7 - seven

16 6 1
                                    

Vrroom
vrroomm

Sorotan lampu motor menerangi jalanan malam, suara bising geberan motor bersaut-sautan. Orang beramai-ramai memenuhi pinggir jalan, tak mau ketinggalan menonton aksi balap motor yang akan segera di mulai.

Ozan celingak-celinguk, seperti mencari seseorang, sesekali ia melirik jam di tangannya yang sudah hampir jam 08:00.

"Awas aja si Amor sampe gak dateng, gua coret dari KPS (Kartu Per Sahabatan)!"

Baru niatan mau coret dari kps, orangnya uda dateng, panjang umur.

"Kira gua lo gak dateng." Seru Ozan.

"Dateng lah, gua. Masa iya gak dateng. Kalo lo mati yang bisa jelasin semuanya sama keluarga lo kan, gua." Cetus Amor asal, gak ngotak.

"Gila mulut, lo!" Ozan berdengus.

"Yaa kalo, umur gak ada yang tau." Balas Amor santai.

"Emang jahat banget mulut lo, ya! Doain gua menang kek," Emang sekate-kate tu mulut si, Amor. "kalo gua mati, gua gentanyangin, lo!" Ozan menyeringai seram.

Amor refleks menabok wajah Ozan. "Merinding, gua. Hiii." Ucapnya seraya memgendikkan bahu.

"Anjirr."

"Zan," Seru perempuan, pemandu balapan. "buru! udah mau di mulai."

"Otw, gua." Ozan dan Amor langsung menyusul ke area balapan.

Setelah sampai di area balapan, Luke rupanya sudah duluan berada di motornya. Helm pun sudah siap terpasang di kepalanya.

Ozan segera bersiap naik ke motor dan memakai helm, mengingat balapan akan segera di mulai.

Amor selantas mengingat kejadian setengah tahun yang lalu, ketika ia mengikuti balapan motor dengan, Luke.

Flashback
Saat mereka sudah jauh dari keramaian orang-orang, saat itu juga Luke melakukan aksi curang yang di bantu oleh teman geng motornya yang rupanya sudah siap menunggu di lintasan balapan. Luke mengurangi kecepatan motornya seraya menjulurkan tangannya yang akan mengambil celurit yang di sodorkan temannya di lintas balapan.

Luke sengaja membiarkan Amor selaju di depannya, di saat itu Amor mulai heran tetapi tetap menambah laju kecepatan motornya.

Luke mulai menaikkan kecepatan motornya, kini ia berada selaju depan Amor dengan memegang celurit di tangan kirinya. Amor tak mau kalah, ia juga menaikkan kecepatannya. Rupanya itu sebuah pancingan, dan Amor tak tau itu.

Luke mengangkat celurit di tangannya, dan brettt, ia menebaskan celurit itu ke arah bawah ban motor, Amor. Alhasil, Amor terpental jauh, begitupun motornya.

Dan saat itu, setelah kejadian itu Amor di keluarkan dari sekolah setelah mendapat perawatan di rumah sakit selama seminggu. Amor nyaris mati saat itu, untung tuhan masih sayang padanya.

Dan kenapa saat itu Amor tidak melapor? Jawabannya, percuma. Karena Umar, papahnya Amor sudah duluan menghajar Amor habis-habisan, Amor jadi tidak berani melapor, karena kalo ia melapor, tak ada orang yang mendukungnya, termasuk papahnya itu. Jadi ia telan saja kasusnya itu. Tapi kalo di ingat-ingat sakit juga, gak adil.

Flashback berakhir.

"3...,"

"2...,"

Amor melambaikan tangan saat pemandu balapan sudah menghitung mundur.

"Bannya pecah." Kata Amor seraya menendang ban belakang motor, Ozan.

Pemandu balapan lantas berhenti.

ALEV (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang