32.

3.4K 513 39
                                    




..


"Jadi.. maksud lo, sejak awal Amour udah tau?" Tatapan Meli menyerangnya tak percaya, lalu setelah sekian lama, Meli mengalihkan pandangan darinya dan menggaruk tengkuknya canggung.

"Gue salah tebak karakter Mora.." kata Noam.

"gue.. gue ngga tau kalo berurusan sama dia bisa sesusah ini.." lirih Meli, Ia menggigiti kukunya gugup, "I mean! Kalo yang di novel kan Mora ini ngga separah ini.."

Meli dengan pancaran mata yang ketakutan menatap Noam, "kira-kira dia bakal bales kita ngga Kak?" Meli bangkit dari duduknya secara cepat dan membuat Noam terkejut bukan main.

"Alois-"

Noam menggeleng mendengar ucapan Meli, "Alois ada di sisi Mora, lo tau itu kan!"

"Iya tapi kenapa bisa?!" Teriak Meli, wajahnya memerah menandakan betapa marahnya Ia.

"Apa.. apa karna kedatangan kita di novel ini kak? Iya kan? Dan akhirnya cerita berubah.. dan berimbas ke pemeran utama!" Noam terdiam, Ia tak tahu akan hal ini dengan pasti.

"Alif! Iya bener! Alif sama Aulia pasti bisa bantu kita!" Tidak ada yang bisa di andalkan dari perempuan yang sedang ketakutan, begitu pula dengan Meli, Ia panik dan tak tahu harus apa.

Sebagaimana ingatannya tertuju Pada bonus chapter yang Ayahnya perbarui sebelum Ia masuk ke dunia ini, merutuki dirinya sendiri mengapa bisa lupa akan hal sepenting ini.

Meli sekarang sadar, dia tidak ada apa-apanya di banding Belamour, Villain yang lebih kejam dari pendahulunya.

"Meli diem!" Kira-kira begitulah teriakan semrawut yang keluar dari mulut Noam, kalau Adiknya panik, Ia mungkin akan ikut panik dan semuanya bisa hancur dalam sekejap.

"Noam.." suara Meli kembali bergetar dan ini akan lebih parah mungkin saja.

"gi-gimana gue bisa lupa kalo Mora ini-" mulutnya di bungkam, Noam menatap tajam Meli karna Ia yakin, keputusan Adiknya itu tidak akan ada akhir yang baik.

"Alif! Alif sama Aulia pasti mau bantu Kak!"  Sudah- tinggalkan saja dua manusia panik itu, kita beralih ke Mora yang sekarang tengah menatap malas Elon.

"Tapi Ade ngga apa? Kan?" Pertanyaan berulang itu membuat Mora ingin meledak, tapi Ia juga tidak mau jadi Ia hanya mengangguk.

Sora kini maju, duduk di sebelahnya bersamaan dengan Bara, "gimana ceritanya bisa begitu?" Tanya Bara, Ia mengamati wajah Adiknya yang sangat malas itu.

"Ya gitu aja, apa lagi, udah dong ah! Cape Mora ngomong ini!" Pekiknya, Tentu saja itu mengejutkan anggota kaluarganya, begitu juga dengan penjaga yang ada di luar rumahnya.

Mora bangkit dan menghentakkan kakinya berjalanm meninggalkan semua orang yang termenung, dan pasrah jika bocah itu jengkel pada mereka.

Sedangkan Mora yang berjalan meninggalkan mereka itu pun kepalanya sibuk di isi dengan kebingungan, mengapa kepalanya pusing sekali? Apa yang menyerangnya?.

Dan sayang seribu sayang..

Bam

Mora terjatuh dari anak tangga ke tiga ke lantai dasar, Elon mengalihkan pandangannya, "Adeeeek!!!!" Teriak mereka kompak.

Unfolding [End]Where stories live. Discover now