kuat selimut tebalnya hingta terjatuh diatas lantai, James merubah posisi berbaringnya menjadi terlungkup.

Menolehkan kepalanya kekiri, dan sialnya bayangan saat Net memeluknya memasukki pikirannya.

Bagaimana rasa hangatnya dekapan itu, sama seperti dulu.

“BERHENTI MEMIKIRKANNYA JAMES!”teriaknya nyaring.

Untung saja kamarnya kedap suara, jadi ia tidak perlu merasa takut kalau tetangga sebelah memarahinya karena berteriak dilarut malam.

Dalam sekejap James merubah posisi menjadi duduk bersandar di headboard tempat tidurnya.

Meraih ponselnya diatas nakas, ia akan mengirimkan sebuah pesan pada Yim.

[Yim, besok tolong izin-kan aku tidak masuk selama beberapa hari kedepan, aku perlu menenangkan diri-ku. Khap khun khrap Yim,]

send.

Meletakkan kembali ponselnya keatas nakas, James beranjak turun dari teman tidurnya, melangkah menghampiri lemari pakaiannya, membukanya, dan mengeluarkan satu buah koper hitam berukuran sedang dengan sticker bunga daisy didepannya.

𝘾𝘼𝙎𝙎𝘼𝙉𝙊𝙑𝘼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang