Bab 16

10 0 0
                                    

"Dandelions"

Waktu demi waktu tibalah hari dimana Laura membaik dan diizinkan pulang. Namun ia harus tetap melanjutkan pengobatan kankernya secara rutin.

Di dalam kamarnya, Laura tampak termenung seraya menatap foto ibundanya yang telah lama tiada. 

"Lora kangen bunda. Pasti disurga bunda bahagia kan? Disini Lora sama papah baik-baik aja. Di surga bunda do'ain Lora ya, semoga Tuhan kasih Lora kesembuhan. Kalo misalnya Tuhan berkehendak lain, Lora bisa ketemu bunda disana. Tapi papah? Lora juga ga mau papah sendirian" Gumamnya pelan.

"Sekarang Lora punya pacar loh bun. Dia baik, jenius, tampan, hormat sama orang tua. Kalo bunda disini pasti bunda seneng ketemu Gavin. Oh iya, ada Grace juga, dia orangnya sama-sama baik, penyayang, penyabar, eh kadang sering marah juga si. Tapi beneran baik kok."

"Laura." Sahut Lucas dari pintu kamarnya.

"Ada Gavin nih."

"Hai cantik. Apa kabar?" Tanya Gavin yang muncul di belakang Julian. 

Laura tersenyum dan tersipu malu, "I'am okay."

"Ya udah, masuk aja gih. Tapi pintu kamarnya dibuka ya! om mau nyuci mobil dulu."

"Siap om."

"Khusus buat peri cantiknya aku." Gavin menyodorkan sebuket bunga dan buah segar ditangannya. 

"Wah bunganya bagus banget. Buahnya juga keliatan enak. Makasih ya. Jadi ngeropotin." Ucap Luna seraya menggenggam bunga tersebut.

"Kamu gimana si sih, mana ada ngerepotin." Gavin mendudukan dirinya di ranjang gadis pujaannya.

"Grace ga ikut?" Tanya Laura.

"Tante Luna masih sakit. Grace titip salam buat kamu, maaf katanya belom bisa dateng."

"Kasian Grace sama tante Luna. Semoga Tante Luna cepet sembuh."

"Amin."

"Laura besok mau masuk sekolah lagi. Pasti udah banyak yang Lora lewatin selama ga masuk." Ucap Laura.

"Not now. Kamu baru aja pulang. Fokus ke pengobatan ama pemulihan kamu aja ya."

"Lora bosen Vin, setiap hari tiduran mulu. Umur segini tuh harus banyakin produktif, jangan lemah. Kamu percaya aku kuat kan? Dukung dong!"

Gavin terkekeh pelan dan mengacak pelan puncak kepala Laura, "Gemes banget si. Iya kamu emang yang paling kuat kek gundala."

"Ck, serius ah!"

"Kan ini lagi aku seriusin. Atau mau aku iket pake cincin biar lebih serius." Goda Gavin.

Laura memukul pelan tangan Gavin, "Jangan gitu ah! Malu tau."

"Oh gitu saltingnya."

---

Grace menghela nafas lelah ketika menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya, "Finally done."

"Ngapain lagi ya? Buatin bunda bubur udah, nyapu ngepel udah, nyuci baju udah, beresin kamar sendiri? oh iya belum. Belakangan aja lah ituma. Eh tapi nanggung deh, gas aja dah" Grace yang semula terduduk di sofanya lantas bangkit dan pergi menuju kamarnya.

Grace menggelengkan kepalanya tak habis pikir ketika melihat situasi kamarnya yang tampak seperti kapal pecah, "Astaga. Lo ngapain aja si Grace. Setan aja ogah diem di sini."

Sebelum ia bertempur dengan kamarnya tersebut, Grace menyalakan musik di ponselnya yang kemudian ia hubungkan ke jbl miliknya. Sembari mendengarkan lagu india, dengan penuh semangat ia menari dan menyanyi seraya membereskan kamarnya.

Beberapa menitpun berlalu, setelah dirasa semuanya rapi Grace menghela nafasnya seraya menjatuhkan tubuhnya di ranjang, "Double L moment. Letih, lesu, lunglay."

"KIW, Cewek." Sahut seseorang di balik jendela yang terbuka. 

"Anjrit! ngagetin aja!"

"Anak cewek tu harusnya bersih-bersih, bantuin bundanya, ini malah rebahan. Ga bagus males-malesan tuh neng." Ucap Gavin sembari melangkah masuk melalui jendela kamar Grace.

Grace lantas menatap pria itu bringas, "SEMBARANGAN! lo ga liat sebersih apa kamar gue sekarang?! so tau lo! orang baru aja selesai bersih-bersih." 

"Iya-iya gue percaya lo emang serajin itu." Gavin melihat-lihat buku milik Grace di meja belajarnya.

"Tante Luna udah mendingan?" tanya Gavin.

Grace yang masih setia merebahkan tubuhnya di kasur hanya menghela nafas dan menggeleng pelan, "Masih sama. Gue udah paksa buat berobat tapi bunda nolak terus. Katanya bentar lagi juga sembuh, jadi ngandelin obat yang ada aja. Gue juga bingung  harus bujuk bunda kaya gimana lagi." 

"Lo yang sabar. Tante Luna pasti bentar lagi sembuh. Nanti gue coba ngomong ke nyokap gue buat bantu bujuk tante Luna."

"Thank's vin. Oh ya, bukannya lo hari ini mau ke rumah cewek lu?" tanya Grace.

"Udah tadi."

"Lah kok cepet banget. Siang-siang udah  balik lagi."

"Gue udah dari pagi disana. Terus sekarang dia lagi tidur istirahat. Paling besok gue nemenin Laura check up lagi ama kemo."

"Ooh gitu. Semoga lancar. Gue juga yakin laura bakal sembuh."

"Amin."

---

#Vote n Comment







Gavin Grace (On Going)Where stories live. Discover now