33 - PERNIKAHAN ZOEY

3.2K 294 1
                                    

Sebagai kerabat yang pernah memiliki posisi penting di sebuah keluarga, Starlee harus ikut menghadiri acara pernikahan mantan Adik iparnya, Zoey. Ya, wanita itu akan menikah dengan pria pilihan dari Ibunya. Starlee tidak mengenal siapa pria yang akan menjadi suami Zoey, tapi dia tetap datang bersama dengan Rayden.

Rencananya, "Kamu jadikan ingin memperkenalkan triplets kepada keluarga Jaergen?"

Tepat hari ini, Starlee telah memikirkan semuanya secara matang dan siap. Dia akan memperkenalkan anak kembarnya pada keluarga besar Jaergen, Starlee juga akan pelan-pelan menjelaskan pada ketiga anaknya. Meski tanpa Starlee tahu, ketiga anaknya telah mengetahui perihal Jaergen sebagai Ayah kandung mereka.

Tapi, ketiganya kompak bungkam. Terkecuali untuk Suri, gadis kecil yang berbeda dari Kakak-Kakaknya itu sering kali keceplosan ingin bertemu Jaergen bilamana tengah bersama Ibunnya. Beruntung, Cazz, Grace atau Nyx selalu mendampinginya, jadilah mereka bertiga selalu berhasil mengalihkan pembicaraan yang Suri mulai.

Seperti saat ini, Suri sudah siap dengan gaun merah muda kesukaannya, Grace dengan gaun hijaunya yang kalau kata Suri. "Glace sepelti lumput," Suri memang senang mencari ribut meski akhirnya, tetap Suri yang kalah beradu argumen dengan sang Kakak perempuan.

"Kamu seperti stroberi gendut saja bangga," Grace membalas mencibir sembari meraih tangan Abun, dan menggandengnya.

Suri? Oh, jelas saja gadis kecil itu menaiki strollernya. Terlalu malas berjalan dan Suri tidak mau di gendong Abun, "Bialkan! Sui kan manis telus banyak yang suka!" Suri mengambil botol minumnya, meminum susu stroberi sembari menatap sekeliling.

Aura bungsu terlalu pekat pada diri Suri sampai-sampai, dia pernah mengamuk saat Ibun bicara jika Suri akan memiliki Adik. Suri tidak suka Adik! Dia mogok makan selama 2 jam! Dia juga mogok minum susu selama 1 jam! Suri merasa sangat tersiksa, lebih baik dia mogok segalanya daripada memiliki Adik.

Tapi, Ibun dan Abun tidak pernah bosan memberi pengertian pada Suri kecil yang merajuk tidak mau memiliki Adik. Karena saat itu, Ibun sudah hamil, mana mungkin mengugurkan demi Suri yang tengah merajuk? Sayangnya, meski sudah beribu kali membujuk dan memberikan banyak mainan, Suri tetap tidak mau memiliki Adik.

"Nanti punya Adik, baru tau rasa!" Grace tidak pernah mau mengalah dengan Adiknya jika sudah membahas tentang perdebatan adu argumen.

Suri mendelik, "Nanti Adiknya Sui tusuk!"

Ibun dan Abun yang mendengarnya, menatap terkejut ke arah Suri. Pemikiran jahat dari mana itu? Suri yang polos dan lugu, tidak mungkin bisa kepikiran ingin menusuk Adiknya sendiri. "Hust! Sui tidak boleh asal bicara! Ibun marah kalau Sui mengulangi kesalahan yang sama,"

Suri melepas sedotan dari bibirnya, gadis kecil itu menahan stroller dengan menurunkan kakinya, di susul dirinya yang meloncat turun. Berlari kecil meninggalkan orang tua dan Kakak-Kakaknya yang hanya bisa menggeleng pelan. "Anak kamu loh itu," Sindir Ibun pada Abun yang hanya mampu meringis.

"Anak kita, sayang."

"JANGAN SUSUL SUI! SUI MALAH!"

Grace menggerutu, "Siapa juga yang mau susul kamu? Geer!"

***

Akibat dari acara merajuknya, kini Suri kehilangan jejak keluarganya sendiri. Suri kebingungan di tengah pesta pernikahan, dia tidak tahu harus ke mana. "Aduh, Sui telsesat nih. Apa Sui halus katakan peta? Peta!"

