•08

115 7 0
                                    

Happy Reading,

***
'Padahal aku ingin menandainya, ' celetukan Theo yang memindink Archer tiba-tiba sudah cukup menambah rasa kagetnya.

Sedikit frustasi sebenarnya memiliki wolf se aktif Theo, dia akan selalu mengomentari segala hal yang bisa dirinya komentari. Apalagi mengenai mate nya sendiri, Theo jelas lebih lebih dari biasanya.

'Kau jangan terlalu lama membiarkan nya Ar, aku tak suka. ' katanya, lagi. Mengomentari perbuatan Archer yang tidak dia sukai. Padahal tadi Theo sudah ingin memperlihatkan dirinya pada Chessy.

'Theo, dengar! Kau tak bisa gegabah seperti itu. ' jika saja Archer tak memiliki pengendalian diri yang sangat tinggi, sudah jelas wolf nya akan menguasai tubuh nya.

'Aku tak gegabah Ar, aku hanya satu langkah lebih depan. ' entah kenapa Archer rasanya ini ingin memprotes pada Dewi Bulan mengenai wolf nya sendiri.

'Lagi pula kau menyukai nya juga bukan? ' sialan sekali Theo!

Daripada membiarkan dirinya semakin merasa pusing dengan ocehan Theo, lebih baik menghampiri sang pemilik rumah yang sudah kembali ke hadapannya.

"Slow down. " katanya, gadis itu memberi kode pada Archer agar ikut duduk di kursi makan sedang dirinya menyiapkan secangkir teh chemomile  miliknya. Lagi pula si tuan muda itu mate nya bukan? Tak ada salahnya berbagi sedikit, walaupun enggan sebenarnya.

"Kau pikir dengan langsung berbuat seperti itu akan bagus untuk kedepannya? " menyodorkan secangkir teh kesukaan nya kehadapan Archer, sedang dia juga duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Archer.

"Bukan saya, " Chessy berdecak mendengarnya, mau Archer ataupun wolf nya tetap sama saja. Tidak ada yang beda.

Gara-gara tingkah nya, Chessy jadi tidak bisa berkenalan dengan benar. Benar-benar menyebalkan wolf si tuan muda. Awas saja jika dia berani mengusiknya lebih jauh, Chessy tidak akan membiarkan nya.

"Nama? " menatap sosok si tuan muda dengan benar, dia harus mengingat setiap lekukan yang ada jika bisa. Karena untuk kedepannya, kehidupan nya yang sudah bermasalah pasti akan lebih banyak kejutan.

"Theo, " membalas tatapan Chessy yang terang-terangan memperhatikan nya.

"Namamu." tekan nya, dia tidak bertanya mengenai si wolf mesum satu itu. Dia sudah masuk list yang harus dihindari. Dengan kata lain, tidak bisa membuatnya berubah pikiran untuk menghapus namanya dari daftar.

"Archer, " jawabnya kalem, sembari menyeruput teh yang dihidangkan untuknya. Tampan. Chessy menggigit bibir dalamnya, mensyukuri sosok mate nya yang sangat tampan. Bahkan melebihi type nya sekali. Ternyata Tuhan masih memberinya setitik kebahagiaan lain dengan sosoknya.

Sikap Chessy yang tidak malu-malu malah membuat Archer sedikit membuatnya tidak tenang, hanya sedikit, selebihnya tetap saja mendebarkan.

Sosok yang baru dia temui beberapa kali ini akan sangat sulit untuk Archer taklukkan, tidak dengan bantuan Theo yang bisa saja merusak segalanya.

Theo terlalu hiperaktif untuknya yang pasif.

"Kau pasti sudah tahu namaku, bahkan biodata lengkap pun pasti tahu. " Archer tersenyum kecil mendengar nya, ah~ ternyata mate yang menerima semua hal dengan lapang dada benar-benar ada.

"Aib ku pun kau pasti tahu, " gumamnya, tersenyum kecut mengingat Archer bukanlah werewolf biasa. Dia seorang Alpha, tuan muda yang bisa melakukan apapun yang dirinya inginkan. Bahkan informasi lengkap tentang dirinya saja bisa didapatkan hanya sekali kedipan seperti nya.

The Flow Of lifeWhere stories live. Discover now