Chapter 18

59 74 0
                                    

POV ALLARD

Betapa terkejutnya aku saat melihat tubuh Alexa yang gemeteran seperti tadi. Alexa ketakutan hanya dengan melihat beritanya. Benar-benar tidak bisa membayangkan kalau Alexa menyaksikan langsung adegan pembunuhan itu.

Aku harus menjauhkan dokumen-dokumen itu dari Alexa. Berbahaya jika dia melihatnya. Batinku.

Aku menatap wajah Alexa yang sedang tertidur. "You are too cute to be with me."

Pernah terlintas di pikiranku untuk melepaskan Alexa suatu saat nanti karena aku yakin tidak akan pernah mencintai dia. Namun ternyata aku salah, sekarang aku sangat mencintainya sampai rasanya tidak rela melepaskan dia untuk siapapun walaupun aku tahu kalau diriku ini tak layak untuknya.

Aku mengelus kepala Alexa. "Kenapa ini semua terasa sangat sulit? All I want is to be with you." Aku mencium kening Alexa lama dan berakhir tertidur bersamanya.

POV ALEXA

Saat bangun, aku tidak melihat keberadaan Allard di sampingku.

Apa dia udah balik ke kantor ya? Batinku.

Namun, tiba-tiba saja Allard masuk dengan membawa paper bag di tangannya. "Hei, udah bangun."

Aku menganggukkan kepala. "Baru aja. Kamu darimana? Aku pikir kamu udah balik ke kantor."

"Tadi aku pulang ke rumah sebentar buat ambil baju kamu," jawabnya.

"Kenapa nggak bangunin aku aja? Biar kita pulang bareng-bareng," ujarku.

"Kamunya susah dibangunin jadi aku langsung pulang sendiri aja," balasnya.

"Emang iya? Kayaknya karena akhir-akhir ini aku banyak kerjaan jadi kurang tidur," gumamku.

Allard memberikan tas kecil yang dipegangnya itu ke aku. "Mandi sana. Abis itu kita cari sarapan."

Aku menerima tas tersebut dan bertanya, "Kamu udah mandi?"

"Udah tadi di rumah," jawabnya.

"Yah baru mau ngajakin mandi bareng," celetukku.

Allard membulatkan matanya karena terkejut setelah mendengar perkataanku. Dia mulai mendekat ke arahku.

Melihatnya yang terus mendekat dengan tatapan menyeramkan begitu membuatku reflek berjalan mundur. "Eh mau ngapain kamu?! Jangan maju-maju gitu!"

"Tadi bilang apa? Coba ulangin," ucapnya.

"Nggak, aku nggak ada bilang apa-apa tuh," sanggahku.

"Alexa."

"A-apa?"

"Ulangin!"

"Ih aku nggak ada bilang apa-apa. Udah ah aku mau mandi." Aku bergegas lari ke kamar mandi, tapi Allard segera menahan lenganku.
"Allard! Lepasin aku!"

Pria itu mencium bibirku sangat lama. Tidak ini bukan ciuman singkat yang biasa kita lakukan. Oh my gosh, aku mulai kehabisan nafas. Aku memukul dada bidang Allard, tapi dia tidak bergeming sedikitpun.

Setelah Allard melepaskan ciumannya, aku segera menghirup udara sebanyak-banyaknya.

"Allard!"

"Apa?"

"Are you crazy?!"

"Yes, because of you. Jangan main-main lagi kalo nggak mau terjadi sesuatu yang lebih dari ini. Mengerti, Alexa?"

Aku hanya berdehem.

"Jawab!"

"Iya."

"Good girl. Anggap aja itu morning kiss dari aku. Udah sana mandi, aku mau ke ruangan Bella."

Rahasia Keluargaku  ( END )Where stories live. Discover now