Pencet "bintang" dibawah jika kamu menyukai ceritaku.
Tulis "comment" dibawah jika kamu ingin tau kelanjutan ceritaku.
Pencet "follow" di profilku jika kamu ingin mengetahui kapan aku meneruskan ceritaku.
────────
Bandung, 01 Januari 2017
"KYA!! NGAPAIN SIH DUGONG!" jerit keras seorang gadis yang tengah memakai masker di wajahnya, namun seketika retak semuanya karena kedatangan saudaranya.
"Halo zenglot, hou are yu tudai?" dengan tak berdosanya, remaja laki-laki yang baru naik ke kelas 2 SMP ini duduk di samping ranjang si gadis.
"Zico, i'm not ZENGLOT!. Sudah berapa ribu aku bilang gitu ke kamu!!" Malang tak bernasib, kesal pun menjadi. Si gadis mengabaikan maskernya yang retak lalu berlari ke arah laki-laki yang diketahui bernama Zico tersebut.
BLAK !
GELP !
DUBRAK !!
Tendangan, pukulan, dan tinjuan pun sudah dilayangkan si gadis pada saudara brengseknya tersebut.
Namun. . .
"ASTAGA!!! ZICO! ZEA!!! APA-APAAN INI!!!!"
Hancur sudah gendang telinga si kembar tidak identik ini jika dihadapkan dengan suara dari sang penguasa rumah. Zico dan Zea pun segera merapikan barang-barang yang tadinya berserakan ke tempatnya semula.
Vinara menghela nafasnya kesal melihat duo A ini jika bersatu bukannya hasilnya LEBIH BAIK malah makin BRUTAL. Entah keturunan siapa mereka ini, Vinara merasa dia tidak pernah ngidam aneh-aneh ketika waktu hamil.
"Zico duluan yang ganggu Zea bua" sungut gadis tersebut sembari memainkan jari-jarinya.
"Idih, orang cuma nyapa doang. Situ aja yang sewot pake nabok segala"
"KAMU YANG GAK SALAM!"
"APAAN UDAH KOK!"
"INTINYA KAMU YANG SALAH!!"
"SANTE MBAK E GAK US-"
"Sudah selesai bicaranya anak-anakku?" Vinara menekankan kata tiap kata yang dia lontarkan. Menatap tajam kepada anak kembarnya yang sedari tadi tak berhenti saling menyalahkan. "Lakukan seperti biasa, bunda mau lihat sekarang!" lanjut Vinara berkacak pinggang melihat anak-anaknya yang menunduk ketakutan.
"Stt Zea kamu duluan" bisik Zico melirik kecil ke arah Zea.
Menghela nafas pasrah, Zea pun menghampiri Zico dan langsung memeluknya erat. Menepuk punggungnya dan mengusapnya pelan.
"M.A.T.I" bisik Zea penuh penekanan di samping telinga kanan Zico.
Vinara yang melihatnya pun tersenyum lega, dia menyukai sifat si kembar yang tidak gampang rewel jika sudah bertengkar. Mereka lebih sering mengalah dengan cara berpelukan satu sama lain dan akhirnya akan berteman kembali.
"Baiklah. Zico kamu sudah besar, harusnya kamu tadi mengetuk pintu kamar Zea sebelum masuk. Bunda dan Papa bahkan sudah mengajarkan hal tersebut bukan? Lalu Zea, kamu sebagai perempuan tolong perhatikan kondisi kamarmu. Lihat banyak sampah dimana-mana, bahkan sampah plastik pem*alut pun juga ada di meja riasmu. Kalian sudah mencapai usia remaja, tolong saling mengerti antar saudara. Bunda mohon, kalian jangan seperti tadi. Bisa?"
"Iya bun, dimengerti bisa." Ucap Zico sembari memeluk Zea dan mengelus punggungnya perlahan. Vinara yang melihatnya pun terkekeh melihat punggung Zea yang bergetar. Begitulah Zea, suka menangis jika menyangkut kebersihannya sendiri.
Vinara mengkode lewat matanya jika Zico setidaknya harus tidur dengan Zea malam ini. Agar Zea sedikit tenang. Zico yang mengerti pun hanya bisa menganggukkan kepalanya dan menatap kearah pintu kamar Zea yang ditutup Bundanya.
"Hei, aku sudah menepati permintaanmu. Jadi sekarang kamu harus menepati permintaanku." Zico melepas paksa pelukan Zea dan menatap tajam gadis kecil tersebut yang terus menerus menangis dan menunduk.
"Anzea, angkat kepalamu!" Desis Zico berang karena melihat kelakuan Zea.
Beberapa detik Zea tetap menunduk sembari menahan isak tangisnya. Dan Zico bukanlah salah satu manusia yang mempunyai stok kesabaran sebanyak buih di lautan. Mencengkram dagu Zea kuat dan memaksanya mendongakkan kepala agar bisa saling bertatapan. Zico melihatnya, mata yang indah.
Zico tersenyum, yang menurut semua orang senyum tersebut adalah yang paling menawan namun tidak untuk Zea, senyum itu mendatangkan petaka.
"Let's play with me, darling"
Percayalah Zea tidak menangis karena ucapan bundanya, tapi karena hukuman yang akan dia terima karena tindakannya. Tindakan yang telah direncanakan dengan detail dan terlihat natural bagi siapapun yang melihatnya.
DU LIEST GERADE
DOUBLE A+
Jugendliteratur[ Utamakan Follow Dulu Sebelum Membaca ] - vote dan comment juga tambahkan agar bisa menjadi pemanis cerita - Tiap malam, sosok tersebut selalu ke kamarku. Alasan yang dipakainya adalah dia ingin mengingat masa kecilnya yang selalu tidur berdua bers...
