10-Si kembang Seni

124 13 3
                                    

Langsung aja ya⛰️

••••

Tapi suara Rendi yang membuat Andre berdiri dari duduknya, perkiraan nya memang benar, Rendi itu jahat.

Ana menutup mulut nya, tidak percaya Rendi akan mengucapkan hal itu, padahal dia kira Rendi adalah orang yang baik.

"Dia beneran Rendi?" tanya Zara masih tidak percaya, Ana hanya mengangguk kecil.

Disana Rendi berdiri, disebelah sosok berjubah hitam yang masih saja memegang cerulit berdarah nya.

"Untuk apa melakukan ini?" tanya Andre dengan penuh emosi.

"Lo udah tahu kan? Kenapa harus nanya lagi?" ujar Rendi membuat Ana dan Zara semakin tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Untuk tumbal?" ujar Andre menatap datar ke arah Rendi.

"Tunggu, tunggu, gue gak salah denger kan? Tumbal? Lo numbalin kita Ren?" tanya Zara yang emosi nya telah memuncak.

"Tapi, untuk apa?" kini Ana yang berbicara.

"Tentunya untuk Ibu, supaya dia bisa tetap hidup dan abadi didunia ini." Rendi tersenyum lalu menatap kearah sosok berjubah hitam itu. Rendi membuka jubah hitam yang sedari tadi menyelimuti tubuh sang mamah tercinta nya.

Andre, Ana dan Zara terkejut melihat dibalik jubah hitam itu ternyata seorang wanita penari yang memakai baju khas penari yang begitu lengkap. Paras nya sangat cantik, kulitnya putih dan pinggang nya ramping. Benar-benar membuat Ana dan Zara insecure melihatnya.

"Dia Ibu gue, sosok penari di desa ini."

Flashback

Alunan gamelan mengalun, seorang penari berusia 32 tahun namun paras nya yang seperti masih berusia 25 tahun sedang menari di tengah-tengah lapangan sembari ditonton oleh seluruh penduduk desa.

Wanita cantik awet muda itu adalah seorang janda cantik, dia sudah menjadi seorang penari sejak masih duduk di kelas 2 SMA. Wanita itu menikah diumurnya yang masih 19 tahun, lalu melahirkan seorang anak lelaki namun suaminya menceraikan nya dan meninggalkan nya bersama anak lelaki yang masih bayi itu.

Alunan gamelan telah berhenti, begitu juga dengan penari cantik itu. Namun warga sepertinya belum puas melihat penari cantik itu menari dengan sangat indahnya.

"Tina! Nari lagi lah!"

"Iya Tina, sekali lagi aja!"

"Nari lagi,"

"Nari lagi,"

Tina sang penari cantik itu melihat kearah penari lainnya yang menatap sinis kepada nya, hal itu sudah biasa dia dapatkan sesaat dirinya sedang menari.

Penari didesa itu berjumlah agak banyak, namun yang sering di undang di acara-acara penting hanyalah Tina. Karna paras nya yang cantik dan body nya yang bagus, membuatnya disukai banyak orang di desa.

Akhirnya atas izin yang memiliki acara, Tina kembali menari. Dengan ini Tina akan mendapatkan bonus dari gajinya, tentu saja Tina senang. Tina kembali menari membuat penari yang lainnya kesal dan menatap Tina tidak suka.

Saat sedang menari Tina tersenyum kearah seorang anak lelaki yang sudah belasan tahun ini menemaninya, Tina bekerja sebagai seorang penari demi manafkahi anak lelaki itu. Semua akan Tina lakukan untuk membuat anak lelaki satu-satunya itu merasa bahagia, Tina sangat menyayangi anak nya.

"Rendi, ibu kamu cantik banget ya, awet muda lagi. Rahasianya apa sih? Apa suka mandi kembang unggal weungi?" tanya seorang anak lelaki seumuran nya yang duduk disebelah Rendi.

Gunung SajenWhere stories live. Discover now