bagian 1

261 57 4
                                    

Bergembiralah hati yang di kasihi, cahaya mu yang redup akan kembali bersinar melihat sejuta harapan.
Keindahan dan kebahagiaan akan selalu menanti mu di setiap langkah di perjalanan hidupmu.

Cahaya yang terang benderang akan segera menghampiri mu, tak ada lagi kegelapan yang akan menyelimuti hidup mu. Percayalah kasih bahagia untukmu selamanya.

Di sini, di rumah pohon ini tempat dimana mata mu yang indah berbinar syahdu ketika melihat kelap kelip cahaya kunang kunang di malam itu. sungguh keindahan mata yang tiada tara.

Aku tak tahu apa yang ku rasakan saat ini entah itu senang entah itu sedih. Aku begitu senang karena bisa memberi harapan yang bahagia untuknya. Di sisi lain aku begitu sedih tentang hal apa yang akan terjadi pada diriku. gundah lah hati jikalau mengingat tentang dirinya.

Di rumah pohon ini kutulis cerita ini yang setiap rangkai demi rangkai di mana setiap baitnya kan ku tulis tentang dirimu. Dan aku ingin sedikit bernostalgia mengenang masa masa indah saat bersama mu.

*
*
*

Senin 12 juli 2016. Masih teringat jelas keindahan senyuman yang tulus dan riang tawanya di hari itu, membuat dunia ku yang kelabu menjadi berwarna bagai pelangi, meski sekarang warnanya semakin memudar namun senyum dan tawanya akan selamanya tersimpan di relung hati yang paling dalam.
Pada waktu itu yang dimana hari pertama kalinya aku bertemu dengan dirinya.

*****

3 tahun yang lalu....

Hingar bingar kota di terik panas matahari, aku tetap riang menari menghibur pengunjung di taman bermain.
Di balik senyuman di topeng kelinci ini aku selalu bersemangat. Bersemangat menjalani profesi ku sebagai badut di tempat taman bermain.
Aku bekerja sebagai badut di taman bermain untuk anak-anak. Keterbatasan fisik membuat kesulitan mendapat perkerjaan. Semenjak lulus sekolah sma aku memutuskan untuk bekerja sebagai badut di taman ini.

Waktu terus berjalan matahari sudah tenggelam, siang sudah berganti malam dan panas sudah berganti dinginnya malam.

Di saat aku sudah mau bersiap untuk pulang. Terdengar suara wanita mengmangil ku tepatnya di depan cafe yang tak jauh dari taman.

Aku langsung menghampirinya dan dia bilang kepadaku, "hariku begitu menyenangkan hari ini, dan tak lengkap rasanya jika tak ada badut yang menghibur, jadi tolonglah hibur aku dan teman teman ku, temani kami malam ini."

Dia langsung menggapai tanganku, dengan riangnya dia menari berdansa mengajakku. Dengan di iringi lagu di cafe itu, dia menari dengan riangnya. Meski tarian dan dansanya yang tak jelas, namun dengan tawa yang terlihat jelas di wajahnya, bisa diartikan kalau dia benar-benar bahagia malam itu.

Dia begitu menikmatinya, aku tak tahu hal apa yang membuatnya begitu bahagia pada malam itu.

Hitam menjadi putih, kelabu menjadi berwarna dan tak ada arti menjadi bearti. Begitulah yang ku rasa saat melihat tawa di wajahnya, sungguh saat-saat yang menakjubkan ketika melihat elok parasnya.

Tak sadar hari sudah larut malam, lalu dia menyuruh ku untuk pulang, setelah dia memberikan uang tips kepadaku. Aku berjalan pergi meninggalkan mereka semua, sambil melambaikan tangan kepada mereka, dan di balas senyum oleh dirinya.

Aku pulang dengan motor vespa peninggalan orang tua ku, aku pun masih berpakaian kostum badut kelinci ini, karena taman sudah tutup dan aku tak bisa berganti pakaian.

Catatan DawaWhere stories live. Discover now