Bab 2

23 3 0
                                    

"Monday in School"

"Bangun, sayang. Udah pagi. Bukannya kamu harus upacara? " Ucap Luna yang terlihat membukakan tirai jendela kamar anaknya dan membiarkan cahaya matahari masuk menembus ruangan tersebut.

Grace tampak merenggangkan tubuhnya, "Bentar, bun. 5 menit" Ucapnya yang masih setia terpejam.

"Buruan, bangun! Kamu mau Gavin marah karna  kamu belom siap. Bunda mau siapin dulu sarapan bentar."

"Hmm" Sahut Grace yang mengerang dalam tidurnya.

15 menit kemudian

"Pagi, tante. Gracenya udah siap?"

Mendengar sahutan tersebut, Grace sontak membelakan matanya dan terbangun, "BUNDA, KENAPA GA BANGUNIN?!"

Grace lantas panik dan langsung berlari menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.

Sementara dari luar kamarnya, Luna tampak menggeleng tak habis pikir, "Dari tadi udah tante bangunin tapi tetep aja merem. Tante pikir dia langsung mandi, ternyata tidur lagi. Maafin Grace ya, vin. Kalo misalnya lama, kamu duluan aja takutnya telat. Grace nanti pesen grab aja."

Gavin lantas tersenyum ramah, "Gapapa. Gavin nunggu aja. Pasti bentar lagi juga siap."

"Serius ga apa-apa? Makasih ya. Kamu emang baik banget"

"Hehe iya tante, santai aja."

Tak lama kemudian, Grace datang dengan dasi yang belum terikat, "Ayo cabut, vin. Maap, gue semalem kelamaan belajar jadi bangunnya telat" Ucapnya seraya memakaikan helm berwarna merah jambu miliknya.

"Bukannya malem kamu langsung tidur ya?" Ucap Luna yang mencoba menyatakan kebenaran.

Grace refleks terlihat panik, "Bu-bunda bisa aja ngarangnya. Itumah kemaren kali, ah. udah yuk kita langsung berangkat aja. Bun aku pamit ya?" Ucap Grace yang menyalami ibunya dan di ikuti oleh Gavin yang turut meraih tangan Luna.

"Iya ati-ati, bekel kamu dimakan. Ga sempet sarapan kan jadinya."

"Iya pasti, bun. Aku duluan ya. Do'ain biar rangking satu."

Akhirnya merekapun pergi dari sana dengan menggunakan motor milik Gavin.

---

"Lo bisa ga si, kalo tau jamnya sekolah, ya otomatis harusnya bangun pagi!" Ucap Gavin yang terburu-buru menepikan motornya di parkiran sekolah.

"Sorry. Gue ga sengaja."

"Buruan! nanti kena point tau rasa."

Akhirnya merekapun berlari dan langsung mengambil posisi barisan.

Dengan terengah-engah, akhirnya kedua siswa tersebut dapat tepat waktu mengikuti ritual wajib di haru senin tersebut.

Tampak Gavin yang menghela nafas lega, "Nyaris" Ucapnya seraya mengelap keringat di pelipisnya.

Selang beberapa waktu, akhirnya upacarapun usai. Tampak siswa-siswi SMA favorit disana berhamburan memasuki kelasnya masing-masing.

Gavin Grace (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang