Bab 7

19 2 0
                                    

"Joging"

Di hari minggunya, Gavin kini berada di kamar Grace. Ia melihat gadis itu masih setia terlelap dalam tidurnya.

"Heh bangun! Buru bangun-bangun! Joging. Badan lo kureng gerak. Hari-hari rebahan aja. Katanya mau tinggi."

Grace terlihat menggeliatkan tubuhnya malas, "Lo duluan aja, vin! Tar gue aerobik mandiri."

"Aerobik palamu! Buru ah!" Gavin menarik tangan kanan Grace agar cepat bangun.

"Ih, gue masi ngantuk ege! Lo solo aja dulu. Minggu depan deh gue ikutnya" Ucap Grace seraya setia memejamkan matanya.

"Emang susah, vin. Anaknya keseringan begadang buat baca novel. Jadi kaya gitu tuh" Ucap Luna yang masuk ke kamar anaknya.

"Iya ni tante. Aku niatnya ajak dia lari ini."

Luna duduk di samping kasur anaknya, "Grace, kamu ikut atau masi ngantuk?"

"Ngantuk, bun" Ucap Grace lemas.

"Yakin?"

"Yakin banget" Ucapnya yang kembali tenggelam dalam mimpinya.

Luna menatap Gavin pasrah dan menggeleng.

"Oke, ga apa-apa tan. Kapan-kapan aku pastiin Gracenya ikut ya?"

"Iya, Vin. Di ajak sehat ga mau ni anaknya. Ohya, kamu sendiri larinya?"

"Iya. Aku sendiri aja ni. Kalo gitu aku keluar duluan ya tante?" Gavin menyalami Luna.

"Ouh oke. Semangat ya. Ati-ati."

"Siap."

---

Gavin berkeliling mengitari kompleknya. Ia berlari seraya mendengarkan musik melalui earphonnya.

Brakkk

Gavin terjatuh karena menabrak seseorang di tikungan.

"Eh sorry. Ada yang luka?" Tanya Gavin yang membantu orang tersebut berdiri.

"Gapapa."

"Lo?" ucap Gavin yang merasa tak asing.

"E-eh kamu Gavin ya? temennya Grace, 11 IPA 1 juga."

"Iya."

Laura yang kebetulan sedang lari pagi tidak menyangka bisa berpapasan dengan pria itu dengan cara seperti ini.

"Tapi lo beneran gada yang luka?" Ucap Gavin memastikan.

"Ga ada kok. Serius ga apa-apa."

Setelah percakapan tersebut, situasipun menjadi akward. Gavin tidak tau harus bersikap bagaimana.

"Ya udah bareng aja sekalian. Lo masi mau satu puteran lagi kan?" Tanya Gavin.

Setelah mengucapkan itu, Gavin merutuki dirinya sendiri, "Astaga, apaan si Vin! Lo ga biasa begini" Ucapnya dalam hati.

"Bo-boleh. Lora juga belum terlalu hafal perum disini" Ucapnya malu-malu.

Akhirnya merekapun berlari mengitari perumahan yang luas tersebut. Sesekali keduanya berbincang ria bahkan tertawa. Gavin sendiri merasa heran karena jarang-jarang dirinya bisa seperti ini dengan orang yang baru ia kenal. Bahkan belum pernah.

"Rehat disini dulu ya?" Ucap Gavin yang kemudian dibalas anggukan oleh Laura.

Mereka duduk di sebuah taman kecil yang ada di perum tersebut.

Gavin menyodorkan botol minum yang ia bawa pada Laura.

"Makasih ya" Ucap Laura yang langsung keneguk air tersebut.

"Lo sejak kapan pindah?" Tanya Gavin.

"Belom lama. Mungkin 3 hari lalu."

"Ouh."

"Kamu sama Grace temen deket ya?"

"Iya. Kok lo tau."

Laura tersenyum, "Grace kan pernah cerita."

"Sejauh apa dia nyeritain gue? Pasti isinya yang jelek-jelek kan?"

"Eh engga gitu" Ucap Laura panik.

Tanpa sadar Gavin menaikan bibirnya dan tersenyum simpul memperhatikan wajah polos Laura.

"Bagus kalo gitu."

"Eh a-anu, kita pulang sekarang yu? Takutnya ayah di rumah marah" Ajak Laura seraya tersenyum tak enak.

Gavin mengangguk dan bangkit dari kursinya.

Setibanya di pertigaan perumahan tersebut, Laura berpamitan dengan Gavin dan melambaikan tangannya. Gavin membalas lambaian tersebut dengan melemparkan senyumnya.

"Boleh juga."

---

#Vote n Comment

Gavin Grace (On Going)Onde histórias criam vida. Descubra agora