Bab 14

12 2 0
                                    

"Pura-Pura"

2 minggu pun telah berlalu. Kini Grace dan Gavin sudah kembali seperti semula walaupun Grace banyak menahan pahit atas kepalsuan yang ia taruhkan.

Terlihat Grace dan Luna sedang sibuk dengan baju-bajunya di ruang butik. Tak lama kemudian, seseorang memasuki toko itu.

"Eh Gavin, kemana aja?" Sapa Luna.

Gavin tersenyum ramah, "ada kok."

"Tumben ke sini." ucap Grace yang mempacking pakaian yang ada di sana.

"Ya elah, emang ga boleh?"

"Boleh-boleh aja sebenernya."

"Ini tante. Aku mau liat-liat baju." Gavin menyebarkan pandangannya ke etalase dan baju-baju yang tergantung.

"Boleh, baju apa tuh."

Gavin tampak terdiam sejenak dan menunjuk salah satu dress merah yang terlihat elegan.

"Yang itu boleh."

Luna mengambil baju tersebut dan membiarkan Gavin melihatnya.

"Grace sini bentar" Titah Gavin.

"Lo bisa pake baju ini ga buat gue?"

Grace yang terlihat kebingungan sedikit salah tingkah, "makud lo?"

"Gue pengen liat lo pake. Pasti cantik banget."

Grace yang gelagapan menatap heran Gavin yang tiba-tiba bersikap aneh padanya. Bukankah pria itu sudah memiliki kekasih.

"I-iya. Tunggu."

10 menit pun berlalu, Grace menampakan dirinya menggunakan dress yang ibunya buat. Gavin menatap Grace dengan pandangan berbinar kagum.

Luna tersenyum menatap putrinya yang tampak cantik.

"Gila pas banget. Cocok di lo" Ucap Gavin.

"Apaan si, vin!" Ucap Grace yang tampak kesal. Padahal hatinya terasa berbunga dibuatnya.

"Laura pasti bakal cantik pake dress ini. Gue niatnya mau ngadoin ini di ulang taunnya yang ke 18. Badan lo kan mirip-mirip ama Laura jadi aman lah ya. Gue ga sabar liat orang yang gue sayang pake baju ini" Ucap Gavin seraya tersenyum.

Seketika senyuman Grace luntur. Dirinya sudah salah besar dengan anggapan yang ia miliki.

Luna yang mengetahui perasaan putrinya melihat Grace dengan tatapan sendu.

"Aku mau beli yang ini boleh ya tante."

Grace langsung pergi dari sana untuk membuka baju tersebut.

"Kamu ambil aja, ga usah di beli." Ucap Luna ramah.

"Ga bisa dong. Itu pasti bikinnya susah, tan. Aku beli ya."

Luna menghela nafas dan mengangguk.

---

Grace menangis di dalam kamarnya, dirinya sangat malu karena merasa Gavin sudah mulai meliriknya. Tapi ternyata ia terlalu percaya diri karena berharap Gavin menyukainya.

Luna mengetok-ngetok pintu kamar Grace khawatir, "sayang, buka dulu yuk pintunya. Bunda mau ngomong."

"Aku mau sendiri dulu bun. Boleh ya?" Ucapnya seraya menyembunyikan isakannya.

"Sayang. Bunda tau kamu masi punya perasaan suka sama Gavin. Tapi kamu jangan terlarut sama kesedihan kamu ya nak. Bunda khawatir."

Gavin Grace (On Going)Where stories live. Discover now