64 - Pergi atau Pulang

13.6K 848 97
                                    

Langkahnya terhenti dan untuk sesaat Gio ragu melanjutkan langkahnya.

Mungkin setelah ini ia akan kembali kecewa, dan mungkin jauh lebih buruk dari sebelumnya.

Satu bulan tidak pulang membuat rumah sendiri terasa asing untuknya. Masih dalam keraguan akhirnya ia bergerak masuk ke rumahnya dan berjalan kesana-kemari tanpa arah hingga menemukan sosok yang ia cari.

Langkahnya kembali berhenti di taman belakang rumahnya, matanya terpaku pada sosok wanita yang berdiri di depan kanvas yang masih kosong. Pandangannya tampak teduh dan redup. Matanya terus menatap teriknya matahari pagi yang menyilaukan dengan pandangan kosong.

Layaknya burung yang terjebak dalam sangkar.

Lama Gio memperhatikan wanita yang tidak lain adalah istrinya.

Kimora mulai mengukir dan memainkan kuas lukisnya hingga lukisan tersebut selesai separuh dan sama seperti hari-hari sebelumnya lukisan itu kembali digantung.

Wanita itu kembali menarik tangannya dan meninggalkan lukisan yang belum selesai. Tatapan semakin hampa hingga begitu menyesakkan. Bertepatan dengan Kimora yang menoleh, kedua manik mata itu bertemu.

Mata Kimora membulat, mungkin sedikit terkejut. "Kau pulang?"

Sayangnya bukannya menjawab, Gio malah memalingkan wajahnya dan segera berlalu meninggalkan Kimora yang berusaha mengejarnya.

"Kau dari mana saja?" Kimora tersenyum saat berhasil menggenggam tangan kasar milik Gio entah kenapa membuat perasaannya lebih lega.

Sayangnya pria itu tidak menyadarinya.

Gio menelan salivanya penuh kegugupan. Bodohnya pria dingin itu hanya bisa berusaha menutupinya dengan sifat dinginnya.

"Aku lelah." Dan bertepatan dengan itu. Kimora perlahan melepaskan tangan itu penuh dengan kekecewaan.

"Ya, maaf." Sinar matanya meredup dibalik bulu matanya yang lentik. Tangannya terasa semakin hampa dan hingga akhir Kimora menyadari hubungan mereka hanya berakhir semakin buruk.

Benar-benar percakapan singkat yang memuakkan hingga Kimora bergerak mundur dan Gio yang segera bergerak maju dengan perasaan kalut yang dirasakan masing-masing pihak.

Sial bagi Gio karena rasanya lebih menyesakkan setelah menemukan Kimora dirumahnya.

Ia yang awalnya berpikir Kimora telah meninggalkannya dan kabur bersama Axel atau mungkin sudah menggugurkan anaknya tapi dugaannya salah.

Gio bahkan memilih melarikan diri dari pada menghadapi kenyataan tepat setelah Axel muncul di depan istrinya.

Melihat Kimora yang bertahan di tempatnya meski memiliki kesempatan pergi dari sisinya membuat semuanya semakin menyesakkan.

Tapi pada akhirnya ia tetap merasa jauh lebih sesak saat dihantui perasaan bahwa istrinya akan kabur setiap saat hingga tanpa sadar ia yang selalu melarikan diri.

Gio bahkan sudah mempersiapkan diri mendengar kabar buruk yang sama seperti beberapa tahun yang lalu. Mungkin kali ini ia tidak akan sanggup menghadapinya jika kejadian itu kembali terulang.

Sementara disisi lain. Kimora merasakan kekalutan yang sama. Setelah satu bulan menunggu dan malah menerima sikap dingin dari orang yang tanpa sadar ia nantikan kepulangannya hanya membuatnya semakin kesakitan.

Sisi lain dalam dirinya menertawakan dirinya sendiri dan mengungkit soal pemikirannya yang dulu pernah meyakini hubungan keduanya tidak akan berhasil terbukti adanya.

Bahkan diamnya Gio jauh lebih buruk dari pada kata-kata kasar dan tajam yang selama ini pria itu layangkan padanya.

Pria itu jauh lebih tidak tersentuh dan dingin.

Sin of obsessionWhere stories live. Discover now