beneran 39.

3.1K 437 52
                                    






..

Elon menyuapi Mora dengan telaten, sedangkan Mora menerima suapan dengan senang hati, sembari menatap Elon dengan senyum lebarnya.

"Ade punya teman di sini Papa." Mora berucap dengan antusias, membuat menganggukkan kepalanya, suapan terakhir tetap di terima.

Elon menaruh mangkuk bekas makan Mora-nya, dan mendekat ke arah si Anak kecil.

"Papa naik mau?" Elon mengangguk, Ia duduk di ranjang Mora, bersebelahan dengan Anak itu.

"Terus katanya Ade harus sering main kesini, biar bisa ketemu teman baru." Tambahnya.

Elon mengangkat tubuh ringan Mora, dan mendudukkannya di atas pahanya, "Ade- punya teman berapa emang di sini?"

"Banyak Papa ... ada kecil Anak .. ada Bapak-Bapak juga ... tapi teman sejati Mora tetap Bambang."

Suara Mora tak naik setitik pun dalam intonasi nadanya.

"Papa mau ikut Mora main di sini?" Mora bertanya, memainkan jemari yang menunjukkan peredaran darah yang menonjol.

"Pasti dong, Papa kan-" Elon tak mampu melanjutkan ucapannya, nafasnya bahkan sulit di atur.

"Kenapa ... Papa juga punya teman di sini?" Mora hendak menolah ke pada Elon, sayangnya Pria dewasa itu segera menelungkupkan kepalananya di bahu sempit Mora.

"Papa kenapa?" Ia memiringkan kepala, ingin mengintip apa yang sedang di lakukan sang Papa.

"Papa sayang Ade." Si Anak mengangkat kedua alisnya, tapi beberapa detik kemudian, Anak itu bertepuk tangan.

"Ade juga sayang Papa!"

"Ade mau pulang Papa." suara Mora terdengar lemah, selalu membuat Elon waspada.

"Emang kenapa? di sini ngga suka?" Kaki elon melipat, membuat Mora duduk di tengah kedua kakinya.

Mora memainkan jarinya. "Ade mau main sama Anak buah ... Ade juga mau main sama Kak Ael." Ucapan itu terdengar membingungkan, Ael? Ael siapa?

"Yaudah, nanti Papa bilang Pak Dokter buat sembuhin Ade lebih cepet, jadi Ade bisa pulang cepet juga."

Mora menolehkan kepalanya ke belakang.

"Dokter punya kekuatan super ya Pa?" Elon mengangguk, Ia hanya ingin kebahagian datang pada keluarganya.

Why's Belamour, gettin on my nerves?

..

Alois mengusak rambutnya kasar, rasanya Ia ingin pergi dan memeluk Mora saat ini juga, tapi teman-temannya bahkan tak ada yang mau menyingkir dari hadapannya.

"Awas anjing!"

Romi menggeleng. "sorry Bro, Bapak Lo minta langsung ke Gue, katanya ga bolehin Lo bolos lagi." Alois mendorong-dorong tubuh temannya, yang sayangnya sama kuatnya dengan dirinya.

"Gue cuma mau jenguk Mora sebentar!" Erangan bahkan keluar dari mulutnya, "Vik! Tolongin Gue-"

"Nope! Lo udah bolos kemaren." Alois mendudukkan tubuhnya, "tapi mau ketemu Mora." lirihnya.

Unfolding [End]Where stories live. Discover now