Bab 8

19 2 0
                                    

"Maybe It's Love"

"Bun, ini tinggal di pasang aja?" Tanya Ara yang sedang membantu ibunya di toko butik.

"Iya sayang."

"bentar lagi kamu mau kelas tiga, nanti ujian, lulus, terus kuliah. Kamu udah nentuin mau kemana dan ambil jurusan apa?" Tanya Luna.

Grace tampak berpikir, "Sebenernya aku belum kepikiran banget si bun. Pengen linjur aja rasanya. Tapi aku pengen banget masuk UI."

"Ok ga papa. Bunda selalu dukung keputusan kamu, yang penting kamu belajar yang bener."

"Siap bun" Ucapnya seraya berkutat dengan baju-baju di butik milik ibunya.

-----

Sementara itu, setelah Gavin selesai berolah raga dan membersihkan tubuhnya, ia kembali berkutat dengan buku-bukunya. Dirinya memang memiliki hobi membaca.

Disela aktivitasnya ia tersenyum sekilas mengingat  Laura yang menurutnya sangat polos dan menawan. Sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya karena tersadar bahwa itu mustahil.

Gavin meraih ponselnya dan menyanbungkan telfonnya pada Grace.

"Eyyo."

"What's up?" Sahut Grace.

"Ada yg mau gue omongin."

"Bilang aja."

"Eum, ga bisa disini. Kita harus ngobrol langsung. Ini soal---" Ucap Gavin yang terdiam.

"Soal apa?" Tanya Grace.

"Nothing. Nanti lagi ya. Sorry ganggu. Bye Grace."

Gavin langsug menutup telponnya dan merebahkan tubuhnya di kasur.

"Shit! Lu kenapa si Vin" Umpatnya seorang diri.

---

Kini tibalah mereka bertemu kembali dengan suasana kelas yang tampak ricuh karena memasuki jam masuk sekolah.

Di jam pertama kelas IPA 1, tampak banyak siswa yang asik bermain game, mengerjakan tugas, membaca buku, dan lain sebagainya. Sementara itu, Gavin fokus pada buku-buku yang ada di atas mejanya. Grace terlihat mengobrol ria dengan Laura. Akhir-akhir ini keduanya memang terlihat lebih dekat satu sama lain.

"Eh balik sekolah nanti kita maen yu? Room tour rumah gue abis tu ke rumah lo" Ucap Grace.

"Boleh banget" Ucap Laura ramah.

"Ok. Oh ya btw boleh kan gue ajak juga tu bocah?" Grace menunjuk kearah Gavin di belakang nya.

"Gavin? Boleh kok."

"Okei."

---

Setelah kelas pertama selesai, akhirnya tibalah para siswa memasuki jam istirahat.

"Oy" Sahut Grace yang menghampiri meja Gavin.

Gavin mengalihkan pandangannya pada Grace.

"Kantin yuk? Gue aja Laura juga ya?"

Gavin menatap Laura sekilas dan kemudian mengangguk. Sementara itu Laura hanya berdiri disamping Grace seraya menunduk malu.

"Ya udah ayo. Laper juga ni gue, ga sempet sarapan" Ucap Gavin yang kemudian bangkit dari kursinya.

Sesampainya mereka dikantin, mereka duduk di salah satu kursi disana seraya menikmati makanannya. Tak sedikit para siswa yang menatap kearah mereka bertiga. Tak heran mereka sudah sering menjadi pusat perhatian. Ditambah dengan keberadaan Laura yang tak kalah populer. Bahkan Grace merasa dirinya tenggelam karena kebanyakan dari mereka malah membenci dirinya. Tapi ia jelas tidak mempermasalahkan hal tersebut.

"Vin balik sekolah maen ayo. Gue mo mampir ke rumah Laura. Lu ikut ya? mumpung kagak ada tugas besoknya, jadi kita nyantai."

Gavin yang asik dengan makanannya terdiam sejenak, "Keknya gue mo basketan aja dah."

"Yah, lo kok ga asik gitu si. Ikut lah! Pokoknya lo ngikut yayaya?"

"Iya, oke-oke" Ucap Gavin terpaksa.

"Asik. Oh ya lo ga keberatan kita mampir?" Tanya Grace pada Laura di sebelahnya.

"Engga kok. Malah Lora seneng ada temen, kita kan juga tetangga" Ucap Laura.

"Okei."

"Ngomong-ngomong kenapa mereka ngeliat ke arah sini terus ya?" Tanya Laura yang tak nyaman dengan tatapan orang-orang di sekelilingnya.

Grace yang paham dengan situasi tersebut menghela nafas, "Maklum lah, lo bedua kan cakep, otak sama-sama encer, proporsional, berkarisma, ya ga heran mereka-mereka itu kagum."

"Engga gitu. Kamu juga cantik tau Grace. Lora suka gigi gingsul kamu, lucu banget loh imut kaya marmut" Ucap Laura polos.

"Buahahaha" Terlihat Gavin tertawa renyah karena ucapan Laura, "marmut versi lite."

Laura yang menyadari giginya memang gingsul hanya terdiam kikuk serata menutup mulutnya malu.

"Ck, apa si vin. Udah ah! Lagian Laura bener gue emang imut, sorry."

"Sipaling marmut" Ledek Gavin yang ditanggapi toyoran oleh Grace.

"Sekali lagi lo ledek gue, gue gaplok mulut lo" Ancam Grace.

-----

#Vote n Comment


Gavin Grace (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang