H14 🪴 Aku Ingin Rumah Baru

143 43 11
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Senin, 03 Juli 2023.

Hai hai, jumpa lagi. Ayok vote dulu dan jangan lupa tinggalkan komentar ya💗🌷

14. Aku Ingin Rumah Baru

 Aku Ingin Rumah Baru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




"MAMA udah nggak kerja lagi?"

Itu pertanyaan Mardhea begitu melihat sang mama sedang masak di dapur sore ini. Gadis itu masih mengenakan seragam, memandang perempuan memakai daster hijau muda itu dengan kerutan di kening. Sudah lebih dari satu minggu mamanya berada di rumah, padahal katanya hanya mengambil cuti. Sebenarnya dia merasa senang saja di saat melihat wanita yang telah melahirkannya tersebut, tapi tidak ketika suami sang mama pulang dari kantor.

"Mama mau ngobrolin ini juga sama kamu, tapi nanti aja sekalian makan malam sama Papa juga." Sophia menjawab.

"Om itu bakalan tinggal di sini sampai kapan, Ma?"

Kali ini Sophia berbalik setelah mematikan kompor. Dia menghela napas dan menghembuskannya sambil menatap lelah ke arah sang putri tunggal.

"Pertama, dia papa kamu dan jangan panggil dia om. Kedua, dia suami mama dan akan tinggal di sini selamanya. Ini rumah kita, kan?"

Mardhea menggeleng. Sophia mengerutkan keningnya.

"Pertama, dia bukan papa Dhea. Kedua, Dhea nggak nyaman tinggal sama Om itu. Terakhir, setelah Dhea tamat sekolah dan Om itu masih di sini, maka maafin Dhea kalau milih pisah tempat tinggal sama Mama."

"Mardhea!"

"Rasanya sesak, Ma." Gadis bermata sipit itu terisak. Kepalanya terasa begitu berat dan berdenyut ngilu. "Setiap kali aku pulang dan melihat ada orang lain di rumah, aku ngerasa asing. Bahkan suasana sepi tanpa Mama jauh lebih baik daripada harus menerima kenyataan kalau keluarga aku memang udah hancur."

Sophia tidak mengatakan apapun, dia hanya melangkah mendekati sang putri. Tangannya terulur untuk menarik Mardhea ke dalam pelukannya, tapi gadis berusia delapan belas tahun itu justru melangkah mundur.

"Dhea ngerasa hampir gila mikirin ini semua, Ma."

"Dhea, sebenarnya apa yang kamu harapkan? Mama kembali sama Papa kamu? Astaga, dia bahkan lebih dulu menikah dari Mama setelah kami bercerai. Kamu nggak pernah membuka mata kamu dan selalu nyalahin Mama. Apa kamu nggak pernah mikir sekali pun kalau Papa kamu juga salah?"

Hanan Where stories live. Discover now