Wajahnya yang khas, tampak lugu celingak-celinguk. Mencari batang hidung Ibun, Abun, atau pun Kakak-Kakaknya. Sampai, manik matanya terhenti pada seseorang yang dia kenali. Wajah Suri berubah bersinar, gadis kecil dengan gaun merah muda mengembangnya itu berlari seperti anak kucing yang menyelinap di antara kaki manusia.

Menerobos setiap keramaian dengan kelincahannya, "DADDY SEMPULNA!"

Bukan hanya sang tujuan yang menoleh, tapi semua orang, ikut memerhatikan Suri yang kini berdiri di depan Jaergen sambil merentangkan kedua tangannya. Mula, Jaergen memang terkejut melihat kehadiran Suri, tapi tak lama, dia mampu mengendalikan dan beralih mengangkat Suri ke atas pangkuannya.

"Sayang sama siapa kesini?" Tanya Jaergen sembari merapikan helai rambut Suri yang berantakan, mengabaikan tatapan penuh tanya dari keluarga besarnya yang lain.

Karena sejak kecelakaan dan di nyatakan lumpuh, Jaergen tidak pernah bersikap lembut apalagi tersenyum. Tapi sekarang, pria dengan kursi rodanya itu, malah bersikap sangat lembut pada seorang anak kecil perempuan, bahkan dia tersenyum tanpa adanya paksaan sedikit pun! Zoey bingung, mengapa Kakaknya bisa mengenal pasien yang dia katakan tempo lalu?

"Gadis kecil heterochromia?"

Suri menoleh, menatap Zoey dengan kening berkerut sebelum akhirnya, tersenyum lebar. "Tante Dokter!"

Tunggu, "Kenapa bola mata kamu hitam?"

Gadis kecil itu mengerjap, dia menatap mata Jaergen lalu hendak mencoloknya namun sudah lebih dulu tangan Jaergen tahan dengan lembut. "Ada apa, sayang?"

"Sui hanya ingin melihat, apakah mata Daddy juga sama seperti Sui?"

"Sama seperti Sui?"

Suri mengangguk, gadis kecil itu mencoba untuk mencolok matanya sendiri tapi Jaergen, tentu saja menahan tangannya. "Jangan di lukai matanya, sayang. Nanti perih,"

"Tidak perih, karena Ibun selalu ganti-ganti bola mata Sui!"

Terkejut? Bukan main! Apa katanya, ganti-ganti bola mata? Zoey tidak habis pikir, wanita dengan gaun pengantin itu menatap sekitar sampai dia berbisik pada sepupunya agar membantunya menemukan orang tua Suri. Beruntung, sepupunya mengenal Starlee dan Rayden, jadi akan mudah untuk sepupunya itu menemukan orang tua Suri.

Sementara itu, Starlee dan Rayden bersama anak-anak juga, tengah mengobrol dengan pengantin pria yang tidak lain, suami dari Zoey. Starlee ingat, jika di kehidupan sebelumnya. Pria yang tampak gagah di depannya ini, adalah pria yang terbilang baik. Starlee memang hanya mengenalnya sekilas, itu pun berdasarkan informasi simpang siur di media sosial.

Namanya Matteo, seorang pebisnis yang menekuni dunia kuliner di Nusantara. Kecintaanya pada tanah air, membuat Matteo berhasil mengemban menu tradisional hingga semakin banyak dijadikan idola sebagai pengisi perut yang sangat direkomendasikan. Tetapi, Starlee ingat, dulu ada rumor mengenai Matteo yang katanya gay.

Entahlah, itu hanya rumor belaka atau apa. Starlee tidak tahu, sampai dia menyadari adanya kejanggalan, Starlee menoleh. "Anak-anak, di mana Sui?"

Grace menoleh ke depan, "Tadi aku memperhatikannya, dia ada di sana memakan cake tapi kenapa sekarang hilang?"

Panik? Tentu saja! Rayden lekas pergi mencari si bungsu, begitu pula dengan Starlee yang memboyong anak-anaknya untuk mencari Suri, agar mereka tidak terpisah, dan ikut hilang. Ketika tengah pusing mencari di mana keberadaan Suri, sepupu Zoey yang Zoey tugaskan untuk mencari orang tua Suri, kini bertemu dengan Rayden.

"Ray! Anakmu ada bersama dengan Zoey dan..."

"Dan?"

"Jaergen,"

Rayden terpaku sejenak, pria itu tersadar seperkian detik, bersamaan dengan Starlee yang mendatanginya. Dengan berat, Rayden mengatakan hal yang sama. "Suri aman bersama Jaergen,"

***

Kelahiran Kembali Sang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang