27 • Waktu

642 67 15
                                    

Happy Reading

Tidak terasa, satu setengah tahun telah terlewati oleh Net dan juga James.

Kedekatan mereka yang dahulu sekali merenggang karena masalalu kembali dekat sejak setengah tahun lalu.

Dimana Net meminta maaf dengan begitu tulusnya pada James, yang tidak kuasa melihatnya.

Hingga akhirnya memutuskan untuk memaafkan Net, dan berdamai dengan masalalu, atas semua yang telah terjadi diantara mereka berdua.

Keseharian mereka-pun seperti biasa, sibuk kuliah, dan mengerjakan tugas-tugas lainnya.

Jika libur, atau sama-sama memiliki jadwal kelas disiang hari, paginya mereka pasti akan pergi keluar atau hanya berdiam diri saja diapartement, entah itu ditempat Net atau James sendiri.

Mendekati akhir semester kelima ini membuat keduanya semakin serius mengejar mimpi.

Hingga tidak pernah terpikirkan lagi perihal status diantara mereka.

Karena yang jelas, biarkan semuanya mengalir seperti ini.

Intinya semua orang juga telah mengetahui, bahwa disisi Net sang play boy kampus sudah ada James sang primadona.

Walau-pun banyak hati yang terluka melihat keduanya, namun mereka bisa apa, jika takdir mereka hanya bisa menjadi pengagum tanpa bisa memiliki.

Jika mereka ingin-kan Net, maka saingan mereka adalah James, yang dari ujung kaki sampai kepala tidak akan mampu mereka lawan.

Begitu-pula sebalilnya, saat mereka ingin-kan James-pun ada Net yang menurut mereka tidak akan pernah mereka saingi.

Pukul sebelas, James dan Yim berjalan dengan langkah beriringan dikoridor fakultas ekonomi, ditemani obrolan ringan perihal keseharian mereka masing-masing selain sibuk kuliah.

Keduanya baru saja mengakhiri kelas hari ini, yang ternyata hanya ada satu saja, dan keduanya memutuskan untuk singgah disini saja, menanti pasangan masing-masing.

Pasangan?

Ya, anggap saja begitu.

“James,”panggil Yim, saat mereka tiba-tiba saja berhenti berbincang.

James bergumam pelan disampingnya, lelaki cantik itu tengah sibuk mengirimkan sebuah pesan pada Net, memberitahukan lelaki berkulit tan itu bahwa ia menunggu disini bersama Yim, yang mungkin saja sebentar lagi akan pulang, sebab Yim sempat mengatakan jika kelas Tutor juga akan segera berakhir.

“Bagaimana hubungan kau dengan Net?”tanya Yim kemudian.

Ia pernah bertanya dengan kalimat yang sama pada dua bulan lalu, namun James hanya mengatakan jika lelaki itu dan Net hanya berteman.

Yim merasa seakan dibohongi oleh jawaban itu, sebab melihat kedekatan James dan Net yang bukan seperti seorang teman.

Misalkan antara dia dan James.

Berbeda.

Dalam artinya James dan Net terlihat seperti pasangan kekasih.

Bukan sepasang teman.

“Kau bohong, kalau hanya berteman saja, kenapa kalian semakin hari semakin menempel satu sama lain seperti map dan perangko?”

James menyimpan kembali ponselnya kedalam saku celananya, setelah sebelumnya melihat pesan yang ia kirimkan pada Net telah benar-benar terkirim.

Menolehkan pandangannya pada Yim, James tersenyum simpul.

“Aku sama sekali tidak pernah berbohong Yim, dan kau-pun tahu itu, aku dan Net memang hanya berteman, bisa dibilang, kami berteman namun sangat dekat, istilah-nya adalah teman tapi mesra. Hehehe,”balasnya, kemudian tertawa geli menyadari apa yang ia katakan.

𝘾𝘼𝙎𝙎𝘼𝙉𝙊𝙑𝘼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang