32

20.4K 743 1
                                    

HAPPY READING

••••


Devan menatap layar handphone nya yang mati, sengaja ia merahasiakan ini dari caca termasuk mama nya, dia ingin memberikan hadiah istimewa tepat di hari ulang tahun anak nya.

Karna menurut caca hal istimewa hanya dara.

Dara dari tadi memperhatikan devan di balik pintu.
Ia melihat interaksi devan ketika vidio coll dengan caca, ingin rasanya dia bergabung dan menanyakan kabar gadis itu.

tapi dia urungkan ketika mendengar devan membohongi anak nya kalau dia masih ada urusan tidak mengatakan kalau sekarang dia berada di rumahnya.

"Ngapain lo di sini ra?" Tanya alvian ketika melihat dara mengintip seperti maling.

"Astagfirullah,, ish lo ngagetin banget si" dara memukul pundak alvian kencang.

"Awss ra jangan kdpk dong" ucap alvian menghindar dari pukulan maut dara

"Apaan kdpk?!!" Tanya dara nyolot.

"KEKERRASAN DALAM PERKAWANAN" tekan alvian menjelaskan dengan bangga.

"Gk jelas lo!" Dara mencibir.

"Kita kan sekarang temen" alvian menaikkan alis nya.

"Siapa yang bilang!" Dara melotot tajam

"Lo lah yakali bambang" ujar alvian santai.

"Gak ada ya gue bilang gitu!"

"Ada coba deh inget-inget pas di depan tv tadi" alvian bersedekap dada menyandarkan tubuh nya di tembak.

Dara nampak berpikir, kapan dia ngomong gitu? Emang ada ya? Kok dia gk ngerasa.

Ah iya!! Dia ingat sekarang pasti itu.

"Gue cuma ngomong gk usah panggil nona, panggil gue dara aja gr banget lo!"

"Itu udah gue anggap lo nerima gue sebagai teman!"

"Gk ya, gak ada gitu!"

"Ada, ayo resmikan kita berteman" alvian mengulurkan tangan nya.

Dara memandang tangan alvian lalu menatap tajam alvian yang menampilkan muka tengil nya, sunggu rasanya dara ingin mencakar muka tampan itu. Tampan? Ya dara akui alvian pria tampan yang dia temui setelah devan, hhh jangan sampai pria itu tau dia memuji nya bisa-bisa besar kepala.

"Ehem"

Dara dan alvian langsung menoleh menatap pria di samping mereka yang kini menatap mereka tajam.

"Ngapain kalian berdebat di depan pintu?!" Tanya devan tegas.

"Suka-suka gue lah, rumah-rumah gue" dara memandang devan sekilas.

"Dia dari tadi ngintip lo van, pasti dia nguping!" Tuduh alvian dan sial nya itu benar.

"M-mana ada g-gak gitu ya!" Dara melotot kan matanya menatap tajam alvian yang berani-beraninya membongkar aib.

"Gue liat kok" devan berlalu meninggal kan mereka.

"Kalau mau gabung duduk sama aku aja gpp kok gk usah ragu sama calon pacar" ucap devan berbalik badan melihat dara yang kini terdiam.

Deg

Ah sial jantung dara kumat lagi, bisa-bisanya dia baper dengan kata-kata sepele itu pasti hanya bohongan, ya bohongan mana mungkin seorang devan yang terhormat dengan tulus mengatakan itu pada dirinya.

"Sumpah malu banget gueee mana ketahuan ngintip lagi" batin dara memejam kan mata nya.

"Hhhh malu ya malu ya, ya malu lah masa nggak" devan pergi menyusul devan sambil tertawa meninggalkan dara yang mungkin sudah ingin menerkam nya lagi.

MAS DUDA [END]Where stories live. Discover now