Bab 6

105 47 8
                                    

Keesokan harinya di sekolah.

"Eh, nanti pulang sekolah mau jalan-jalan ga?" Ajak Caroline yang sedang duduk di meja kantin. "boleh." Kata Senja sambil memakan nasi goreng nya.
"Mau kemana emang?" Tanya Oliv.
"Gue ada tempat bagus, tapi kali ini bukan mall. Tempatnya tuh kea di alam." Ucap Caroline.
"Yaudah, gua bilang dulu ke Alister. Biar dia ga nungguin gue, nanti." Ucap Senja.

"Hi babe." Ucap Alister sambil menepuk punggung Senja.  "Kebetulan banget. Oh iya Al, nanti aku sama temen-temen aku mau hengout, jadi kita ga bisa pulang bareng. Gapapa kan?" Tanya Senja. "Tentu saja boleh sayang, selagi bisa bikin kamu seneng." Ucap Alister tersenyum.

Waktu pulang pun tiba.
"Ayo gais." Ajak Caroline yang sedang ada di dalam mobilnya.
Senja dan Oliv pun masuk ke dalam mobil Caroline. Ketika di perjalanan.
Senja awalnya ingin menceritakan kejadian kemarin kepada  teman-temannya, tetapi ia berfikir bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk menceritakan itu.
Tak lama kemudian, mereka pun sampai.
"Sudah sampai, ini tempatnya. Gimana, bagus ga?" Tanya Caroline sambil melihat pemandangan yang ada di sana.
"OMG, baguss bangett!!!" Kata Oliv. "Lo tau tempat ini dari mana?" Tanya Senja penasaran. "Dulu kecil gua sering kesini, sama keluarga gua." Kata Caroline.

Mereka pun tengah asik bermain di bukit-bukit kecil yang ada disana.

(di markas Wolves beatless)

"Buset, tumben amat lu kesini jam segini." Ucap Cakra heran. "Biasanya juga jalan sama cewenya." Sambung Steven.
"Cewe gua lagi hengout sama temen-temennya." Kata Alister sambil membuka jaketnya.
"Cewe yang mana ni?" Ucap Aksa tertawa.
"Senja lah." Kata Alister.
"Eh, kirain hahahah." Ucap Aksa.
"Pasti sama calon pacar gua juga disana." Ucap Gerry.
"Yeu, ngayal doang, nembak kaga." Ucap Aksa sambil tertawa. Di sambung dengan yang lainnya pun ikut tertawa.
"Makanya, kalau suka sama cewe tuh tembak, jangan diem doang. Di ambil cowo lain mampus lu." Kata Cakra meledek. "Mati dong." Ucap Gerry. "Ga gitu bro." Kata Steven sambil menepuk pundak Gerry.

Gerry memang sangat menyukai Caroline. Selain baik, Caroline juga pintar.

"Oh iya, gimana sa? lo udah cari tau tentang ketua Bruiser?" Tanya Cakra.
"Belum, tapi gua denger denger sih katanya dia beda sekolah sama kita." Ucap Aksa.
"Tumben ni markas sepi, pada kemana?" Tanya Alister kebingungan. "Biasalah, lagi pada jalan sama cewenya." Kata Steven. "Au tuh, bucin mulu kerjaannya." Ucap Gerry.
"Sirik aja lu, bilang aja lu ga punya cewe." Ucap Aksa tertawa.

"Enak enak banget makanannya." Kata Oliv.
"Iya dong, siapa dulu yang recommended." Kata Caroline sambil memainkan alis nya. "Gua harus kesini lagi sih, enak tempatnya." Ucap Senja.

Setelah selesai makan, Mereka pun memutuskan untuk pulang kerumah masing masing.

Sampai di rumah, Senja langsung mengabari Alister, bahwa ia sudah di rumah. Tetapi Alister WhatsApp nya ceklis 1, tidak biasanya Alister seperti itu. Mungkin saja lagi tidur.

Beberapa hari kemudian.

Alister yang tengah asik balapan motor bersama teman temannya. Maka dari itu ia tidak membalas chatnya Senja.

Hingga waktu tengah malam tiba. Biasanya jam segini, mereka sedang sleep call. Tetapi ketika Senja menelfon Alister berkali kali, tetap saja tidak di angkat. Tentu saja itu membuat Senja khawatir.

"Alister kemana ya, ga biasanya dia kea gini." Kata Senja sambil membuka tutup aplikasi WhatsApp nya.

ASTROPHILE Where stories live. Discover now