H15 🪴 Jaga Jarak

134 41 8
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Sabtu, 08 Juli 2023.

15. Jaga Jarak

🪴🪴🪴

"GUE minta maaf, Dhe."

Mardhea mengedipkan mata beberapa kali-bingung. Di depannya ada Hanan yang sedang menatap sepatunya sendiri, kedua tangan pemuda itu terkepal. Mardhea bisa menebak bahwa Hanan sedang gugup, tapi kenapa?
Mereka sudah cukup sering bertemu dan bicara walau sebelah pihak.

Gadis yang dimintai maaf mengangguk, tapi belum mengucapkan sepatah kata pun. Sejujurnya, dia tidak tahu Hanan minta maaf untuk kesalahan apa.

"Gue nyuekin lo, terakhir kali juga ngaco ngomong sama lo. Gue punya alasan untuk itu, tapi nggak bisa berbagi alasan itu. Jadi, gue minta maaf." Hanan menjelaskan tanpa diminta.

Pemuda itu kini mengangkat kepalanya, mata mereka berdua bertemu untuk dua detik sebelum Hanan mengalihkan pandangan ke arah kanan.

"Setelah ini gimana?" Mardhea angkat bicara.

"Gimana apanya?" Hanan kembali memusatkan perhatian pada Mardhea.

"Lo ngejauhin gue seminggu lebih, sekarang lo minta maaf. Setelah ini, lo bakalan ngejaga jarak atau gue harus bersikap kayak apa?"

"Kalau gue minta lo jaga jarak gimana?"

Ada keraguan dari kalimat itu. Nadanya juga terdengar begitu pelan membuat Mardhea menyadari bahwa Hanan memang menginginkan mereka menjauh, tapi pemuda itu takut menyinggungnya. Mardhea mengangguk, dia mengukir senyuman kecil.

"Okay." Keputusan itu keluar begitu ringan dari bibir Mardhea. "Gue juga minta maaf karena selama ini buat lo ngerasa nggak nyaman. Gue sok akrab dan memaksa lo memiliki perasaan yang sama kayak gue. Kedepannya, gue akan berusaha dengan baik untuk jauhin lo. Tegur aja kalau gue melewati batas. Okay okay?"

Mardhea terdengar begitu riang mengatakannya, tapi sinar mata gadis itu redup. Hanan mengukir senyuman tipis yang terkesan dipaksakan, dia mengangguk. Tanpa kalimat pamit, pemuda itu membalikkan badannya meninggalkan Mardhea yang langsung menundukkan kepala. Tangannya naik ke arah dada, mengelus beberapa kali di sana karena terasa begitu sesak.

"Kenapa dada gue sakit?"

"Masem amat muka lo, Dhe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Masem amat muka lo, Dhe."

Arumi berkomentar jujur. Dia meletakkan dua buku dengan judul besar biologi di atas meja sebelum duduk di samping Mardhea. Kini keduanya berada di perpustakaan. Seperti biasa, Senin dan Kamis adalah jadwal Arumi untuk mendekam di dalam perpustakaan bukan kantin karena dia juga sedang menjalankan puasa sunah. Sedangkan, Kayla pasti berada di mushalla untuk muraja'ah dan Novia di ruang penyiaran karena dia masuk club penyiar sekolah. Kalau Mardhea, biasanya memang juga di perpustakaan tapi berbeda lantai dengannya. Arumi di lantai 3-tempat dimana buku-buku umum seperti Matematika, Biologi, Kimia, Fisika, dan buku pelajaran lainnya berada. Mardhea biasanya berada di lantai 2 karena itu adalah tempat buku-buku sejarah Islam dan tafsir hadits atau sumber bacaan keagamaan lainnya. Namun, hari ini Mardhea justru ikut naik dengannya ke lantai 3 dan tidur dengan menelungkupkan kepala ke atas meja.

Hanan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang