35.

3.2K 427 41
                                    





..




"Kakakmu kan banyak, ngapain minta sama aku?" Eric tak mau menatap Mota yang kini hanya terduduk lesu.

Semuanya terjadi karna Elon yang membicarakan tentang Alois dan Azrael di depan Eric, tentu saja sebagai Kakak yang sangat menyayanginya, Eric cemburu bahwa ternyata ada Orang lain yang mengaku sebagai Kakak Moranya.

"haish! Kaka ... plis." mohon Mora, Ia hanya ingin di temani ke aquarium bawah laut, karna bagaimanapun Elon, Bara dan Sora tidak ada di rumah sama sekali.

Eric melirik Anak itu, sejujurnya Ia cemburu karna ternyata ada Orang lain yang bisa memeluk Adik tersayangnya ini, padahal harusnya kan hanya Dia dan Papa serta kedua adiknya.

"Yaudah ayo, sana ganti baju." ucap Eric, lalu bangkit meninggalkan Mora yang kini wajahnya berseri bahagia.

..


Eric tak bisa tak ikut tersenyum saat Mora yang ada di sampingnya tertawa senang. Anak itu bahkan hanya berinteraksi sedikit lebih dekat dengan hewan laut itu, namun wajah cerianya bertahan sampai bermenit-menit berlalu.

"Tapi kalo gue jadiin mereka anak buah mana bisa, mereka aja idupnya nyedot air begitu." batinnya kesal.

"Adek masih lama? masih mau muter-muter?" Mora berfikir sejenak, Ia lelah dan kakinya pegal setelah begitu lama mengelilingi aliran air ini.

"ngga- mau pulang aja." kata Mora, Ia membalikkan tubuhnya, tapi tanpa sengaja Ia menemukan perempuan yang waktu itu pernah menjegalnya hingga terjatuh saat test kenaikan kelasnya berlangsung.

Senyum terbit dari belah bibirnya, Mora akhirnya memutuskan untuj berjalan menghampiri mereka.

"Oh- hallo?" sapa Mora, memberikan senyum kecilnya pada satu laki-laki di sebelah perempuan yang ternyata Noam.

"Jadi bener kalo dia sodaranya." batin Mora paham.

"Gajinya cukup ya buat jalan-jalan ke sini." kata Mora dengan sedikit kekehan menghinanya, dengan respon Meli yang menatapnya tajam.

"Jaga mulut lo anjing!" Teriaknya, membuat atensi dari beberapa Orang jatuh pada nya.

"Upsie~ emang gue salah?" Amour terkekeh, Meli segera maju dan menerjang Amour hingga anak itu hampir saja jatuh.

Untung saja reflek Eric yang baru saja sampai segera mendorong perempuan itu.

"Jangan berani kamu macem-macem sama Adik saya." tekan Eric, perbedaan tinggi itu jelas saja membuat Meli mendongak, terpesona dengan ketampanan Eric.

Eric mengalihkan pandangannya pada remaja laki-laki yang Ia kenal sebagai mantan penjaga khusus Mora.

"Pantes aja Adik saya selalu ngeluh, ternyata begini kelakuan kamu?" Sinis Eric, matanya memindai penampilan kedua pasang manusia itu, dari atas ke bawah, dari bawah ke atas.

"Saya bisa aja tuntut kamu atas kelalaian dalam menjalankan pekerjaan, dan membuat adik saya dalam bahaya. Bahkan di saat kamu udah di pecat, dan di usir secara perdana oleh Adik Saya." Eric memeluk Amour, pikirnya- Adiknya itu ketakutan.

"Tapi terimakasih karna sudah muncul di depan saya atas perlakuan kalian berdua- jika tidak mungkin saya akan tetap tak tahu alasan mengapa Adik saya memecat Orang yang di terima bekerja di tempat saya, hanya karna kasihan." Eric melengos, meninggalkan kedua Orang itu dalam keadaan Mora yang ada di gendongannya.

Bahu Amour bergetar, Eric yang merasakannya tentu saja khawatir, apa adiknya menangis?

Tentu saja tidak- Amour tengah menahan tawanya untuk tidak keluar karna melihat kedua manusia itu di landa rasa malu di khalayak ramai.

Unfolding [End]Where stories live. Discover now