32 • Menikahi-mu

733 69 6
                                    

Happy Reading

“James,”panggil Net.

Saat ini mereka sudah kembali pulang keapartement James, tepat pada pukul sembilan pagi.

Tentunya setelah James merasa puas membeli berbagai jenis jajanan yang ada ditaman.

Mau tidak mau Net hanya bisa menuruti apa yang James inginkan.

Termasuk membantu lelaki cantik itu menghabiskan jajanannya.

Walau jauh di dalam lubuk hatinya, ia merasa jika apa yang mereka lakukan ditaman hanyalah kesia-sian.

Percuma mereka mengintari taman beberapa kali putaran, kalau pada akhirnya kembali menampung banyaknya makanan didalam perut, terlebih lagi kalau yang dimakan sebagian yang digoreng, juga makanan manis.

Tapi sekali lagi, Net mana bisa menolak.

Anggap saja ia sudah begitu teramat bucin pada James.

“Apa?”balas James, yang sedang asik duduk ditengah-tengah kaki Net yang menjuntai kelantai, seraya bersandar nyaman didada bidang Net.

Kepalanya mendongak keatas, melirik Net yang ternyata juga tengah menunduk menatapnya, hingga tatapan mata mereka bertemu.

“Setelah kita lulus nanti, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?”

Net kembali melayangkan pertanyaannya.

James terdiam sejenak, tatapan matanya menunduk.

Menatap sepasang kaki Net yang kini melingkar erat dipinggangnya.

“Tentu saja akan menjadi seorang pengacara seperti yang aku impikan,”balas James setelahnya.

Net mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti mendengar jawaban yang James berikan.

“Kenapa kau ingin menjadi pengacara?”

“Karena untuk membalas mulut-mu yang sering kali mengganggu-ku dengan godaan-mu itu!”sewot James kesal.

Net tertawa jadinya.
“Apa hubungannya?”

“Ada! Menjadi seorang pengacara, tentu akan memperdebatkan suatu hal, termasuk tentang godaan-mu pada-ku yang akan aku debatkan, agar kau berhenti menggoda-ku terus-menerus!”tutur James dalam satu tarikan nafasnya, hingga ia merasa sesak.

Net menggelengkan kepalanya heran, dengan penuh perhatiannya ia mengusap-usap punggung James dengan lembutnya.

“Jangan terburu-buru seperti itu saat sedang berbicara, kau jadi merasa sesak sendiri James,”bisiknya.

James merengut kesal, telapak tangan kanannya menepuk salah satu kaki Net yang melingkari pinggangnya.

“Itu karena kau!”

Net menghela nafasnya kasar.
“Iya, aku yang salah, dan kau benar,”memilih mengalah adalah jalan ninja Net.

James tersenyum lebar mendengarnya, merasa puas sekali.

“Lalu, kau sendiri bagaimana? Setelah lulus apa yang akan kau lakukan?”

James berbalik tanya pada Net.

Sebelum membalas pertanyaan James, Net tersenyum manis.

“Lihat aku dulu James,”titahnya.

James mendongakkan kepalanya lagi.
“Leher-ku sakit!”keluh James.

Net tertawa gemas mendengar keluhan itu.
“Ya sudah, ayo berbalik, duduknya jadi menghadap kearah-ku,”

Dan dengan patuhnya James menuruti ucapan Net, lelaki cantik itu beranjak dari duduknya, menyatukan dua kaki Net yang terbuka lebar, lalu setelahnya ia beralih menduduki kaki itu.

𝘾𝘼𝙎𝙎𝘼𝙉𝙊𝙑𝘼Where stories live. Discover now