BLACK TIGER : To Victory??

178 20 0
                                    

Happy Reading!

Saat ini suatu ruangan sunyi. Raven yang babak belur hanya menatap lurus dengan datar dan tanpa ekspresi. Tak lama mata nya mulai menajam, memberi tahu sinyal buruk untuk semuanya.

"Kalo akhirnya seperti ini lebih baik gue minta tolong dia."

Ucapan itu tidak membuat semuanya ramai namun menjadi senyap dan waspada. Raven mulai berdiri dan menatap satu persatu anak buahnya.

"Kerjakan apa yang gue bilang, pasang bom di sekitaran dengan waktu yang sudah gue tentuin."

"Baik!"

Saat itulah di ruangan Raven hanya tersisa beberapa orang. Raven tersenyum miring, sedikit lagi kemenangannya ada di tangan dia dan Raven akan menjadi orang paling berpengaruh di sini.

Perusahaan Neo adalah gedung yang jaring kerja samanya cukup luas dan berbagai negara, Raven sudah mendatangi pemiliknya namun dia di tolak habis habisan, kini perusahaan Neo harus ada di tangannya.

Tidak perusahaan Neo saja tentu beberapa mansion yang mungkin bisa dia dirikan menjadi grup tertentu yang berisi Mafia. Tawa kecil terdengar.

"Yaampun! Nggak sabar mereka berlutut di hadapan gue dengan minta maaf."

☠︎☠︎☠︎

Saat sampai di ujung lorong akhirnya Bagas dan Adika menemukan sebuah tangga bertujuan ke bawah. Bagas tentu langsung berjalan pelan pelan, pasalnya ada sebuah pintu kayu yang di tutup.

"Di kunci kagak nih?"

"Nggak tau, makannya gue pelan pelan."

Keduanya menuju pintu dan di buka knop pintu dengan perlahan. "Kekunci lagi," keluh Bagas.

"Sia sia dong kita jalan dari ujung ke ujung."

Bagas mencari celah untuk melihat ruangan itu, sampai akhir nya terlihat lubang kecil di pintu tersebut. Ruangan bawah tanah yang memiliki 2 jalan, ke kiri dan ke kanan.

"Kayaknya nggak terlalu penting deh."

Adika menukikkan dahinya. "Nggak penting? Barangkali kan ada sesuatu," kata Adika.

"Lo liat aja deh, cuma lorong biasa."

Adika mulai menuju celah tersebut. Saat di lihat ternyata benar, tidak ada sesuatu yang mengharuskan mereka cek. "Iya, tapi nanti cek ajalah, takut nya mereka di sekap di sini cuy!" ucap Adika.

Akhirnya keduanya mulai menaiki tangga kembali dan keluar dari ruangan misterius itu. Bagas dan Adika kini menutup pintu dengan rapat dan berjalan kecil agar tidak menimbulkan bunyi.

"Aman?"

Bagas mengacungi ibu jarinya menandakan semua situasi aman. Mereka jadi santai dalam berjalan, sulit jika mengendap endap seperti tadi, sakit punggung Adika akan kumat.

"Duh! Kalau sampai beberapa hari sih gue bakal di ceramahin nih sama bapak, 7 hari 7 malam."

"Galak ya?"

"Lebih galakan bapaknya Lingga noh, serem cuy apalagi liat marahnya, wah otw sinyal buruk itu!"

Tawa Bagas terdengar, bisa bisanya Adika memilih untuk mengobrol hal random seperti ini. Bagas menatap satu jam dinding yang berjalan dengan baik.

"Buset! Udah jam 2 aja, mereka enak ya tidur di sekap lah kita sekali tidur udah di tempat interogasi kali!" kata Bagas.

"Iya! Wah nggak nyangka bakal selama ini, tapi gue kok nggak ngantuk ya? Apa gue udah biasa begadang kali."

MISSION BLACK TIGERWhere stories live. Discover now