1| Pertemuan

108 98 63
                                    

Gadis dengan rambut tergerai berlari dengan tergesa-gesa mendekati seorang laki-laki yang tengah memarkirkan motornya. Seakan mendapatkan secercah cahaya di keadaan gelap gulita, dia yakin laki - laki itu dapat menolongnya namun harapannya sirna ketika 3 orang pria berbadan besar yang sejak tadi mengejarnya itu mulai menandingi langkahnya. Raut wajah ketakutan terlihat jelas dari wajahnya padahal langkahnya sudah semakin dekat dengan laki - laki itu.

"Mau kemana lagi neng"

Sial, langkahnya terhenti dan saat ini keadaannya kacau dia di kepung oleh 3 orang pria tadi dari segala arah yang membuat dirinya kehilangan celah untuk kabur.

"Apa yang kalian inginkan"

"Oh tidak banyak, hanya saja... Mending temenin Abang yu"

Perkataan pria itu terjeda beberapa saat, sedangkan teman-temannya yang seolah mengerti kemana arah pembicaraan pria itu hanya menertawakan saja.

Sementara dari kejauhan, Thareq laki-laki yang tadi gadis itu lihat, diam-diam mendengarkan seluruh pembicaraan mereka.

"Lepasin tangan gue"

"Udah lah mendingan ikut kami" ajak pria yang memakai kalung rantai di lehernya, sepertinya dia adalah bosnya mereka berdua. Terbukti dari perkataannya yang selalu di turuti olah keduanya.

"Seret dia ke mobil"

"Siap bos"

"Arkhhh" pria itu meringis menahan sakit karena tangannya di gigit oleh gadis itu.

Gadis itu berlari kencang walau kakinya sudah nyeri karena terus berlari tapi dia tidak mensia-siakan kesempatannya untuk kabur dari mereka.

"Woy kejar dia"

Karena sakit yang semakin terasa di bagian lututnya membuat gadis itu kehilangan keseimbangannya alhasil dia pun terjatuh ke tanah dan kecerobohannya itu menjadikan peluang bagi mereka bertiga.

Salah satu dari mereka menjambak rambut gadis itu dengan kencang yang membuat sang empu meringis kesakitan.

"LEMAH"

Satu kata yang tidak sengaja lolos dari mulut tajam Thareq.

"Lo mau kemana lagi hah"

Pria itu memandang remeh kepada gadis yang saat ini tengah memegangi kepalanya yang terasa sakit akibat dari jambakan keras yang di lakukan oleh pria itu.

"Lepasin dia"

Pada akhirnya Thareq berniat membantu gadis itu setelah bergelut dengan pikirannya yang tetap bersikeras pada pendiriannya untuk tidak terlibat pada masalah apa pun.

"Gue gak punya masalah sama lo"

"Lepasin dia"

Thareq berbicara dengan suara pelan namun terdengar dengan jelas di telinga mereka. Kini tatapannya tertuju pada gadis yang tengah menangis kesakitan akibat dari jambakan keras yang di lakukan oleh salah satu dari ketiga orang itu yang tidak juga melepaskannya, dari tatapan gadis itu terlihat jelas jika dia sedang membutuhkan bantuan.

"Sialan"

Bugh

Perkelahian itu tidak bisa terelakkan lagi. Sementara gadis itu hanya diam saja menyaksikan pertikaian yang di sebabkan olehnya, rasa ngeri muncul seketika ketika dia melihat laki - laki itu tak lain adalah Thareq yang dengan mudah menumbangkan lawannya.

Saat Thareq tengah lengah, tanpa ia sadari seorang pria dari belakangnya tengah memegang balok kayu yang sudah siap di arahkan ke kepalanya. Gadis itu yang melihatnya terpaku beberapa saat setelah itu dia menggigit ibu jarinya dengan keras mencoba berpikir untuk bisa menyelamatkan laki - laki yang telah menolongnya.

ThareqWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu