39; Jadi Bagian Dunianya

6.1K 803 250
                                    

dengan kekuatan bulan, aku akan melawan writer’s block ini!

gabut anjir libur semester masa ngga ngapa-ngapain,
mending nulis 😭

kelen juga vomment hayo!

***

Satu minggu menjelang pertunangan, Jaka sama Radi jadi makin sering habisin waktu di tempat satu sama lain. Entah itu si dominan yang ditahan Bunda buat nginep, atau sang mesa yang tiba-tiba harus jadi babysitter buat sang pacar dan kucingnya.

Malam ini juga, setelah interview kepanitiaan yang sejujurnya Radi ogah banget kalau bukan karena Sukma, Jaka minta dia nginep di apartemen. Sejak dari perjalanan emang rasanya udah aneh, makanya Radi ngga kaget begitu kaki melangkah masuk unit, Jaka mendadak peluk dia sambil tenggelamin muka ke pundaknya.

“Kenapa, Adek?” Candanya, angkat sebelah telapak buat usak-usak rambut gelap sang dominan. Kalau kelakuan Jaka udah kaya gini, dia berasa gemas banget jadi kakak.

“Mau cium.” Pinta cowok itu, wajahnya dibawa sampai ke hadapan Radi, bikin raut merajuknya jelas banget di mata sang submisif. Beberapa detik cuma disenyumin, Jaka akhirnya dapat ciuman di keningnya dari si aries. Remaja itu perlu jinjit dan setengah narik bagian depan kemeja Mas Pacar biar ikut nunduk, soalnya beda tinggi mereka keterlaluan.

“Tuh, udah cium, sekarang senyum dong.” Jaka masih cemberut, dia ngga jelasin apa-apa ke Radi, makanya anak itu otomatis bingung kenapa si calon suami bertingkah kaya begini. “Kenapa lagi, sih, Mas? Duduk dulu, deh, ngga enak ngomong depan pintu gini.” Radi mundur dari rengkuhan longgar Jaka dan gandeng si taurus buat diajak duduk. Tapi lagi-lagi Jaka menyusup ke peluknya, ndusel ke perut Radi dengan ngga tau malu.

Si aries cuma bisa geleng kepala tanpa ada niatan ngusir sang pacar, ruas jemarinya main-main di helaian surai Jaka. Agak lama cuma diam, ngga ada yang bersuara, sampai si taurus kemudian nyeletuk, “Laper.” Serius, satu kata itu aja yang keluar dari mulutnya tanpa ada penjelasan lanjutan kalau dia mau pesan makan atau masak, atau ya cuma mau ngeluh aja.

“Makan, dong, kenapa malah ngadu ke aku?” Paras rupawan Jaka kini naik mendongak sampai bisa tatap Radi, aries itu jelas makin bingung sama maksud di balik kelakuan calon suaminya. Jujur Radi mau langsung tanya Jaka ada masalah apa, tapi dia ngerti kalau sang pacar ngga bisa dipaksa sebelum sendirinya berniat cerita. Salah-salah nanti berakhir pulang teler lagi kan bahaya.

“Mau beli aja? Atau mau masak?” Tanya Radi biar percakapan mereka ngga stagnan dan henti gitu aja. Pertanyaan itu dijawab langsung sama Jaka yang kini mendongak sampai tatap mereka ketemu.

“Mau masak sama kamu.”

“Ya udah, ayo ke dapur. Peluknya lepas dulu.”

What’s the magic words?” Oke, jadi ini adalah regulasi baru yang masih dalam tahap percobaan, di mana Jaka bikin sebuah kata sandi buat Radi yang bisa dipakai ketika; (1) minta sesuatu ke Jaka, (2) basically circumstance nomor satu udah mewakili semuanya, sih— ya, intinya, ketika Jaka mengajukan tanya kaya gini, maka Radi harus jawab, “Tolong lepas dulu peluknya, Mas, Adek susah mau gerak.”

Bisa tebak magic words nya apa? Yap, tentu aja tolong, maaf, dan terima kasih udah jadi yang paling mendasar serta wajib dalam hubungan mereka, tapi di sini Radi panggil dirinya sendiri dengan kata ganti Adek. Itu yang Jaka minta, soalnya kadang aku-kamu aja masih kurang ugh.

[1] Mas Jaka | ft. NoRen (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang