12. cina baik hati

11.1K 1.1K 61
                                    





..





"Papa." Elon yang tengah memasukkan gulungan bakmi di garpunya ke dalam mulut, mengangkat alisnya ia menatap Mora.

"Mora mau ngomong." Elon mengangguk, mempersilahkan Mora untuk berbicara. Dan Mora akhirnya berdiri dari acara duduknya.

Anak itu meraih tas gendong di bawah kakinya, lalu membuka resleting tas.

"Mora mau bawa Bambang sama Anjing ... tadi mau ikut katanya." tunjuknya pada tupperware kotak di genggamannya.

Kunyahan dalam mulut Elon berhenti, begitu pula dengan Sora yang masih duduk menghabiskan kopi paginya, anak itu belum juga berangkat kuliah.

"Dek ... katak mana ada bisa ngomong" jawab Sora menimbrung.

Perempuan itu menatap jijik katak yang ada di dal tupperware genggaman Mora, batinnya miris, dua katak itu tepar, terlihat susah meraih oksigen.

"Adek ... itu Kataknya ngga bisa nafas." Mora benar-benar mengecek tupperware kotak itu dengan seksama.

Lalu berbisik. "Anjing? Bambang? Kalian habis mabok ya? Kok tepar." Tanya Mora beruntun.

Kotak itu di goyangkan hingga membuat si bambang dan Anjing terombang-ambing tak mampu menanggung nasib yang begitu buruk.

"Bambang jangan mati dulu ya ... kita harus sekolah dulu biar pinter. Mohon kerja samanya ya brader."

Elon menutup matanya, dan Sora mendatarkan garis bibirnya, sebenarnya mereka sudah mulai tertekan akan kerandoman Mora.

Sora benar-benar berada di puncak rasa penyesalan memberikan Katak pada Anak itu.

..


"Woah!" Mora di kejutkan dengan cengkraman yang tiba-tiba berada di pergelangan tangannya, saat ia berbalik.

Alois tengah menatapnya tajam, Mora belum melaksanakan rencananya, tapi mengapa Alois sudah terlihat marah.

"Ap- huh?" Rengkuhan hangat ia terima, membuat Mora tertegun, sebenarnya Alois ini kenapa?

"Kamu seminggu ngga masuk ngapain aja hah?!" Pertanyaan yang di lontarkan itu bernada menuntut.

Membuatnya mau tak mau menatap Alois tepat di matanya, kantung mata itu menggelap. Mora tanpa sadar mengangkat jarinya, mengusap bagian bawah mata Alois dengan ibu jarinya secara lembut.

"Amora ... Kakak tanya." Mora menjauhkan jarinya dari wajah Alois,

"Dari rumah lah ... di mana lagi." jawab Mora.

Alois mengernyit, "kamu pikir Kakak ngga ngecek ke sana?"

"Lah? Emang engga kan?" Alois mendekatkan kepalanya pada tubuh yang lebih rendah darinya.

"Jawab yang bener Mora." tekan Alois, Mora mengernyit bingung, tak ayal tetap menjawabnya dengan serius juga.

"rumah mana? ... rumah Mora kan ada 2." Alois terdiam, mencari-cari apapun dari pantulah netra Mora, takut-takut anak ini berbohong padanya.

"Dimana?"

Mora menggeleng, lantas melepas pegangan pada bahunya dari tangan Alois.

Unfolding [End]Where stories live. Discover now