H4 🪴 Merindu Sang Mama

666 147 14
                                    


Bismillahirrahmanirrahim.

Selasa, 24 Agustus 2021.

Hayooo, siapa yang belum tidur?😂😂😂
Sesekali update malem😌

Yuk setor vote dan komentar, manteman🥺🥰

4. Merindu Sang Mama

Percayalah, cepat atau lambat hanya soal waktu. Namun, apa yang akan terjadi, menunggulah dengan sabar dan ibadah.

°HANAN°
By AayuuSR

🪴🪴🪴

Suara azan magrib berkumandang begitu merdu memanggil semua muslim dan muslimah untuk segera melakukan kewajiban kepada sang pencipta. Mardhea yang memang lebih suka sholat di masjid mempercepat langkahnya agar bisa mengikuti salat berjamaah. Begitu sampai di teras masjid, langkahnya terhenti ketika sadar bahwa suara azan kali ini berbeda dari muazin yang biasa. Irama serta suara meneduhkan terdengar begitu menenangkan membuat gadis yang memakai mukenah putih itu tersenyum.

Dia melangkah masuk ke dalam masjid. Sedikit mengintip shaf Ikhwan untuk melihat siapa kiranya pemilik suara merdu tadi. Di lihat dari postur tubuh dan gaya rambut, sepertinya laki-laki itu masih muda. Senyuman Mardhea kembali terukir sebelum akhirnya dia mengambil tempat sholat di shaf kedua sebab Iqamah sudah dilantunkan. Salat kali ini dia juga lebih khusyuk, alasannya karena suara imamnya sangat merdu persis seperti azan. Mardhea bisa memastikan jika dia adalah orang yang sama.

Menghabiskan waktu hingga 15 menit, masih dengan mukenah, Mardhea melangkah keluar masjid. Matanya membulat terkejut ketika sang muazin berdiri di depannya.

"Assalamualaikum, Kak!" Mardhea menyapa.

Laki-laki yang merasa terpanggil berbalik. Ikut mengukir senyum melihat gadis yang kini berjalan menghampirinya.

"Waalaikumussalam, Dik. Ada apa?"

Mardhea terdiam. Suara lembut milik laki-laki di depannya benar-benar menusuk hingga jantung. Belum pernah sekali pun, dia mendengar suara selembut ini bicara dengannya.

"Dik, kenapa?" ulang laki-laki itu lagi. Ketampanan dan aura dewasa semakin terlihat karena baju koko beserta kain sarung yang dipakainya. Peci hitam di kepala juga menambah kesan Masya Allah!

"Gak papa, Kak. Suara Kakak bagus banget, aku suka!" Mardhea mengacungkan kedua jempolnya. Tanpa sadar mukenahnya tersingkap memperlihatkan sedikit lengan putihnya karena memang dia memakai baju kaos lengan pendek di dalam mukenah.

Laki-laki tadi segera mengalihkan pandangan. "Dik, lengannya terlihat. Hati-hati, ya."

"Ya Allah, maaf, Kakak!" Gadis bermata sipit panik. Dia menurunkan lengannya dan bersedekap dada.

"Gak papa, kalau begitu saya pergi. Assalamualaikum."

"Wassalamu'alaikum."

Mata Mardhea masih menatap laki-laki tadi hingga menghilang bersama dengan motor matic yang dikendarainya. Senyuman manisnya terukir sebelum menepuk kepalanya sendiri.

"Selalu aja lupa nanya nama kalau udah ketemu cogan! Stupid!"

Namun, Mardhea kagum. Masih ada lelaki yang memampu menjaga pandangannya dengan begitu baik. Bersikap sopan dan tahu cara menghargai perempuan. Mardhea kira tidak ada lelaki seperti itu di zaman sekarang, tetapi itu dipatahkan oleh muazin bersuara merdu tersebut dan juga ...

Hanan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang