BLACK TIGER : Them and Danger

181 14 0
                                    

Happy Reading!

Siang ini Dian berlari di bawah hujan untuk pergi ke suatu tempat dengan modal jaket kulit miliknya tanpa perduli celananya yang basah. Dian baru saja selesai bekerja di suatu tempat namun tak lama berita tentang adiknya yang demam tinggi membuat Dian panik.

Selang beberapa menit akhirnya Dian mulai menginjak halaman rumahnya. Dian langsung membuka pintu tersebut dan melepas sepatu hitamnya dengan cepat.

Saat itulah nafas Dian memburu, dia berlari menuju lantai atas untuk melihat keadaan adik nya. Dian membuka kamar itu dengan perasaan yang campur aduk.

"Astaghfirullah! Dek."

Dian mendekati adiknya. "Abang..." lirihnya dengan nada yang kesakitan.

"Kamu udah makan? Kalau belum abang bikinin makanan ya? Setelah itu kamu minum obat," kata Dian dengan nada yang khawatir sekaligus panik.

Maulana Afif Lasmana. Adik Dian satu satunya, mereka hanya tinggal berdua setelah kepergian ibu dengan ayahnya yang ke Surabaya untuk merawat neneknya yang sedang sakit. Berita ini dia dengar dari sahabat Afif atau tetangganya, sengaja Dian menitip Afif ke tetangganya lagipula Dian tidak bisa merawat penuh adiknya yang masih berumur 6 tahun ini.

Dian mengaku salah. Memang seharusnya Dian menjaga adiknya bukan bekerja, namun demi kebutuhan lain Dian bekerja setelah lama dia izin, tidak ada yang tahu kecuali Afif.

"Tadi mbak Aisha kesini bawain aku makan, tapi mbak nggak bisa lama lama katanya."

Dian mengangguk dengan senang hati Dian membuka lebar telinganya untuk mendengar adiknya. Suara yang serak dan pelan membuat Dian tahu jika adiknya tidak nyaman dengan keadaannya sekarang.

"Yaudah kalau gitu abang beli obat dulu ya? Afif jangan kemana mana, tunggu abang pulang," kata Dian dengan senyuman.

Afif hanya tersenyum kecil dan mengangguk pelan. Sebelum pergi Dian mengusap surai hitam Afif dengan lembut akhirnya dia pergi meninggalkan Afif sendirian lagi.

Dian bukan tipe orang yang senang membutuhkan pertolongan, mau itu sahabat dekat, teman atau se-gengnya Dian paling jarang meminta tolong. Dian hanya takut merepotkan orang lain, Dian takut jika mereka sibuk dengan aktivitas nya apalagi ini waktu siang sudah pasti orang orang sibuk dengan dunianya.

Mahen yang dekat dengannya saja dia enggan menelfon atau menghubungi jika dia membutuhkan pertolongan, Dian orang yang tidak enakkan jika dia ingin melakukan sesuatu udah pasti harus berpikir berulang ulang kali.

Saat itulah matanya melihat klinik yang tidak terlalu ramai. Dian memarkirkan motornya dan membuka jas hujan berwarna biru tersebut.

Dian masuk dan AC yang menyapanya membuat tubuhnya semakin dingin dan menusuk kulit nya. Dian berjalan menuju kasir untuk menanyakan soal obat penurun demam.

"Permisi mbak, kira kira obat penurun demam masih ada?" tanya Dian dengan senyuman kecil.

"Oh, ada kok mas tunggu ya."

Pekerja klinik itu meninggalkan Dian di sana dan selang beberapa menit mbaknya datang dengan tangan yang menggenggam obat yang ia cari. Selesai dalam masalah bayar membayar kini Dian mulai memakai jas hujannya kembali dan menuju motornya.

MISSION BLACK TIGERTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon