Chapter 37

19 16 0
                                    

Sesampainya di rumah, Alexa segera lari ke dalam rumah. Aku dan Bella yang melihat hal tersebut ikut lari menghampirinya. Ternyata Alexa pergi ke kamar mandi, dia memuntahkan semua isi makanan yang masuk ke perutnya tadi.

Aku tak tinggal diam, kupijat tengkuk Alexa guna membantunya memuntahkan semuanya. Gadis itu hampir terjatuh akibat lemas karena memuntahkan semua isi perutnya. Beruntung aku memeganginya jadi tubuhnya tak terjatuh ke lantai.

"Mommy, mommy kenapa?" tanya Bella yang sangat khawatir.

"Kamu kenapa, sayang?" Aku mengelus kepalanya dengan lembut.

"Aku mual, Allard. Rasanya kayak habis main rollercoaster," jawabnya dengan suara lemas.

"Kita ke rumah sakit ya?" bujukku.

Alexa menggelengkan kepalanya. "Nggak mau. Aku bisa tambah mual kalo ada di dalam mobil."

"Kalo begitu aku panggil dokternya ke sini." Aku menggendong Alexa dan meletakkannya di tempat tidur dengan hati-hati.

Bella juga ikut naik ke tempat tidur dan terus mengelus tangan Alexa.

Nenek langsung datang membawa segelas teh hangat. Diberikannya teh hangat itu pada Alexa yang sedang memegangi perutnya yang mual. "Diminum dulu tehnya. Biar enakan perutnya."

Alexa meminum teh hangat itu. "Makasih, nek."

"Ada apa, nak? Nenek denger kamu muntah-muntah tadi dari bawah." Nenek terus mengelus perut Alexa dengan sedikit memijatnya.

"Alexa juga nggak tau, nek. Tiba-tiba aja perut Alexa mual banget," jawabnya.

"Kamu ada salah makan hari ini?" tanya nenek.

Alexa menggelengkan kepalanya. "Nggak ada. Alexa cuma makan sama Allard dan makan es krim tadi."

Tiba-tiba sesuatu terpikirkan olehku. Omong-omong tentang es krim, mungkinkah itu penyebabnya? Hari ini Alexa makan es krim sangat banyak, mungkin saja karena itu perutnya menjadi mual. "Kayaknya ini karena kamu makan es krim terlalu banyak tadi."

"Mungkin," sahutnya.

"Yaudah kamu tiduran aja dulu. Dokternya lagi  perjalanan ke sini," ujarku.

Alexa pun kembali berbaring. Aku mengelus perut ratanya itu untuk meredakan rasa mualnya.

Tiba-tiba handphoneku berdering, aku menghentikan pergerakanku dan hendak pergi untuk menjawab telepon. Tetapi Alexa menahan lenganku. "Jangan pergi."

"Sebentar aja, sayang. Aku harus menjawab telepon ini," ucapku sambil mengelus kepala Alexa.

"Nggak mau. Perut aku mual lagi pas kamu berhenti tadi," rengeknya.

"Mualnya membaik waktu aku elus perut kamu?" tanyaku terkejut.

"Iya, makanya kamu tetep di sini dan elus terus perut aku," jawabnya.

Akhirnya aku kembali duduk dan mengelus perutnya lagi.

Nenek yang melihat itu pun teringat sesuatu. "Alexa, kapan terakhir kali kamu datang bulan, nak?"

Alexa nampak berpikir sejenak. "Kayaknya 2 bulan yang lalu."

"Kamu telat datang bulan?!" tanya nenek terkejut.

"Iya, Alexa emang sering kayak gitu, nek. Jadi nggak heran kalo kali ini pun Alexa telat datang bulannya," jelas Alexa.

Setelah itu tercetak jelas kekecewaan di raut wajah nenek. Aku paham mengapa nenek menanyakan hal tersebut karena aku juga sempat memikirkan hal yang sama.

"Nenek, datang bulan itu apa?" tanya Bella.

Oh kita melupakan kehadiran Bella di sini. Bagaimana nenek akan menjawabnya? Untung saja bukan aku yang bertanya.

Rahasia Keluargaku  ( END )Där berättelser lever. Upptäck nu