Bab 24

43 14 5
                                    

(Di telfon)

"halo mah, ada apa?"

"cepet pulang nak,"

"iya mah ini Senja udah mau otw ko, kenapa mah?"

"udah kamu pulang aja ya, nanti kamu tau ko,"

"lho mah? ada apa? jangan bikin Senja panik gini,"

"p-papah nak-"

"papah kenapa mah?"
"mah?"
"halo?"


Telfon pun mati secara tiba-tiba.
Jantung Senja pun berdetak kencang, mendengar suara mamahnya seperti sedang menangis, Senja pun langsung cepat-cepat untuk pulang.

Fajar yang melihat Senja seperti orang panik, ia pun langsung bertanya, "Nja Lo kenapa?" Tanya Fajar khawatir.

"gue harus pulang sekarang jar, perasaan gua ga enak," Kata Senja.

"yaudah gua anterin ya,"

"ga usah jar,"

"nja, gua cuma mau lo pulang dengan selamat," Kata Fajar sambil menarik tangan Senja dan menuju parkiran motor, "ayo Nja," Karena panik, Senja tidak ada pilihan lain, ia pun langsung naik ke motor Fajar dan pulang bersama Fajar.

Saat Senja sampai di rumahnya, ia pun binggung kenapa rumahnya sangat rame, tidak biasanya seperti ini.
"ko rumah gua rame banget ya?" Tanya Senja binggung, "takut..." Kata Senja ketakutan, "ayo, gua temenin nja," Kata Fajar.

Senja pun langsung masuk ke dalam rumahnya dan seketika langkah kakinya berhenti ketika melihat papahnya terbaring di tengah-tengah kumpulan orang banyak, "mah, papah kenapa?" Kata Senja panik, hati Senja pun gelisah, dan tiba-tiba air matanya jatuh ke pipi perlahan.

Bu Chilla tidak menjawab pertanyaan Senja satu kata pun, ia hanya bisa menangis sambil melihat suaminya yang terbaring tidak bernyawa.

"mah, jawab. PAPAH KENAPA MAH?!!" Tanya Senja yang meneteskan air mata.

Tangis Senja pun pecah di saat melihat papahnya terbaring tak berdaya, di tambah lagi melihat mamahnya yang nangis sesenggukan. Senja hanya bisa menangis sambil menatap papahnya, ia pun menampar pipinya sekuat tenaga se akan-akan ini hanyalah sebuah mimpi, tetapi ia harus sadar dan menerima bahwa ini beneran terjadi dan bukan mimpi.

Melihat Senja nangis sesenggukan seperti orang lemah, Fajar pun menghampirinya, tanpa basa-basi ia pun langsung memeluk Senja se erat mungkin dan membiarkan Senja menangis di pelukannya.
Ia sangat tahu sekali rasanya di tinggalkan seorang papah, air mata Fajar pun menetes perlahan, "Senja, lo kuat, jangan nangis ya, ada gua disini buat lo, gua ga bisa ngeliat lo nangis Nja," Kata Fajar yang juga menahan tangis.

Senja tidak menjawab sepatah kata pun, ia hanya meneruskan tangisannya.

Caroline dan Oliv yang melihat Senja nangis sesenggukan pun langsung menghampiri nya dan mengusap punggungnya, "Senja, yang sabar ya, gua tau ini berat buat lo, tapi lo tenang aja ya, lo masih punya kita, kita bakal nemenin lo sampai kapanpun," Kata Oliv yang tidak tega melihat sahabatnya menangis sesenggukan.

ASTROPHILE Where stories live. Discover now