13 - AZAM

20 6 5
                                    

Azam caesar, seorang mahasiswa di salah satu Universitas terbaik di Bandung. Azam mengambil jurusan hukum, jurusan yang sejak SMP ia favoritkan. Kenapa bisa sampai memfavoritkan jurusan hukum? Alasannya, karena Hartono, Ayah Azam adalah seorang pengacara, maka dari itu Azam termotivasi untuk menjadi seorang pengacara seperti Hartono. Di samping statusnya sebagai seorang mahasiswa, Azam mendedikasikan dirinya sebagai seorang guru ngaji di salah satu panti asuhan milik Om nya.

Pengetahuannya tentang agama, sudah ia dapatkan sejak usia 3 tahun dari kedua orang tuanya serta keluarga.

Azam baru-baru ini menempati kembali kediamannya dulu bersama kedua orang tuanya setelah 7 tahun berlalu. Sejak tragedi kecelakaan beruntun yang menewaskan kedua orang tuanya, Azam memilih tinggal bersama Eyang, Ibu dari Alm. Hartono.

Bayu, adik dari Alm. Hartono waktu itu menawarkan hak adopsinya pada Azam, tapi setelah melewati musyawarah, Azam menolak, bukan karena apa, Azam menyadari bahwa Bayu lebih menyayanginya daripada putranya sendiri, sehingga itu menjadi kekhawatiran untuk Azam, ia tak mau sepupunya itu membencinya, di tambah sikap sepupunya yang Azam tidak suka, jalan keluar terbaik dari kekhawatiran itu adalah dengan menolak penawaran adopsi dari Om nya.

Sejak usia 15 tahun, Azam di paksa belajar hidup mandiri. Menjalani kehidupan yang keras ini tanpa suport orang tua adalah tantangan yang sulit, tapi ia kuat-kuat kan. Walau peran orang tua sudah tidak ada, Azam masih punya Eyang yang selalu siap menggantikan peran itu. Didikan Eyang menjadikannya laki-laki kuat, disiplin, penyayang, dan mandiri.

17:15 Pm

Azam sedang dalam perjalanan pulang setelah seharian full kuliah.

•••

Sangking keseruannya main timezone di mall, sampai lupa waktu. Alev dan Aisyah baru sampai rumah.

"Bah, capek aku." Keluh Aisyah baru sampai depan pintu rumah.

"Sekarang ngeluh capek, pas di timezone aja, suruh pulang nanti, nanti." Timpal Alev geram.

"Husst!" Aisyah masuk duluan ke dalam.

Saat akan menutup pintu, kedua mata Alev sekilas seperti mengenali laki-laki yang baru tiba dengan mengendarai motor yang ia parkirkan di garasi rumah kosong. Laki-laki itu sekilas mirip dengan laki-laki yang sama di toko buku tempo hari.

Sebentar, waktu itu Mamah bilang, rumah kosong itu sudah ada penghuninya. Tunggu! Laki-laki itu penghuni rumah kosong? Sebentar! Alev tidak yakin pasti, laki-laki itu orang yang ia temui di toko buku tempo hari? Tapi matanya, Alev mengenali tatapan itu. Ah! Daripada menebak-nebak yang tidak jelas, mending langsung saja mengeceknya sendiri. Alev berlari kecil menghampiri laki-laki itu.

•••

Akhirnya sampai di rumah juga. Kegiatan di kampus hari ini lumayan cukup menguras energinya. Seharusnya ia pulang lebih awal, tapi karena ada sesuatu yang harus di urus, jadi membuatnya agak sore sampai di rumah.

"Astagfirullah!" Azam terkejut ketika berbalik hendak akan masuk rumah dengan kehadiran sosok perempuan yang melihatnya secara intens. Hampir jantungan.

•••

Alev mengerjapkan matanya, laki-laki itu sedikit mengagetkannya. "Lo yang ada di toko buku waktu itu, kan?" seraya menunjuk laki-laki itu.

Azam menaikkan satu alisnya.

Alev masih berusaha. "Ketika cinta menjadi tabu." Alev menyebutkan judul buku itu.

ALEV (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang