59 - No marriage

16.6K 1K 72
                                    

"Kak Kim." Lirih Amora terkejut. Jarinya refleks mengeratkan jas Gio di tubuhnya, gadis itu tampak kikuk dan malu.

Sementara Kimora masih berdiri diam, matanya terfokus pada penampilan Amora yang kacau. Bukan hanya Amora, Kimora juga terkejut, bedanya ia dengan cepat mengatur ekspresinya kembali tentang.

Kimora memang harus siap untuk hal ini. Melihat Amora dengan tampilan acak-acakan dan dengan jas pria yang tersampir di tubuhnya sudah menjelaskan semuanya tanpa perlu Kimora bertanya. Menampik semua rasa sentimentil yang menyentilnya, Kimora mempertahankan kepalanya dengan sikap tenangnya.

"Apa aku mengganggu?" Tanya Kimora tenang.

Wajah Amora memerah malu dan matanya berkaca-kaca ingin menangis. Gadis itu cepat-cepat menunduk dan berusaha menyingkir dengan segera.

"Amora, kau baik-baik saja. Aku bisa kembali jika memang kedatanganku mengganggu."

Niat baik Kimora nyatanya tidak ditanggapi Amora dengan baik. Gadis itu segera menepis tangan Kimora yang tadinya sempat bertengger di bahu gadis itu dan tanpa mengatakan apa pun, gadis itu langsung melarikan diri. Meninggalkan tanda tanya dan kecurigaan besar pada Kimora.

Baru saja Kimora mau menyusul Amora tangannya sudah digenggam dan ditahan.

"Kau mau menemuiku, bukan?"

Kimora terperanjat saat sadar Gio sudah berada satu jengkal dk belakangnya.

"Aku..." Kimora berusaha menarik tangannya. Mendadak perasaannya ragu dan Ia berubah pikiran.

"Kenapa? Berubah pikiran?" Tanya Gio seolah bisa membaca pikiran gadis itu.

Kimora melirik tangannya yang masih di genggam Gio, kemudian matanya beralih menatap Gio. Peka terhadap kode yang diberikan Kimora, cepat-cepat Gio melepaskan tangan Kimora.

"Masuklah." Suaranya terdengar memerintah dan dingin. Gio masuk lebih dulu sementara Kimora terus meyakinkan dirinya sejenak sebelum melangkah masuk.

Kimora masuk dan melihat Gio yang lebih dulu memilih duduk di sofa tamu. Gestur tangannya memberi arahan agar Kimora ikut duduk bersamanya.

Alis Gio terangkat sebelah, sedikit jengkel karena Kimora memilih duduk menyebranginya.

"Jadi apa yang membawamu kemari?"

Kimora merapikan duduknya dan menatap Gio dengan senyum formalnya. "Sebenarnya ini bukan sesuatu yang penting."

"Penting atau tidaknya, biar aku yang menilainya."

"Hanya masalah kecil."

"Kurasa kau tidak akan kemari hanya untuk masalah kecil."

Kimora memicingkan matanya. Sedikit jengkel dan curiga. "Apa kau sedang menjelaskan bahwa kau sudah tau maksud kedatanganku?"

"Apa kau sedang menuduhku?"

Kimora menggelengkan kepalanya. Sadar jika mereka mendebat hal yang tidak penting sama sekali. Mendadak Kimora jadi penasaran dengan apa yang terjadi pada Amora.

"Apa kau sedang bertengkar dengan kekasihmu?"

"Tidak, hanya sedikit perdebatan kecil ."

Kimora menganggukkan kepalanya seolah mengerti. "Ku pikir kau harus lebih lembut padanya." Nasihat Kimora tulus. "Kau bisa menyesal jika seseorang di luar sana ternyata bisa merawatnya jauh lebih baik darimu."

Oh, enteng sekali Kimora berucap, gadis itu bahkan tidak menyadari aura disekitarnya mulai menggelap.

"Kau bisa kehilangannya." Kimora mengakhiri ucapannya dengan tawa kecil yang canggung karena mendadak ia merasa merinding.

Sin of obsessionWhere stories live. Discover now