32 - Organisasi Misterius

325 68 3
                                    

Dengan fokus semua orang yang mengarah padanya, Hayu mau tidak mau mulai menceritakan awal kejadian penculikan mereka. Saat dia mendeskripsikan sosok hitam bermata merah yang berdiri di belakang seorang laki-laki yang menculik mereka, Erfan memotong ucapan Hayu, "Sebentar, apa mereka merasukimu?"

Hayu ragu, ia menggeleng ragu. "Kami pingsan karena ada semacam jarum yang menusuk kami."

Liana mengangguk mengkonfirmasi, "Ah ... saya sempat mengambil beberapa botol misterius saat di sana." Gadis itu segera mengeluarkan botol-botol kecil dari saku lalu menaruh di meja. Semua orang saling pandang, tapi tidak buka suara.

"Kamu lanjutkan saja ceritamu dulu." Tambah Erfan.

Hayu melanjutkan ceritanya saat mereka sudah dibawa ke bangunan hingga dipisahkan ke ruangan yang berbeda. Kejadian aneh yang membuat para penculik meninggalkannya tanpa pengawasan, lalu dia yang pergi menyelamatkan Liana hingga kejadian di ruang bawah tanah.

Saat mendengar bagian cerita mereka melihat banyak tubuh terbaring tidak sadar, semua orang terlihat muram, tetapi Hayu tetap melanjutkan bercerita hingga bagian Dirga yang mengeluarkan cahaya berwarna biru hingga tiga kali. Ia juga menambahkan kalau orang-orang mendadak sadar saat semua itu terjadi. Ia tidak menceritakan detail kecil kejadian di ruang bawah tanah saat Dirga meminta semua orang untuk pergi duluan. Liana menyadari itu tapi ia tetap diam. 

"Saya pingsan saat akan keluar dari ruangan itu, jadi saya tidak ingat apa-apa. Begitu saya bangun, saya sudah terbaring di kasur dengan ...." Hayu terdiam.

"... Orang itu menunggu ...."

"Ayahnya." Gumam Nenek Yustas pelan.

Setelah Hayu selesai bercerita, mereka meminta Liana menceritakan kejadian saat kabur dari gedung. Gadis itu mulai menceritakan detail kejadian yang dialaminya beserta keanehan yang terjadi pada Yustas. Liana juga memberitahu kalau dirinya kini bisa melihat yang tidak terlihat juga tapi dia masih ketakutan.

Erfan menoleh pada Noel, "Kamu punya itu?" 

Noel mengangguk lalu menarik satu cincin di dari jemari tangannya. "Pakai ini, kamu tidak akan bisa melihat mereka selama memakai cincin ini. Tapi jika kamu ingin melihat, tinggal lepas saja." Ucap Noel.

Para orang dewasa di ruangan itu terlihat serius. Yustas yang sudah mulai makan dengan porsi besar menjadi sedikit canggung. "Kami akan menghubungi keluarga kalian agar mereka tidak khawatir, tapi Liana dan Hayu jangan bilang apa-apa mengenai hal-hal yang terjadi di luar nalar manusia. Semua itu dimaksudkan untuk menjadi rahasia dari manusia." Ucap Emelia akhirnya.

"Kalau kalian sudah selesai makan, lebih baik kalian berdua istirahat." Tambah Nenek Yustas pada Liana dan Hayu.

"Aku ingin bicara dengan Hayu setelah dia selesai makan." Tegas Erfan.

Hayu mendongak dari mangkuknya dengan ekspresi bingung, "Saya?"

Erfan mengangguk.

"Tapi kenapa?"

"Kamu pasti sudah tahu kalau kamu anak dari putri yang hilang kan?"

Semua orang di meja terkesiap. Hayu sedikit ragu. "Dia sudah menceritakannya pada saya, tapi saya belum yakin."

"Aku juga ingin membahas yang lain." Tambah Erfan.

Hayu akhirnya mengangguk lalu melanjutkan makan. Erfan memandang ke arah Liana sekilas sebelum akhirnya bergumam, "Aku juga akan bicara denganmu nanti secara terpisah." 

Erfan kemudian beranjak berdiri, "Aku akan menunggumu di teras depan, datanglah setelah selesai makan."

Tiga orang meninggalkan ruangan. Kakek dan Nenek Yustas memandang saat mereka berjalan keluar. Hayu mengamati ekspresi dua orangtua itu, mereka sama-sama terlihat tidak suka dengan sikap tiga orang tadi, tapi tidak bisa menyanggah. Saat Hayu selesai dia langsung berterima kasih pada kakek nenek Yustas lalu membawa alat makannya ke tempat cuci piring.

Gate into the Unknown [END]Where stories live. Discover now