"Daniel ada di bekas Markas Jupiter, aku harus kesana." ucap Alkana memakai jaket Xanderoz.

"Kamu tau dari mana?"

"River." jawab Alkana mendekat pada gadis itu dan mengecup bibir favoritnya.

"Tetap di rumah, jangan kemana-mana!" tegas Alkana.

"Hati-hati, jangan sampai luka." ucap Liona mengelus rahang itu. Alkana mengangguk lalu mencium kepala gadis itu.

Alkana langsung keluar kamar dengan langkah cepat, Florin yang melihat itu langsung bertanya-tanya begitu juga dengan Teresa.

"Ada apa?" tanya Teresa.

"Daniel ketemu Ma, Alka sama teman-teman ke sana sekarang, termasuk River." ucap Alkana melirik Florin sejenak.

"Papa akan hubungi polisi." celetuk Hayden tiba-tiba datang. Arseno mengangguk setuju, Daniel buronan Polisi, sudah seharusnya mereka tau.

Alkana mengangguk, "Hati-hati Alka, Daniel punya pistol." ucap Hayden membuat Liona menahan nafas, hampir saja dia melupakan fakta itu. Liona menatap takut pada Alkana.

"Semua bakal baik-baik aja." Alkana mencoba menenangkan gadis itu.

"Alka pergi sekarang, waktu kita gak banyak." ucapnya berlari ke luar rumah.

"Ma..." lirih Liona, ketakutan menguasai kepalanya.

"Mama juga takut Liona." lirih Teresa.

******

River menatap bangunan luas di depannya, di sana sudah sangat ramai. Sepertinya semua anak-anak Xanderoz benar-benar berkumpul. Melihat kedatangan motor asing ke sarang mereka, Xanderoz langsung menatap tajam pada pengemudi motor, apalagi saat River membuka helmnya dan berjalan mendekat, beberapa anggota berniat penyerangnya.

"Tahan! Dia bukan bagian Jupiter lagi!" tegas Kenzo.

Bisma menatap anggota inti mereka, "Bisa aja dia cuma pura-pura dan jebak kita!"

"Gue gak bohong, makanya gue datang ke sini!" ucap River. Langit menatapnya tajam, "Cih bilang aja lo cari muka ke Alkana biar di kasih izin deketin adiknya!" sarkas Langit membuat River mendekat.

"Ini gak ada hubungannya sama Florin!" tegas River, Langit langsung membuang muka, mana bisa terima dirinya jika gadis pujaannya bersama lelaki modelan River.

"Bilang aja lo cemburu!" bisik Bintang membuat Langit mendelik tajam.

Tiba-tiba Alkana menghampiri mereka, lelaki itu membuka helmnya tanpa turun dari motor barunya, "Kita berangkat sekarang, polisi juga otw ke sana. Seperti biasanya, kalau terjadi serangan nanti, usahakan jangan ada yang terluka, dan kerja sama dengan rekan masing-masing! PAHAM?!" teriak Alkana.

"PAHAM BOS!" serempak mereka, River menatap kagum pada geng mereka, begitu kompak, dan saling mendukung, pantas saja gengnya selalu kalah.

"XANDEROZ!!!!" teriak Alkana.

"WE ARE THE FAMILY!!" jawab mereka serempak lalu menuju motor masing-masing. River mendekati motornya yang berada di samping Alkana.

ALKANA [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora