Iya, mereka kembali pangku-pangkuan.

(Yang sekarang menjadi bagian dari hal yang mereka sukai entah sejak kapan.)

“Sudah, ayo jawab pertanyaan-ku,”kata James, seraya mengalungkan kedua lengan putihnya dileher Net, memainkan rambut bagian belakang lelaki berkulit tan itu dengan gemasnya.

Net membalasnya dengan cara memeluk erat pinggangnya.

“Saat kita lulus kuliah nanti, tentu saja aku akan meneruskan perusahaan milik Pho..”seru Net, terdengar menggantung.

James yang merasa jika ucapan Net masih ada lanjutannya itu hanya diam mendengarkan, dan menantinya.

Pelukan Net dipinggangnya semakin terasa erat.

“Tapi, selain itu, aku juga ingin membangun bisnis-ku sendiri, karena tentu dibalik itu ada tujuan-ku yang lainnya,”sambung Net, senyuman misteriusnya kembali terbit diwajah tampannya.

James memicingkan kedua matanya, entah mengapa dan apa sebabnya, jantungnya saat ini berdebar dengan sebegitu kencangnya.

“A-apa i-itu?”dan herannya dirinya bahkan berbicara dengan nada terbatanya.

Net menarik pinggang James mendekat kearahnya, kepalanya memiring kekanan, Jamez terpaku melihatnya, namun dengan perlahan kedua matanya mulai terpejam, ia pikir Net akan menciumnya, tapi ternyata...



















“Menikahi-mu,”bisik Net.

James merona hebat mendengar bisikan itu, iya, apa yang ia pikirkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya.

Sebab ternyata Net hanya ingin berbisik ditelinganya.

Dengan senyuman manis yang terulas dibibirnya, matanya senantiasa memancarkan ketulusannya.

James membuka kedua matanya perlahan, baru beberapa detik matanya bertemu tatap dengan mata Net, ia langsung menenggelamkan kepalanya dibahu kiri Net.

Hanya untuk menutupi rasa malunya akan bisikan Net ditelinganya.

Telapak tangannya terkepal, lalu ia gunakan untuk memukul pelan dada bidang Net.

Dimana sang empunya mengeluarkan tawa kecilnya.

Menggerakan tubuhnya kekiri dan kekanan, seperti menimang seorang bayi.

“Kenapa memejamkan mata?”tanya Net sengaja, dengan terus menggerakan tubuhnya.

James melingkarkan kedua kaki putihnya dipinggang Net, pukulannya didada Net berhenti, sebab berubah menjadi cubitan kecil-kecil, hingga mampu membuat Net mengaduh kesakitan.

“Berhenti bertanya Ai Net!”sungutnya, suaranya terdengar tertahan.

Net meringis pelan, merasakan cubitan James yang semakin lama terasa panas.

Untung saja James tidak lama mencubitnya, karena kalau lama, Net yakin, tubuhnya akan mendapatkan ruam-ruam merah, karena biasanya cubitan James itu akan membekas.

“Kenapa?”heran Net, padahal dirinya tahu kalau James tengah merasa malu karenanya.

“Pikir saja sendiri!”

James kesal, begerak melepaskan kedua kakinya yang melingkar dipinggang Net, kemudian beranjak turun dari pangkuan lelaki itu, hingga pelukan Net dipinggangnya terlepas.

James membawa sepasang kakinya berlari menuju kamarnya.

Menghindari Net dengan segala ucapan mautnya.

“JAMES! TUNGGU AKU!”teriak Net, dan ikut beranjak berdiri, lalu berlari mengejar James, yang sudah sampai didalam kamarnya.

Yang sialnya pintunya dikunci oleh James dari dalam.

Iya, saat sampai didepan pintu kamar James, Net sudah mencoba untuk membuka pintunya, tapi tetap saja tidak bisa.

“JAMES! KENAPA PINTUNYA DIKUNCI? AYO BUKA! AKU JUGA MAU IKUT MASUK!”teriak Net dari luar.

James yang masih berdiri dibalik pintu menggelengkan kepalanya ribut.

“TIDAK! KAU DILARANG MASUK! JADI TETAP DILUAR SAJA!”balasnya dengan teriakan juga.

James tidak akan membiarkan Net masuk kedalam kamarnya, sebelum rasa malunya mereda.

“Kenapa? Aku bosan diluar sendirian tanpa kau James, ayo! Cepat buka!”keluh Net dengan raut memelasnya.

Padahal James tidak dapat melihat ekspresi wajahnya saat ini.

“Hanya sebentar saja! Jangan berisik,”sahut James dari dalam, kemudian menjauh dari daun pintu, melangkah mendekat kearah tempat tidurnya.

Menjatuhkan tubuhnya disana dengan posisi tengkurap, kedua kakinya bergerak seolah-olah ia tengah berenang didalam air.

James salah tingkah!

Dan itu karena ulah Net Siraphop!

Lelaki berkulit tan itu tengah melangkah gontai menuju keruang tamu James lagi.

Bibirnya mencebik kebawah.

“Seharusnya saat aku mengatakan akan menikahinya nanti, respond-nya tidak seperti ini, melainkan memberikan aku pelukan hangat, juga senyuman manis dengan rona malu-malunya,”gumamnya disepanjang langkah kakinya.

Net yang terkadang tidak peka akan menjadi bodoh sesaat.

Padahal James memang sudah merasa malu.

Dan memberikan respond seperti ini juga karena godaannya.

Dasar bapaknya Chuchu!



















to be continue.
Mau dong dinikahin P'Net juga😭😭

𝘾𝘼𝙎𝙎𝘼𝙉𝙊𝙑𝘼Место, где живут истории. Откройте их для себя